The Alchemists: Cinta Abadi

Akhirnya Bersama



Akhirnya Bersama

2Vega Linden lalu berbalik dan memeluk leher Mischa. Ia menatap laki-laki tampan itu dengan bibir tersenyum manis. "Kita beristirahat dulu ya. Nanti sore kita bisa jalan-jalan ke pantai sambil melihat matahari terbenam."     

Mischa balas menatap Vega dengan senyuman merekah. Ahh.. ia sangat menyukai gadis ini.     

Rasanya Vega sekarang benar-benar sudah kembali seperti Vega yang dulu. Ia tampak sangat santai dan percaya diri.     

"Baiklah.. kalau itu yang kau inginkan," kata Mischa. Ia lalu mencium bibir merah gadis itu dengan lembut. Ahh.. ia sangat bahagia karena Vega memilihnya dan kini mereka akhirnya dapat bersama.     

Vega memejamkan matanya dan membalas ciuman itu dengan sama mesranya.     

Ia sangat mencintai laki-laki ini. Vega sangat bahagia karena Mischa akhirnya memandangnya sebagai wanita dewasa dan meminta Vega menikah dengannya.     

Kini, mereka akhirnya dapat bersama.     

Mereka berciuman dengan mesra dan untuk waktu yang lama. Vega memeluk leher Mischa dengan hangat saat lidah mereka menari bersama dalam ciuman yang memabukkan dan penuh gairah.     

Ahh.. Vega sangat mencintai pria ini dan ia dapat melihat bagaimana ia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama Mischa. Oh, sungguh, rasanya ini akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan!     

Betapa beruntungnya aku, pikir Vega. Menikah dengan cinta pertama adalah hal istimewa yang hanya bisa dialami oleh sedikit orang. Hal ini mengingatkannya akan kisah cinta kedua orang tuanya.     

Ayah dan ibunya tidak pernah mencintai orang lain sebelum mereka bertemu satu sama lain. Dan yang lebih gila lagi adalah, Aleksis telah memendam perasaan cinta kepada Alaric sejak pria itu menyelamatkannya ketika ia berusia dua belas tahun.     

Walaupun orang-orang bilang bahwa cinta yang dirasakan Aleksis saat itu adalah cinta monyet yang pasti tidak akan bertahan.     

Namun, buktinya adalah, ketika ia bertemu kembali dengan Alaric setelah ia dewasa, perasaan Aleksis kepadanya tidak berubah.     

Malahan menjadi semakin besar dan berkobar.     

Untungnya bagi Aleksis, ketika ia bertemu Alaric lagi setelah dia berusia dua puluh tahun, laki-laki itu kemudian membalas perasaannya.     

Bukankah ini cukup mirip dengan apa yang dialami Vega sekarang? Dia menyukai Mischa setelah mereka bertemu ketika Vega baru berusia enam belas tahun.     

Sayangnya, saat itu, Mischa hanya melihatnya sebagai anak di bawah umur dan tidak tertarik kepada Vega sebagaimana halnya laki-laki kepada perempuan.     

Terlebih lagi, Mischa baru saja patah hati karena ditinggal Lisa. Jadi, itu bukanlah saat yang tepat untuk membuka hatinya bagi wanita lain.     

Namun, sekarang, tujuh tahun kemudian, perasaannya telah berubah dan ia juga merasakan ketertarikan yang sama kepada Vega.      

Sungguh menyenangkan saat ia mengetahui bahwa selama bertahun-tahun ini Mischa telah melajang dan tidak memiliki siapa pun dalam hidupnya yang menjadi kekasihnya.     

Jadi, ketika Vega memasuki hatinya, prosesnya sangat menyenangkan dan mulus.     

Faktanya, Mischa juga sudah lelah dengan masa lajangnya sehingga ia dengan cepat memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan Vega dan ingin menikah dengannya.     

Ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi Vega. Ia akhirnya akan mendapatkan laki-laki yang menjadi cinta masa remajanya setelah mereka berdua sama-sama dewasa dan single.     

Tidak pernah ada orang lain, dan tidak akan pernah ada.     

Saat mereka berciuman dengan penuh gairah, hasrat mulai menyelimuti mereka. Mischa membelai rambut Vega dengan penuh kasih dan memejamkan matanya.     

Rasanya ia ingin menghirup aroma tubuh gadis itu dan mengukir wajahnya di dalam hatinya.      

