The Alchemists: Cinta Abadi

Apakah Vega Medici Adalah Vega Linden?



Apakah Vega Medici Adalah Vega Linden?

2John tampak ragu, tetapi ia menjawab pertanyaan Ren dengan suara yakin. "Beliau mirip sekali. Karena aku sering melihat nyonya, jadi aku melihat kemiripannya."     

Ren memasukkan tangannya ke saku dan tersenyum tipis. "Sayangnya aku tidak ingat."     

Wanita itu meninggal dalam kecelakaan kapal pesiar yang mereka ikuti saat Ren dan istrinya memutuskan untuk melakukan bulan madu kedua setelah konferensinya yang menghebohkan waktu itu.     

Sayangnya Ren sama sekali tidak mengingat apa-apa. Semua foto yang ada di rumahnya hanyalah dokumentasi dua dimensi yang tidak menunjukkan jiwa dan kepribadiannya. Ren sama sekali tidak dapat membayangkan seperti apa wanita itu, selain dari cerita-cerita orang di sekitarnya.     

"Yah.. lagipula nyonya kan tidak punya saudara kembar, jadi mereka hanya mirip saja," kata John buru-buru. "Siapa nona tadi?"     

"Itu Nona Vega Medici," kata Ren. "Dia teman Tatiana Petrova."     

"Oh..." John mengangguk-angguk dan tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya berjalan mengikuti Ren yang berjalan dengan langkah-langkah tegap keluar dari lounge menuju mobil John yang diparkir di depan lounge tersebut.     

Ketika ia hendak masuk ke dalam mobil, Ren menangkap sosok Vega dan Tatiana yang masuk ke dalam sebuah mobil mewah, lalu melaju pergi.     

Tidak lama kemudian, beberapa lelaki berbadan tegap dan penampilan misterius masuk ke dalam tiga mobil mercedes hitam di sampingnya. Mereka juga pergi mengikuti mobil yang membawa Vega barusan.     

Ren menoleh ke arah John dan bertanya. "Kau tahu siapa mereka?"     

John mengangguk. "Mereka itu rombongan pengawal. Aku melihat mereka berjaga sedari tadi sementara tuan berbincang-bincang dengan tamu tuan di dalam."     

Ren menjadi tercenung mendengarnya. Ia tahu Tatiana bukanlah orang yang memiliki gaya hidup seperti itu, dikelilingi para pengawal. Ia sudah memeriksa semua tentang gadis itu lewat sekretarisnya sebelum menyetujui permintaan wawancara ini.     

Lalu, orang-orang itu... pengawal siapa?     

Pikirannya melayang kepada kepada Vega Medici yang tadi menemani Tatiana di dalam. Apakah mereka adalah pengawal Vega?     

Hal ini membuat Ren menjadi bertanya-tanya siapa gadis itu sebenarnya. Akhirnya ia memberi tanda kepada John untuk masuk ke dalam mobil dan melajukannya. Di dalam mobil, Ren membuka ponselnya dan mencari tahu siapa Vega Medici sebenarnya.     

Pria itu segera mengerutkan keningnya keheranan. Ia tidak dapat menemukan informasi tentang Vega Medici di mana pun. Kecurigaannya menjadi semakin bertambah.      

Gadis itu pasti bukan orang biasa. Hanya orang dengan koneksi yang luar biasa dapat menutupi jejak digitalnya sebersih ini.     

Ren mengetuk-ketukkan jarinya di atas ponsel. Ia lalu melakukan pencarian silang antara nama Tatiana Petrova dan Vega Medici. Tidak ada tohokan di mesin pencari sama sekali.     

Ah.. sebentar...      

Matanya yang tajam melihat berita kecil tentang Vega Linden yang hilang tujuh tahun lalu dan seluruh dunia diminta mencarinya. Vega Linden adalah teman sekolah Tatiana Petrova.     

