The Alchemists: Cinta Abadi

Pembicaraan Di Meja Makan



Pembicaraan Di Meja Makan

0"Wahhh... Masakan Kak Mischa enak juga," komentar Vega. "Kakak belajar masak di mana?"     

Mischa jadi teringat peristiwa 1,5 tahun yang lalu saat ia memasak untuk pertama kali baginya dan Vega. Gadis itu juga memuji masakannya dan menanyakan hal yang sama, siapa yang mengajarinya memasak.     

Saat itu Mischa menjelaskan bahwa Lisa-lah yang mengajarinya memasak dan mengubahnya menjadi seorang laki-laki rumahan. Saat itu, ia murni hanya ingin menjawab pertanyaan Vega yang saat itu menjadi asisten pribadinya.     

Kemudian ia mengetahui bahwa pernyataannya itu di kemudian hari membuat Vega semakin merasa bersalah karena Lisa dibunuh penjahat karena mereka ingin menculiknya.     

Mischa ingat di hari ketika Vega berkumpul kembali bersama keluarganya di Pulau F, gadis itu datang kepadanya, memeluknya sambil menangis dan meminta maaf.     

Vega meminta maaf kepadanya karena telah menjadi penyebab kematian Lisa.      

Walaupun ia sama sekali tidak bersalah, Vega terus memendam perasaan itu dalam dirinya. Pertama, ia merasa bersalah karena para penjahat membunuh Lisa untuk mengalihkan perhatian Mischa darinya dan kemudian menculiknya.     

Lalu, setelah ia mengetahui bahwa dalang semua peristiwa itu adalah Ren, laki-laki yang ia cintai dan sekaligus berstatus sebagai suaminya, Vega tambah merasa bersalah karena ia seolah menanggung dosa suaminya juga.     

Mischa sama sekali tidak ingin Vega melalui hal itu lagi. Karenanya, ia merasa bersyukur karena mendapat kesempatan kedua untuk memperbaiki situasi dan mengganti jawabannya.     

"Aku sudah lama hidup sendiri. Sebagai laki-laki dewasa, tentu saja aku harus bisa mengurus diriku," jawab Mischa sambil tersenyum. "Hal itu termasuk membersihkan rumah, memasak makanan, dan mencuci."     

Vega tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Mischa. "Yang benar saja? Kak Mischa membersihkan rumah dan mencuci?"     

Mischa ikut tertawa melihat Vega tampak geli. Ia senang melihat gadis ini begitu ceria dan tanpa beban. "Baiklah.. aku hanya bercanda soal mencuci dan membersihkan rumah. Kita punya robot pelayan untuk mengerjakan itu semua."     

"Tentu saja," kata Vega. "Di rumah kami hampir semuanya dikerjakan oleh robot secara otomatis. Kami hanya mempekerjakan sedikit pelayan manusia. Kak Mischa tahu sendiri ayah tidak suka banyak orang."     

"Aku tahu," kata Mischa. Ia sangat mengenal Alaric, jauh lebih kenal daripada Vega sendiri, karena jauh sebelum Vega lahir, Mischa telah ikut Alaric dan mengetahui semua tentang ayah angkatnya itu.     

Ia tahu pasti bahwa Alaric tidak menyukai manusia. Bukan hanya tidak suka, malahan ia dulu sangat membenci manusia dan sampai ingin memusnahkan banyak orang. Itu juga yang kemudian menjadi cikal bakal kebencian yang membuat Ren dan Karl ingin membalas dendam.     

Ahh.. kenapa aku kembali memikirkan hal itu? Mischa mengomeli dirinya sendiri. Seharusnya ia menikmati momen makan malam berdua dengan Vega dan tidak usah memikirkan hal-hal buruk.     

"Apa yang sedang Kakak pikirkan?" tanya Vega saat melihat ekspresi wajah Mischa berubah.     

"Hmm? Ahh.. tidak apa-apa," katanya. Ia lalu menuang lagi infused water ke gelas Vega. "Aku hanya sedang teringat sesuatu yang penting."     

"Oh, begitu ya? Hmm.. ngomong-ngomong, Kakak sudah di RMI cukup lama, kan?" kata Vega kemudian, "Apakah orang-orang tidak heran melihat penampilan Kakak hingga sekarang tidak juga berubah?"     

Mischa menggeleng. "Tidak juga. Sebenarnya kalau kita terus-menerus bertemu dengan seseorang, perubahan yang terjadi pada diri mereka tidak akan terlalu kita perhatikan. Bisa jadi 5 tahun 10 tahun atau bahkan 20 tahun berlalu dan kita tidak merasa bahwa ada yang berubah.     

