The Alchemists: Cinta Abadi

Franka Memohon Maaf



Franka Memohon Maaf

0Mischa hanya bisa mengangguk dan tidak berkata apa-apa lagi. Memang benar, semua RMI adalah milik pribadi Alaric, ia dan saudara-saudara angkatnya hanya dipercaya untuk mengurusinya sementara Alaric memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia dan fokus pada keluarganya.     

Tetapi sama seperti Caspar yang suatu hari nanti akan kembali dengan identitas baru dan menggantikan London untuk mengurusi Schneider Group, sementara anak laki-lakinya itu mengundurkan diri dan mengganti identitas, suatu hari nanti Alaric dapat kembali.     

Saat ini London Schneider sudah berusia hampir 40 tahun. Sudah saatnya ia mengundurkan diri dari dunia karena wajahnya masih saja terlihat seperti laki-laki muda berusia 20-an. Hal ini akan menimbulkan kecurigaan. Nanti Caspar yang akan maju dan menggantikan anaknya dengan identitas baru.     

Mischa dan saudara-saudaranya, bahkan Terry sudah memutuskan bahwa mereka akan mengundurkan diri tahun depan. Usia Mischa di mata dunia sudah hampir 48 tahun, dan Terry 45 tahun. Mereka tidak dapat berlama-lama mengaku sebagai orang yang awet muda di usia yang hampir menginjak kepala lima.     

Tahun depan Altair sudah mulai dapat memimpin group, kalau Alaric memang tidak mau kembali. Vega juga, kalau ia tertarik bekerja di RMI, akan disiapkan untuk menjadi salah satu pemimpin di RMI.     

"Kau tidak setuju dengan keputusanku?" tanya Alaric sambil menatap Mischa dengan tajam.      

"Tidak, Tuan. Yang Anda lakukan hanyalah memberi pelajaran orang-orang itu sesuai dengan besarnya kekecewaan Tuan akibat perbuatan mereka. Aku dapat mengerti alasannya," jawab Mischa. Ia menuang kembali teh ke cangkirnya dan minum tanpa berkata apa-apa lagi.     

***     

Sementara itu, Ren yang hendak keluar dari kantornya tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seorang tamu yang sama sekali tidak ia harapkan.     

"Yang Mulia..." Suara gadis itu terdengar sangat menyedihkan.      

Ren berdiri tegak menatap wanita muda di depannya yang tampak sudah cukup lama menunggunya di lobi kantor.      

"Siapa yang membiarkan sembarangan orang masuk ke gedung ini?" tanya Ren dengan suara ketus ke arah petugas keamanan yang berjaga di lobi. Pria itu berjalan mendekat dan menggaruk kepalanya dengan ekspresi sangat menyesal.     

"Yang Mulia... saya tidak tega. Dari tadi saya berusaha mengusirnya, tetapi gadis ini terus menangis. Ia sudah ada di sini berjam-jam dan memohon agar diizinkan menunggu Yang Mulia di sini," kata petugas keamanan itu dengan suara rendah. Ia tampak sangat tidak enak hati.     

"Yang Mulia.. mohon maafkan saya. Ini bukan kesalahan petugas yang baik itu. Sayalah yang memaksa dibiarkan menunggu di sini," kata gadis itu dengan air mata bercucuran. "Saya.. saya ke sini.. mau meminta maaf."     

Ren melipat kedua tangannya di dada dan menatap wanita itu dengan pandangan kurang senang. "Meminta maaf untuk apa?'     

Franka Keller menghapus air matanya dan bicara tersendat-sendat. "Saya mau minta maaf... atas perlakuan saya yang lalu kepada istri Tuan. Saya benar-benar menyesal telah memperlakukannya dengan buruk selama ia bekerja di resort keluarga saya di Salzsee..."     

Ren menyipitkan matanya saat mendengar kata-kata gadis itu. Tadinya ia tidak ingat siapa wanita muda yang berdiri di depannya dengan berderaian air mata itu. Tetapi setelah ia menyebutkan tentang resort di Salzsee, barulah ingatan Ren kembali ke masa lalu saat ia datang ke resort dan 'bertemu' dengan Fee di sana.     