Kening Ren berkerut. Ia ingat tadi Tatiana mengatakan bahwa Vega Medici adalah teman SMA-nya.     

Sebentar... apa hubungannya antara Vega Linden, Tatiana Petrova dan Vega Medici?     

Ren mengangkat wajahnya dan bertanya kepada John yang sedang mengemudikan mobilnya. "John, kau tahu siapa Vega Linden?"     

John mengangguk. "Tahu, Tuan. Berita penculikannya sangat menghebohkan dunia. Sampai sekarang ia masih belum ditemukan."     

"Benarkah?" Ren berusaha mencari berita-berita tentang Vega Linden di internet, tetapi ia tidak menemukan keterangan berarti. "Apa benar peristiwanya begitu menghebohkan? Aku tidak menemukan berita apa-apa tentangnya."     

"Oh, ya?" Kini John ikut mengerutkan keningnya. "Tidak mungkin. Seingatku dulu beritanya ada di mana-mana, menampilkan wajah Nona Vega dan bahkan ayahnya sampai menampakkan diri di semua media, memohon agar putrinya dikembalikan."     

"Ayahnya? Siapa ayahnya?" tanya Ren dengan penuh minat.     

Ia mulai curiga bahwa Vega Linden dan Vega Medici adalah orang yang sama.     

"Oh, maaf, aku lupa kalau tuan tidak ingat apa pun selama tiga puluh tahun terakhir, jadi Tuan tentu tidak tahu siapa keluarga Linden itu." John mendeham. "Keluarga Linden adalah pemilik RMI. Uhmm.. kalau tidak salah RMI adalah salah satu investor SpaceLab, bukan?"     

"Oh..." Ren sangat terkejut mendengar penjelasan John.     

Ia tahu bahwa keluarga Linden adalah pemilik RMI yang merupakan investor sekaligus pendiri SpaceLab. Tetapi karena ia tidak dapat mengingat apa pun seputar dunia dan sekitarnya sejak ia lahir hingga setahun yang lalu, ia tidak tahu berita-berita tentang keluarga itu.     

Kini, semuanya menjadi masuk akal. Mungkin saja keluarga Linden sengaja menghapus jejak digital semua hal yang berhubungan dengan Vega dan penculikannya tujuh tahun yang lalu.     

Mereka berhasil menemukannya dan tidak ingin wajah Vega dan ayahnya tetap beredar di media-media internet. Sebagai keluarga yang sangat kaya dan berkuasa, mereka tentu dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk mengendalikan internet.     

"Vega Medici... Vega Linden..." Ren mengangguk-angguk sambil menggumamkan kedua nama itu. "Nama yang sangat indah."     

Ren menjadi sangat yakin bahwa Vega Medici adalah Vega Linden. Pantas saja ada begitu banyak pengawal yang melindunginya. Ayahnya tentu tidak ingin kehilangan Vega lagi.     

Ah.. rupanya tadi gadis yang ia temui adalah putri dari keluarga Linden. Pantas saja tadi pagi ia bersama Mischa Rhionen, pikir Ren.     

***     

Sementara itu, di dalam mobil yang membawa mereka kembali ke expo, Tatiana terus memperhatikan wajah Vega. Gadis itu akhirnya menyadari bahwa Tatiana terus mengamatinya, akhirnya menoleh dan mengerutkan keningnya keheranan.     

"Ada apa kau terus melihatku seperti itu?" tanya Vega. "Ada sesuatu di wajahku?"     

Tatiana menggeleng. "Tidak. Aku hanya mengamatimu..."     

"Kenapa? Ada yang aneh denganku?" tanya Vega lagi.     

Tatiana menggeleng lagi. "Bukan begitu. Tapi... kau sadar tidak sih? Kurasa Professor Renald Hanenberg menyukaimu."     

"Professor Renald Neumann," kata Vega mengoreksi ucapan Tatiana.     