Barulah Ketika kita melihat foto-foto lama, kita akan menyadari bahwa kita yang dulu dan sekarang ternyata sudah sangat berubah. Ada yang berubah berat badan, bertambah uban dan menjadi keriput, selera fashion kita dulu dan sekarang juga sangat berbeda.     

Itu sebabnya, pasangan suami-istri bisa tumbuh dan menua bersama tanpa merasa ada yang berubah. Bagi sang suami, istrinya adalah perempuan paling cantik di dunia. Demikian juga bagi sang istri, suaminya adalah laki-laki paling tampan.     

Walaupun tahun-tahun berlalu dan wajah mereka menjadi keriput serta mengalami penuaan, tetapi karena mereka bertemu orang-orang itu setiap hari, mereka tidak merasakan ada yang berubah. Nah, begitu juga aku. Aku sengaja membatasi orang-orang yang ada di sekelilingku sebagai pimpinan di RMI.     

Aku hanya bertemu dengan sedikit orang yang akan bekerja dengan ku selama bertahun-tahun, dan aku tidak pernah membiarkan fotoku beredar di luaran, sehingga mereka tidak dapat membandingkan diriku yang dulu dan sekarang.     

Karena mereka sering bertemu denganku selama ini, mereka tidak merasa aneh kalau penampilanku tidak berubah. Karena sama halnya dengan mereka sendiri, mereka juga akan mengira bahwa tidak ada yang berubah dalam diri mereka.     

Namun, kalau aku bertemu dengan orang luar yang hanya melihatku setahun sekali atau 5 tahun sekali mereka pasti akan bertanya-tanya kenapa aku tidak juga menua? Kenapa penampilanku tidak berubah?"     

Vega mendengarkan penjelasan Mischa dengan penuh perhatian. "Oh, begitu ya? menarik sekali."     

"Begitulah. Orang memang bekerja sama denganku secara dekat mereka tidak menyadari bahwa penampilanku memang tidak berubah. Sementara orang-orang yang tidak bekerja secara langsung denganku, aku tidak merasa perlu untuk menemui mereka. Jadi selama ini semuanya berjalan dengan baik seperti itu."     

"Tapi, bukankah kakak harus kadang-kadang tampil di depan umum, misalnya di rapat pimpinan puncak RMI? Di sana ada banyak direktur dan top management dari seluruh dunia, kan?" tanya Vega lagi.     

"Aku tidak pernah tampil di muka umum. Kalaupun iya aku membatasinya. Dan biasanya tidak akan ada foto yang beredar di luaran. Ayahmu dan aku menggunakan algoritme khusus untuk memblokir foto dan video kami di internet."     

"Ahh.. pantas saja. Ketika aku mencari berita tentangmu, aku hanya menemukan sedikit saja. Rasanya sulit sekali mencari tahu tentangmu. Kurasa sebagian besar karyawan RMI juga hanya mengenalmu lewat nama," kata Vega.     

"Kau.. mencari berita tentangku?" tanya Mischa dengan mata berkilat dan bibir tersenyum.     

Vega buru-buru melambaikan tangannya dan wajahnya memerah lagi.     

"Tidak... bukan itu maksudnya... Aku kalau sedang bosan akan mencari tahu berita tentang keluarga kami. Jadi aku akan membaca-baca berita tentang RMI, dan lain-lain. Aku juga mencari tahu tentang ayah dan ibu kok.. bukan hanya Kak Mischa..." jawab gadis itu cepat.      

Mischa mengangguk-angguk, masih tersenyum. "Baiklah. Aku tidak menuduh, kok. Aku hanya senang mendengar kau mencari tahu tentang aku."     

"Aku tertarik bertanya kepada Kak Mischa tentang hal itu karena aku dengar kakekku sebentar lagi harus bersiap-siap untuk mengambil identitas baru dan mengambil alih Schneider grup dari Paman London. Katanya Paman London sekarang sudah 40 tahunan dan seharusnya sudah mulai terlihat tua. Mereka kuatir para karyawannya akan mulai bertanya-tanya," Vega menambahkan.     

"Aku tidak keberatan kau bertanya langsung kepadaku, daripada mencari tahu di internet. Internet itu penuh dengan gosip dan kebohongan. Jangan percaya semua yang kau baca di internet," kata Mischa.     

"Aku mengerti," jawab Vega. "Terima kasih sudah menjawab pertanyaanku."     

"Kalau ada lagi yang ingin kau ketahui tentangku.. aku bersedia menjawabnya kapan saja," kata Mischa sambil menatap Vega lekat-lekat. "Apa lagi yang ingin kau tanyakan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.