Ia ingat bahwa Franka Keller adalah anak bungsu pemilik resort yang dikirim ke Salzsee untuk menjadi direktur di sana. Karena merasa iri akan kecantikan Fee, gadis itu dengan sengaja memindahkan Fee dari pekerjaan sebagai resepsionis menjadi tukang bersih-bersih.     

Sebenarnya Ren sempat terpikir untuk memberi pelajaran kepada wanita itu dan seisi keluarganya, tetapi ia sibuk dan menunda-nunda. Lagipula, ia merasa tidak terlalu urgen untuk menghukum Franka atas perbuatannya kepada Fee waktu itu.     

Lalu, kenapa tiba-tiba Franka datang menemuinya dan meminta maaf? Apakah terjadi sesuatu?     

"Kenapa kau meminta maaf kepadaku?" tanya Ren dengan suara sedingin es. "Orang yang kau tindas bukan aku."     

"Be-benar. Yang Mulia benar.. seharusnya aku meminta maaf kepada Fee Lynn-Miller, tetapi aku tidak dapat menemukannya. Setelah aku mengetahui dari kabar berita dan konferensi pers Anda tadi bahwa Nona Lynn-Miller adalah istri Anda... maka saya segera memutuskan untuk datang kemari dan mencari Yang Mulia.. agar Anda bersedia menyampaikan permintaan maaf saya kepadanya.. Atau memberi tahu saya, di mana saya bisa mencari beliau... agar saya dapat meminta maaf secara langsung..."     

Ren menduga pasti telah terjadi sesuatu yang membuat anak manja dari keluarga Keller ini datang mengiba kepadanya, hendak memohon maaf kepada istrinya. Apakah keluarga Linden sudah mengetahui apa yang diperbuat Franka kepada Vega sehingga mereka menghukumnya dengan berat... dan kini keluarga itu mengira Ren-lah pelakunya?     

Pria itu dengan acuh tak acuh mengeluarkan ponselnya dan meneliti berita terbaru tentang keluarga Keller dan bisnis mereka. Kedatangan Franka berhasil membuatnya penasaran. Ia membuka mesin pencari dan meneliti berita tentang keluarga itu.     

Tidak mungkin orang seperti Franka sampai datang meminta maaf, kalau tidak terjadi sesuatu yang sangat parah.     

BISNIS KELUARGA KELLER TERANCAM BANGKRUT     

RESORT DAN HOTEL MILIK KELUARGA KELLER MASUK BLACK LIST DI SELURUH DUNIA     

SAHAM PERUSAHAAN KELLER GROUP TERJUN BEBAS     

"Huh... pantas saja." Ren sudah bisa menduga bahwa tidak mungkin permintaan maaf Franka itu tulus.     

Ia pasti begini karena kondisi keluarganya sudah demikian parah. Ia pasti menduga serangan demi serangan yang diderita bisnis keluarganya diakibatkan oleh Ren karena Franka telah menindas Vega sewaktu bekerja di Salzsee dulu.     

"Aku tidak bisa memberitahumu keberadaan istriku. Saat ini kondisi kesehatannya sedang buruk dan ia ingin beristirahat dengan tenang tanpa diganggu siapa pun. Akan kusampaikan permintaan maafmu," kata Ren ketus sambil menyimpan ponselnya.     

Franka buru-buru mengejar ketika melihat Ren telah melangkah hendak keluar dari lobi.     

"Yang Mulia... kumohon, ampuni kesalahan saya kepada istri Yang Mulia... dan biarkan bisnis kami kembali bangkit. Ada banyak orang yang kehidupannya bergantung pada bisnis kami..." Franka menangis lagi. "Saya sudah belajar kesalahan saya. Saya tidak akan pernah berbuat seperti itu lagi kepada siapa pun."     

"Nona Keller..." Ren menatap Franka dengan tajam. "Kalaupun aku mau membantumu, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kau telah menyinggung orang yang jauh lebih berkuasa daripada aku dan ia tidak punya belas kasihan. Anggap saja keluargamu sial karena memiliki anak sepertimu yang membawa kehancuran pada bisnis keluarga kalian."     

"A-apa...? Apa kata Yang Mulia barusan?" Franka tidak dapat mempercayai pendengarannya sendiri. Tidak mungkin ada orang lain lagi yang membenci keluarganya...     

