The Alchemists: Cinta Abadi

Memandang Matahari Terbenam



Memandang Matahari Terbenam

0"Apakah kau lapar?" Mischa bertanya pada Vega. Gadis itu menggelengkan kepalanya.     

"Tidak juga. Apakah kau lapar?" dia balik bertanya. Mischa juga menggelengkan kepalanya.     

"Tidak, tapi aku khawatir kau lapar," jawabnya. "Bagaimana pendapatmu kalau kita jalan-jalan ke pantai? Sebentar lagi matahari terbenam."     

"Aku suka itu." Wajah Vega berseri-seri dengan kebahagiaan.     

Ahh, menyaksikan matahari terbenam bersama Mischa pasti akan terasa sangat romantis.     

"Kita juga masih perlu membeli beberapa pakaian," Mischa mengingatkannya. "Kapan kau ingin pergi berbelanja?"     

Ia telah membuang sebagian besar pakaiannya yang tampak formal ketika ia bergabung dengan Vega dan Altair untuk berlayar.     

Toh, ia tidak akan membutuhkannya lagi karena ia telah mengambil cuti tanpa batas dan mungkin tidak akan pernah kembali ke kantor.     

Pakaian liburan yang dia beli bersama Vega sekarang kotor dan mereka harus membuangnya dan membeli yang baru, atau mencucinya.     

Mereka telah membahas tentang berbelanja lebih banyak pakaian setelah mereka meninggalkan Monaco. Tentunya Nice adalah tempat yang bagus untuk melakukannya, kan?     

"Ah, kau benar. Mungkin kita bisa belanja pakaian besok? Setelah matahari terbenam hari ini, aku hanya ingin bersantai, makan enak dan menikmati malam dengan segelas atau dua gelas wine," kata Vega. "Bagaimana menurutmu?"     

"Menurutku itu rencana yang bagus," jawab Mischa sambil tersenyum.      

"Oke, ayo pergi," kata Vega bersemangat. Ia lalu turun dari tempat tidur dan memakai sandalnya. Gadis itu tampak sangat bahagia dan rileks. Mischa mengeluarkan sandal pantai dari tasnya dan memakainya juga.     

Kini, mereka siap berangkat ke pantai.     

"Kita bisa membawa minuman," Mischa menyarankan. "Bagaimana kalau kita membawa sebotol wine untuk dinikmati sambil memandang matahari terbenam?"     

"Ya, ya .. itu akan bagus!" Vega sangat senang mendengarnya. Ia lalu pergi ke dapur dan mengeluarkan sebotol red wine dan dua cangkir kertas. Ia meletakkannya di dalam keranjang anyaman yang tergantung di dinding dan tersenyum lebar.     

Ahh .. ini memang akan menjadi matahari terbenam yang sangat romantis, pikirnya dalam hati.     

"Berikan aku keranjangnya. Biar aku yang membawanya." Mischa mengulurkan tangannya untuk mengambil keranjang dari Vega. Gadis itu memberikannya dengan sukarela.     

Mischa membawa keranjang di tangan kirinya dan, dengan tangan kanannya, dia menggenggam tangan Vega saat mereka berjalan bersama.     

Vega keluar dari suite mereka diikuti oleh Mischa yang mengunci pintu di belakangnya. Kemudian, mereka berjalan bergandengan tangan untuk melihat matahari terbenam. Beberapa tamu resor yang melihat mereka lewat kebanyakan menoleh unntuk untuk mengagumi keduanya.     

Pasangan ini sangat rupawan, pikir mereka.      

Saat itu musim panas, jadi Mischa mengenakan celana pendek abu-abu kasual dan kemeja putih tipis. Vega mengenakan gaun merah muda pendek yang memamerkan kaki rampingnya yang panjang. Mereka berdua terlihat sangat santai dan riang.     

Pantai hanya berjarak 100 meter dari suite mereka dan segera, kaki mereka telah menyentuh pasir halus berwarna abu-abu yang lembut di telapak kaki  mereka. Mischa dan Vega saling pandang.     