Bibir Vega terasa manis dan ciuman mereka terasa seperti madu. Oh, rasanya sempurna sekali!     

Sungguh, Mischa tergoda ingin membelai punggungnya, turun dan meremas bokongnya yang sintal, lalu dan pindah ke payudaranya, dan bermain dengan gundukan indahnya, dan kemudian menelanjanginya sehingga mereka dapat bercinta.     

Godaan itu terasa begitu kuat.     

Dada mereka mulai berdebar-debar dan nafas mereka terengah-engah.     

"Mmm ..." Mischa menggeram lirih saat mengakhiri ciuman mereka. Ia merasa mereka harus melepaskan diri sebelum ciuman itu menjadi terlalu panas dan ia tidak dapat menahan nafsunya.     

Vega tadi telah mengatakan bahwa ia merasa lelah dan ingin istirahat sebelum mereka menjelajahi pantai. Jadi, alangkah baiknya jika mereka berbaring saja dan merilekskan tubuh, setelah berada dalam posisi duduk berjam-jam di dalam mobil.     

Jika Mischa melanjutkan ciuman penuh gairah ini, mungkin saja, mereka nanti tidak akan beristirahat melainkan bercinta dengan panas.     

Ada waktu yang lebih baik untuk melakukannya, pikir Mischa. Saat mereka sedang santai dan suasananya sempurna.     

Mungkin mereka bisa melakukannya setelah berjalan-jalan di pantai untuk melihat matahari terbenam nanti.     

Bukankah nanti akan lebih menyenangkan?     

Vega merasa kehilangan saat ciuman indah itu akhirnya berakhir. Ia membuka matanya dan menatap pria tampan di hadapannya.     

Kedua pasang mata mereka saling bertatapan, dan wajah mereka hanya berjarak beberapa inci dari satu sama lain. Mischa merasa napasnya terbawa oleh kecantikan dan pesona wanita ini.     

Ia tidak akan pernah merasa cukup memandangi wajah Vega yang cantik ini. Mischa juga sangat menyukai mata Vega yang berbinar-binar, terlihat penuh dengan kenakalan.     

Ketika ia menatap sepasang mata indah Vega Mischa seolah dapat melihat betapa akan menyenangkannya kehidupan mereka bersama di masa depan.     

Sekarang, ia merasa tidak sabar untuk dapat menghabiskan selamanya bersama Vega. Seumur hidupnya selalu bersama Vega.     

"Bukankah tadi kau bilang ingin beristirahat?" Mischa bertanya dengan lembut. "Kurasa kita bisa istirahat selama satu jam dan kemudian pergi keluar untuk melihat matahari terbenam. Bagaimana menurutmu?"     

Vega tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku suka itu."     

"Bagus. Biar aku ambilkan air sebelum kau beristirahat. Kau pasti haus," kata pria itu penuh lembut.     

Dia mencium kening Vega dan melepaskan tubuh gadis itu dari pelukannya. Vega hanya memandangi Mischa berjalan keluar dari kamar tidur mereka menuju dapur kecil.      

Senyum indah merekah di bibirnya yang merah.     

Vega merasa sangat bahagia.     

Mischa kembali dua menit kemudian dengan dua gelas infused water dengan es. Ia memberikan satu gelas kepada Vega, sementara air di gelas satu lagi adalah untuk dirinya sendiri.     

"Terima kasih," kata Vega ketika ia menerima gelas berisi infused water dari Mischa. Mereka meminum air dingin itu bersama-sama dan tubuh keduanya langsung terasa segar.     

Vega lalu mengambil gelas dari tangan Mischa dan menaruhnya di atas meja bersama geas miliknya.     

"Sekarang, aku ingin istirahat." katanya sambil melepas sandalnya dan melompat ke tempat tidur besar di dekat jendela. "Aaahh... !!! Kasurnya empuk sekali!!"      

Mischa tertawa kecil saat melihat sikap Vega yang riang gembira.     

Ahh ... gadis ini terlihat sangat santai dan bahagia.     

Sungguh, Mischa merasa sangat senang melihatnya seperti ini. Perlahan, bayangan gadis sedih yang ia temui di masa lalu menghilang dan kemudian tergantikan oleh sosok wanita cantik dan bahagia ini.     

Mischa memutuskan untuk mengikuti jejak Vega. Ia juga melepas sepatunya dan naik ke tempat tidur. Mischa lalu berbaring di samping Vega dan mendesah lega.     