Apakah ia telah salah paham dengan mengira semua kehancuran ini diakibatkan perbuatannya kepada Fee Lynn-Miller? Apakah ia telah mendatangi orang yang salah?     

Lalu... kesalahan apa yang mereka perbuat sehingga mendatangkan hukuman sedemikian hebat? Siapa yang telah mereka singgung?     

"Kau punya telinga, kan?" tanya Ren dengan ketus. "Bukan aku yang melakukannya."     

"Oh..." Franka akhirnya mengangguk lemas. Ia lalu bertanya dengan "Kalau begitu siapa?"     

"Maksudmu?"     

"Maksudku.. siapa yang telah kami singgung sehingga dapat membalas dendam dengan begini keras? Kalau bukan istri Yang Mulia.. maka... siapa?'     

Ren menyunggingkan senyum sinis saat mendengar pertanyaan yang dianggapnya bodoh itu.     

"Kau memang telah melakukan kesalahan kepada istriku, tetapi sebelum aku sempat membuat perhitungan denganmu, ayahnya telah melakukannya terlebih dulu," jawab Ren akhirnya. "Sebenarnya aku malas bicara denganmu, tetapi kurasa ada perlunya kau mengetahui siapa orang menakutkan yang telah kau sakiti hatinya dengan perbuatanmu kepada Fee Lynn-Miller."     

"A... ayahnya? Bukankah Fee Lynn-Miller adalah seorang yatim piatu? Ia sudah tidak punya keluarga, selain Anda..." kata Franka dengan ekspresi bingung. "Aku tidak mengerti."     

Ren menatap Franka Keller lekat-lekat, hingga gadis itu tanpa sadar melangkah mundur. Entah kenapa sikap Ren ini membuat Franka menjadi jerih.     

Ren lalu bicara lambat-lambat, seolah ia ingin memastikan Franka mendengar baik-baik setiap patah kata yang keluar dari bibirnya.     

"Elios. Linden." Hanya dua kata itu saja.     

Setelah berkata begitu, Ren langsung melangkah pergi dengan kedua tangan di dalam saku. Franka yang barusan mendengar dua kata itu seketika menjadi membeku di tempatnya.     

Siapa yang tidak kenal nama itu? Elios Linden adalah laki-laki terkaya di bumi saat ini dengan bisnisnya yang menggurita lewat RMI Group yang dimiliki keluarganya sejak dua puluh tahun lalu. Apa pun yang ia inginkan akan dapat ia peroleh dengan semudah menjentikkan jari tangan saja.     

Ia dapat membuat sebuah perusahaan bangkit atau hancur, jika ia inginkan. Begitu mudah.     

Lalu... apa urusannya bisnis keluarga Keller dengan Elios Linden? Franka berusaha keras memikirkan hubungannya.     

Bukankah tadi Pangeran Renald menyinggung ayah Fee? Apakah...     

Tanpa sadar tubuh Franka terhuyung, hendak jatuh ke lantai. Untunglah petugas keamanan yang tadi bersimpati kepadanya segera menolongnya.     

"Nona kenapa?" tanya petugas itu sambil dengan sigap menahan bahu Franka dan membantunya duduk di sebuah kursi. "Apakah Nona sakit?"     

Franka menggeleng-geleng. "Ti-tidak mungkin... Ini sama sekali tidak mungkin..."     

Selama ini, karena berasal dari keluarga kaya dan cukup berkuasa di Swiss, Franka selalu merasa ia dapat bertindak seenaknya. Hal itulah yang ia lakukan saat melihat Fee Lynn-Miller di Salzsee.     

Saat itu, ia merasa sangat tersinggung karena riasannya yang dipakai dengan susah payah, pakaiannya yang dari edisi terbatas dan sangat mahal tidak mampu membuatnya terlihat lebih cantik dari seorang gadis desa biasa.     

Maka ia pun melampiaskan kekesalannya dengan mempermalukan Fee dan memaksanya harus bekerja fisik dengan keras demi mempertahankan pekerjaannya di resort.     

Franka merasa bisa seenaknya, karena Fee hanyalah seorang gadis desa yang miskin yang tak mungkin dapat membalasnya.     

Ternyata kali ini Franka kena batunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.