The Alchemists: Cinta Abadi

Apa Yang Diinginkan Alaric?



Apa Yang Diinginkan Alaric?

0Staf RMI yang berjalan mengikuti Mischa dan Alaric keluar dari gedung kantor Ren tampak kebingungan saat menyadari bahwa sikap Mischa terhadap asistennya sangat berbeda dengan yang biasa dimiliki oleh seorang bos terhadap anak buahnya.     

Bukankah Alaric Rhionen katanya bekerja sebagai asisten Mischa? Lalu mengapa sikapnya justru seolah ia merupakan bos di sini?     

Sam dan Sarah hanya bisa bertanya-tanya. RMI Moravia terlalu kecil dan tidak penting sehingga bahkan orang dengan jabatan setinggi Sam belum pernah bertemu langsung dengan Elios Linden, sehingga ia tidak mengenali bos besarnya, yang berada di atas Mischa.     

Elios Linden adalah pemilik RMI setelah Rhionen Industries miliki keluarga Rhionen bergabung dengan Meier Group milik keluarga Meier. Kalau menurut hitung-hitungan orang kebanyakan, Elios Linden mengambil alih kendali RMI pada tahun 2045, atau 17 tahun yang lalu.     

Kalau saat itu usianya sekitar 25 tahun, maka kini ia pasti sudah berumur awal 40-an. Seharusnya ia memang terlihat lebih muda dari Mischa.     

Kalau Elios Linden dan Mischa tampil bersama di acara para pimpinan puncak RMI di Bucharest atau New York sekali setahun, tidak ada yang merasa keheranan melihat penampilan mereka karena mereka memang mengira Mischa lebih tua.     

Lagipula, bagi orang sekaya Elios Linden, sangatlah mudah baginya untuk melakukan berbagai perawatan tubuh dan pola hidup sehat yang akan membuatnya terlihat tetap muda. Setidaknya demikianlah yang dipikirkan orang-orang tentang Elios Linden ketika mereka melihatnya.     

Namun, tidak satu pun staf di RMI Almstad pernah melihat Elios Linden sebelumnya, sehingga mereka terus saja bertanya-tanya dan dilanda kebingungan.     

***     

Sementara itu Ren menyelesaikan konferensi persnya sesuai perintah Alaric. Ia menepati janjinya untuk menjawab lima pertanyaan dari para jurnalis yang terpilih lalu mengakhiri acara tersebut. Tentu saja para pencari berita merasa tidak puas karena rasanya mereka hanya diberikan sedikit informasi saja tentang istri Pangeran Renald.     

Ren telah menyatakan bahwa Fee sangat menyukai privasi dan ia tidak mengizinkan mereka mengganggu istrinya, demi berita. Ia bahkan telah mengancam beberapa orang yang mencoba mengajukan pertanyaan yang dianggapnya tidak relevan karena mengganggu ranah pribadi Vega.     

Akhirnya para jurnalis justru pulang dengan lebih banyak pertanyaan yang tidak terjawab, dibandingkan saat sebelum mereka datang ke acara konferensi pers tersebut.     

Misalnya, di manakah gerangan istri Pangeran Renald tersebut sekarang? Apakah Pangeran Renald akan mundur dari jabatan pangeran putra mahkota Moravia jika pihak istana dan rakyat tidak menyukai istrinya?     

Lalu bagaimana tanggapan Raja Gustave dan Ratu Elena sendiri? Apakah mereka pernah bertemu dengan istri Ren? Apakah mereka menyukai Fee Lynn-Miller?     

Ren tidak meladeni pertanyaan lagi dan ia segera menyuruh Karl mengusir orang-orang itu keluar dari kantornya. Setelah mereka pergi, ia masuk ke dalam ruangannnya dan mengirim SMS kepada Alaric. Ia ingin tahu apa tujuan ayah mertuanya datang ke Almstad secara tiba-tiba seperti ini.     

[Tuan ada di Almstad sampai kapan? Apakah konferensi persnya memuaskan?]     

Ia menunggu balasan Alaric selama beberapa saat dan karena tidak juga ada balasan, ia lalu memanggil Karl.     

"Paman, apakah menurutmu keluarga Linden curiga kepada kita?" tanyanya tanpa basa-basi. "Alaric Rhionen tiba-tiba muncul di kota ini."     

Karl yang menutupkan pintu di belakangnya mengangguk. "Mungkin saja begitu. Apa yang kau pikirkan?"     

"Aku rasa kita harus memberikan umpan kepada mereka untuk dikejar. Sebelum mereka menemukan siapa orang yang menculik Vega dulu, mereka akan terus curiga. Sampai kapan pun kita tidak akan aman," kata Ren tegas. "Kau harus mengorbankan Sophia."     