Ah ... laut sudah ada di depan mereka, dan matahari perlahan terbenam di depan mereka. Jika mereka duduk di sini, mereka dapat menikmati pemandangan dengan nyaman. Agak jauh di lautan, mereka bisa melihat beberapa kapal pesiar yang sedang berlayar.     

Itu adalah musim panas yang tenang. Semuanya tampak cantik, dan bahkan angin sepoi-sepoi terasa hangat di kulit mereka.     

"Mau duduk di sini?" Mischa bertanya kepada Vega.     

Gadis itu mengangguk dengan penuh semangat. Ia melepas sandalnya dan duduk di atasnya di atas pasir. Mischa melakukan hal yang sama. Dia meletakkan keranjang di depan mereka dan mengeluarkan botol wine, dengan cangkir kertas.     

Vega ingat kencan tidak resmi pertama mereka di Champ De Mars, Paris, minggu lalu ketika mereka mengunjungi Menara Eiffel atas permintaan Vega. Ia membeli sebotol wine dan sandwich dari pedagang asongan.     

Mereka juga menyaksikan matahari terbenam di sana sambil menikmati anggur. Oh, rasanya sangat indah. Mereka mengobrol tentang hal-hal apa saja dan menghabiskan malam seperti banyak pasangan kekasih di sekitar mereka.     

Sekarang, hanya ada mereka berdua. Orang lain di pantai itu berada cukup jauh dari mereka, jadi rasanya mereka seolah mendapat tempat pribadi kecil yang bagus untuk diri mereka sendiri.     

Ahh .. ini terasa seperti kencan sungguhan, pikir Vega.     

Haruskah ia menyebut ini kencan? Ia ingat Mischa pernah mengatakan ia akan pergi kencan sebanyak yang Vega inginkan, dimanapun di dunia.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Mischa bertanya kepada Vega sambil tertawa kecil. Ketika ia memberi Vega satu cangkir kertas berisi wine, ia bisa melihat senyum gadis itu yang tampak malu-malu.     

Apa yang sedang dipikirkannya di kepalanya cantik itu, Mischa bertanya-tanya.     

Vega menunduk. Dia malu, ketahuan melamun tentang hubungan mereka dan lebih banyak kencan mereka yang akan datang.     

"Uhmm ... aku sedang berpikir jika aku harus ..." dia terkikik. "menganggap ini ... kencan sungguhan pertama kita."     

"Mengapa?" Mischa bertanya padanya. Vega menggelengkan kepalanya dan berpura-pura tidak ada maksud apa-apa dengan ucapannya barusan.     

Mischa mengerutkan alisnya dan mencoba menebak apa yang dipikirkan Vega.     

Hmm ... apakah Vega sedang memikirkan tanggal hari ini?     

Mischa adalah seorang laki, jadi tanggal di kalender tidak terlalu berarti baginya, tetapi dia pernah menjalin hubungan kasih dan tinggal bersama seorang wanita, jadi ia menebak-nebak bahwa Vega mungkin ingin mengingat tanggal hari ini sehingga mereka bisa merayakannya di masa depan nanti sebagai ulang tahun dimulainya hubungan kasih mereka.     

Senyuman perlahan-lahan muncul di wajahnya, saat ia menyadari apa yang sedang dipikirkan Vega.     

Ahh .. pasti itu.      

Sejak Mischa secara terbuka mengungkapkan minatnya untuk menjalin hubungan dengan Vega, memang belum ada kejelasan tentang fase hubungan mereka.     

Semua yang terjadi di antara mereka berlangsung secara alami karena mereka menghabiskan waktu bersama sebagai teman dan kerabat keluarga, karena Mischa adalah anak angkat Alaric.     

Jadi, belum ada status jelas yang melekat pada mereka. Mereka juga pernah berciuman, tapi bukan sebagai kekasih. Lagipula, belum ada dari mereka meyatakan kata 'cinta'.     