"Ah, iya.. kau benar. Professor Renald Neumann. Aku yang salah," Tatiana buru-buru mengoreksi ucapannya. "Kau sampai hafal nama barunya dengan benar. Ahh... pantas saja ia sangat menyukaimu."     

"Jangan bicara omong kosong," kata Vega sambil tertawa. "Kau ini memang sangat senang gosip."     

"Eh.. bukan begitu. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Dari caranya bicara, dari suaranya, sikapnya kepadamu... Orang buta saja bisa melihat bahwa dia menyukaimu," tukas Tatiana. "Apakah kau tidak suka kepadanya?"     

Vega menatap Tatiana lekat-lekat, sebelum kemudian menjawab. "Hmm... entahlah. Kurasa orangnya sangat pandai. Sikapnya juga sangat menyenangkan. Tetapi... kurasa aku tidak tertarik kepadanya."     

"Ahh.. benarkah? Sama sekali tidak tertarik?" tanya Tatiana memastikan.     

Vega mengangguk. Ia lalu mengangkat tangannya dan membuat tanda ukuran dengan jari telunjuk dan jempolnya. "Mungkin sedikit. Kurasa aku bersimpati kepadanya."     

"Oh..."     

"Yah.. kami kan baru bertemu. Aku tidak terlalu mengenalnya untuk bisa menyukainya. Kurasa ia sangat pandai, dan kisah hidupnya membuatku bersimpati. Tetapi.. tidak lebih dari itu," kata Vega menegaskan.     

Tatiana mengangguk-angguk. "Ahh.. tentu saja. Kau adalah Vega Linden. Bahkan seorang genius seperti Professor Renald Neumann, yang juga merupakan seorang pangeran, tidak cukup baik untukmu."     

"Kau ini berlebihan. Ini bukan karena aku adalah Vega Linden," kata Vega sambil menggeleng-geleng.     

"Tentu saja. Kau ini adalah anak perempuan satu-satunya dari keluarga paling kaya di dunia. Keluargamu sangat menyayangi dan melindungimu. Kau juga sangat cantik dan menyenangkan. Kau adalah gadis sempurna. Tentu saja laki-laki yang akan bersamamu harus.. sempurna, dan disukai oleh keluargamu," kata Tatiana sambil mencubit Vega. "Seseorang seperti... Mischa Rhionen."     

Vega hanya tersenyum. Ia tidak menanggapi kata-kata Tatiana lagi. Ia memfokuskan pandangannya keluar jendela.     

Entah kenapa, karena Tatiana menyebut-nyebut nama Mischa barusan, pikiran Vega menjadi melayang ke arah pria itu.     

Ia ingat dulu ia sangat menyukai Mischa. Tetapi setelah ia kehilangan ingatannya selama bertahun-tahun, ia tidak tahu lagi apa yang ia rasakan terhadap pria itu.     

Yang jelas, Vega merasa sangat senang ketika bertemu Mischa kembali di Paris. Mulai dari acara makan malam bersama, dan kemudian mereka menghabiskan waktu berdua di Champ De Mars dan Mischa memasak makan malam untuknya... lalu seharian tadi menemaninya berkeliling expo.     

Vega selalu merasa senang berada di dekat pria itu. Apakah ini tandanya, perasaannya yang dulu kembali berkobar terhadap Mischa?     

Ahh.. ia teringat bahwa beberapa hari terakhir ini Mischa tampak terang-terangan menunjukkan perasaan tertariknya kepada Vega. Ia juga tidak sungkan mengajak Vega berkencan.     

Bahkan... Mischa pun memberikan tanda-tanda bahwa ia bersedia berkeliling dunia bersama istrinya, jika wanita itu menginginkannya, walaupun Mischa sebenarnya ingin hidup menyepi setelah pensiun dari RMI.     

Apakah yang ia maksud adalah Vega?     

Entah kenapa wajah Vega menjadi panas dan pipinya memerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.