Ini terasa sangat menyenangkan.     

Laki-laki itu kemudian berbalik ke samping dan menemukan Vega juga berbalik ke arahnya.  Sekarang, gadis itu menatapnya dengan mata berbinar. Mereka berbaring menyamping, saling berhadapan, tersenyum bahagia.     

"Kemarilah," kata Mischa lembut sambil memberi isyarat kepada Vega untuk mendekat. Gadis itu menurut dan bergerak ke arahnya. Saat tubuh mereka bersentuhan, Mischa lalu memeluk Vega. "Aku akan memelukmu sampai tidur. Kau bisa tidur siang selama satu jam dan kemudian kita akan jalan-jalan ke pantai."     

"Mmm ... aku suka itu," kata Vega pelan. Wajahnya tampak tersenyum malu-malu saat ia mengangguk.     

Gadis itu lalu menyandarkan kepalanya di dada Mischa dan memeluk pinggang pria itu. Setelah Vega menutup matanya dan tidur, Mischa pun memejamkan matanya.     

Dia mengusap-usap lengan Vega dengan penuh kasih sampai mereka berdua tertidur.     

Ini adalah tidur siang yang sangat menyenangkan.     

***     

"Kau sudah bangun?"     

Suara Mischa terdengar begitu menyenangkan di telinganya saat Vega membuka matanya.     

Dia mengangguk dengan ekspresi masih mengantuk dan duduk di tempat tidur.     

Butuh beberapa saat bagi Vega untuk dapat mengingat apa yang terjadi dan menyadari di mana mereka berada, serta apa yang terjadi sebelum mereka tidur siang.     

Ahh .. tadi mereka berciuman! Vega segera teringat bagian itu.     

Oh, sungguh ciuman yang lembut dan mesra.     

Ciuman mereka tadi juga sangat menggairahkan dan ia dapat merasakan betapa mereka sangat saling menyukai, sehingga tadi Vega sempat mengira mereka akhirnya akan berhubungan badan. Namun, ternyata, mereka tidak melakukannya.     

Vega sedikit kecewa karena ciuman itu hanya berakhir dengan mereka tidur siang bersama, tetapi pada saat yang sama, ia juga merasa malu-malu karena memikirkan bagaimana rasanya berhubungan seksual dengan Mischa.     

Astaga .. Vega merasa malu sekali karena sempat punya pikiran kotor tentang pria ini. Ia sempat membayangkan hal-hal apa saja yang ingin ia lakukan kepada Mischa dan hal-hal apa saja yang ia ingin agar Mischa lakukan kepadanya.     

Memikirkan hal itu membuat pipinya memerah.     

Hal ini tidak luput dari perhatian Mischa. Pria itu tersenyum tipis ketika ia menyadari apa yang mungkin sedang dipikirkan Vega.     

Apakah Vega berpikir untuk tidur dengannya dan melakukan ... itu?     

Apakah Vega tahu betapa Mischa juga ingin melakukannya dengannya?     

Tadi sebenarnya Mischa sudah merasa terangsang ketika mereka berciuman dengan sangat mesra, tetapi ia sengaja menahan diri karena ia tidak ingin membuat gadis itu lelah setelah perjalanan panjang mereka.     

Duduk terus di mobil selama berjam-jam juga dapat terasa sangat melelahkan, dan ia sungguh-sungguh ingin agar Vega beristirahat.     

Mischa ingin membuat agar pengalaman pertama mereka saat berhubungan intim nanti menjadi pengalaman yang berkesan, indah, dan sempurna.     

Itu sebabnya Mischa memilih untuk mengakhiri ciuman mereka dan menghindari agar tidak berlanjut ke hubungan seksual. Ia berpikir mereka sebaiknya melakukannya pada waktu yang tepat.     

Malam ini, setelah berjalan-jalan di pantai untuk melihat matahari terbenam rasanya adalah waktu yang lebih baik.     

Setelah itu, mereka dapat makan malam romantis, menonton film yang romantis dan membicarakan masa depan mereka bersama ... dan kemudian mengakhirinya dengan bercinta yang lama dan penuh gairah.     

Ya .. itu baru sempurna.     

.     

.     

>>>>>>     

Dari penulis:     

Sabar yaaa... untuk yang udah nungguin adegan panas... MUNGKIN akan ada di bab selanjutnya. xx     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.