Hanya fakta bahwa mereka jelas-jelas menyukai satu sama lain dan berencana menghabiskan begitu banyak waktu bersama selama beberapa minggu ke depan yang menjadi penanda bahwa mereka ada dalam suatu hubungan, walaupun belum ada statusnya.     

Jadi, masuk akal jika Vega memikirkan kapan mereka harus mulai memberi label pada hubungan mereka.     

Jadi .. apakah ini kencan nyata pertama mereka?     

Mischa meletakkan cangkirnya dan mendekatkan tubuhnya ke Vega. Tangan kanannya menyentuh pipi lembut gadis itu dan tangan kirinya menggenggam tangan Vega.     

Ia menatap gadis itu dengan kilatan bahagia di matanya. "Ya, ini kencan sungguhan pertama kita. Aku akan selalu mengingat tanggal hari ini, 26 Juni."     

Vega terkikik dan mengangguk malu-malu.      

Ahh .. Mischa mengerti apa yang dia maksud!     

Vega sangat bersemangat ketika mendengar kata-katanya.     

Jadi ... mereka sekarang resmi pacaran? Senangnya!     

Ya, ya .. ia akan merayakan hari jadi mereka pada 26 Juni lalu. Ini sempurna!     

Mischa melihat ekspresi kegembiraan Vega dan senyumnya semakin lebar. Ia terpikat oleh kepolosan dan kegembiraan Vega. Gadis itu terlihat sangat bahagia sepanjang waktu, dan kepositifannya menular padanya.     

Setiap kali Mischa menatapnya, ia merasakan kebahagiaan dan perasaan puas. Ia merasa akan dapat menghabiskan seluruh hidupnya bersama Vega duduk santai di pantai dan mengobrolkan hal-hal sepele, itu sudah cukup membuatnya merasa bahagia.     

Mischa menatap Vega dengan senyum lebar dan mengusap pipinya dengan penuh kasih. "Ya, ini adalah kencan pertama kita dari begitu banyak kencan berikutnya. Aku sangat bahagia kau bersedia ikut denganku dan menghabiskan waktu bersama. Aku senang berada di dekatmu, dan aku ingin melakukan ini denganmu setiap hari. ... selamanya ... kalau kau tidak keberatan. "     

Vega menahan napas saat mendengar ucapan Mischa. Hatinya dipenuhi dengan perasaan berbunga-bunga. Ia masih malu-malu, karena hubungan mereka sangat, sangat baru, tetapi Vega sangat senang akhirnya MIscha meresmikannya.     

"Aku suka itu ..." bisiknya. "Aku juga ... senang berada di dekatmu ... dan aku ingin bersamamu ... selamanya."     

"Kau membuatku sangat bahagia hari ini," Mischa balas berbisik. "Baiklah ... haruskah kita merayakan hari ini di masa depan sebagai hari jadi kita?"     

Vega mengangguk. "Iya."     

Vega dan Mischa bertatapan dan keduanya tersenyum seperti dua orang bodoh. Mischa merasa sangat beruntung karena wanita cantik ini sekarang menjadi miliknya, dan Vega merasa beruntung karena cinta pertamanya sekarang benar-benar menjadi miliknya.     

Dan tadi Mischa mengatakan bahwa adalah kencan pertama mereka dari begitu banyak kencan mereka di masa depan...     

Ahhh .. Vega merasa tidak sabar!     

Gadis itu merasa sangat senang, sehingga dia berinisiatif untuk mencium Mischa.     

Ia memiringkan wajahnya dan melumat bibir pria itu dengan lembut. Ah, Rasanya manis sekali.     

Mischa sangat terkejut melihat Vega mengambil inisiatif untuk menciumnya. Ia lalu menurunkan tangannya untuk mengusap punggung Vega, sementara ia membalas ciumannya dengan sangat mesra.     

Mereka berciuman dengan matahari perlahan terbenam di latar belakang. Pemandangan di sekitar mereka tampak sangat indah, tetapi tidak ada dari mereka yang mempedulikannya pada saat ini.     

Di dalam pikiran Mischa, hanya ada Vega, dan di dalam pikiran Vega, hanya ada Mischa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.