Karl mengangguk. Terlihat ada sedikit keraguan di wajahnya, tetapi ia tidak membantah. Ren melihat ekspresi pamannya dan mengerutkan keningnya.     

"Bukankah Paman bilang kita harus membalas kematian ayah? Bukankah ayahku yang berjasa membesarkanmu sejak kedua orang tua kalian meninggal? Kau yang menemuiku di musim panas waktu itu dan menceritakan segalanya... bagaimana Alaric Rhionen menjadi penyebab kematian ayah dan kau memintaku bersumpah untuk membalas kematiannya," tukas Ren. "Aku tidak akan berhasil melakukannya sampai akhir kalau kau tidak mau habis-habisan. Mereka sedang mencurigaiku."     

Karl menarik napas panjang. Ia masih mengingat wajah Sophia yang cantik dan selalu tersenyum cerah saat melihat kedatangannya. Dalam hidupnya, Karl tidak pernah membiarkan ada wanita yang dekat dengan dirinya terlalu dalam. Dari awal, ia pun sudah berencana untuk menjauhi Sophia begitu misi mereka tercapai.     

Tentu sebagai asisten pribadi Ren, Karl tidak dapat dikaitkan dengan Sophia yang merupakan musuh keluarga Schneider.     

Tetapi lebih mudah berencana daripada melakukannya. Sama seperti Ren yang sepertinya sudah terpikat oleh Vega dan kini sangat sulit untuk fokus pada tujuannya semula, Karl pun menjadi ragu untuk melepaskan Sophia dari hidupnya.     

"Karena Alaric ada di kota ini. Aku akan meminta Sophia datang kemari menemuinya," kata Karl akhirnya. "Kita tidak boleh menggagalkan semuanya. Kita sudah begitu dekat."     

"Hmm.." Ren lalu melambaikan tangannya dan menyuruh Karl pergi. Ia melihat ada SMS masuk dari Alaric di ponselnya.     

[Temui aku di Gedung St. Laurent untuk makan malam.]     

Ren menarik napas panjang dan kemudian mengetik balasannya. [Baik.]     

Ia harus dapat menyelesaikan masalah-masalahnya dengan cepat dan kembali kepada Vega. Ia tidak boleh berlama-lama di Almstad.     

***     

Ketika mereka tiba kembali di kantor, Alaric segera memberi tanda agar mereka mengikutinya ke ruangan Mischa di gedung itu.     

"Ada yang ingin kusampaikan kepada semua karyawan RMI di gedung ini. Nanti setelah makan siang, kalian harus mengumpulkan mereka semua di aula," kata Alaric dengan tegas.     

Ia tidak lagi berpura-pura sebagai asisten Mischa. Sikapnya sejak dari ruang konferensi pers memang sudah cukup membingungkan bagi Sam dan Sarah dan sekarang mereka bertambah bingung melihat Alaric memerintah-merintah di kantor.     

Mereka menatap Mischa meminta penjelasan.     

"Lakukan saja apa katanya," kata Mischa datar.     

"Uhm... baiklah." Masih dengan wajah keheranan Sam dan Sarah keluar dari ruangan Mischa untuk segera mengirim email pemberitahuan kepada semua karyawan agar berkumpul di aula.     

Setelah mereka pergi, Mischa menatap Alaric dan bertanya dengan serius. "Kenapa Tuan kemarin mengaku sebagai asistenku? Sekarang mereka menjadi bingung..."     

"Hmm.. aku hanya ingin mengetahui seperti apa karyawan di sini bersikap kepada orang biasa. Rupanya lingkungan kerja di sini kurang baik. Apakah karena cabang di sini kecil sehingga tidak terlalu terkontrol?" tanya Alaric balik. "Aku juga benar-benar kecewa mereka sama sekali tidak mengenali Vega selama ia bekerja di sini."     

Mischa berdeham. "Uhm... aku juga tidak tahu Fee adalah Vega, hingga saat aku mendapatkan surat kaleng itu. Hasil tes sidik jarinya waktu itu berbeda. Aku juga berhasil dikecoh."     

Alaric menggeleng dan menyentuh tangan Mischa. "Kau tidak bersalah. Kau MENGENALI Vega, dan kau berusaha menyelidiki semuanya. Kau hanya ditipu oleh catatan sidik jari yang salah. Tetapi orang-orang ini... sama sekali tidak ada yang buka suara, menyatakan keheranan atas begitu miripnya Fee Lynn-Miller dengan Vega Linden saja tidak."     

Mischa terpaksa membenarkan. Memang, di kantor RMI Almstad ini, hanya ia yang 'mengenali' Vega. Orang lain sepertinya tidak peduli. Ia mengerti kenapa Alaric marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.