The Alchemists: Cinta Abadi

Konferensi Pers (2)



Konferensi Pers (2)

2Sarah tanpa sadar batuk-batuk ketika mendengar ucapan terakhir Ren. Ia langsung merasa tersindir. Apakah Pangeran Renald tahu siapa saja yang menggosipkan istrinya di belakang?     

Duh... apakah Fee pernah mengadu kepada suaminya kalau di kantor ia sering mendapatkan cibiran dan menjadi bahan gosip?     

Keringat dingin pelan-pelan mengalir deras ke pelipis Sarah. Ia merasa sangat tidak nyaman berada di tempat ini. Matanya berkali-kali melirik ke arah pintu keluar.     

"Kenapa kita harus datang ke acara konferensi pers ini?" bisiknya dengan suara serak kepada Sam yang duduk di sampingnya.     

"Karena kalian dari HRD bertanggung jawab untuk menjernihkan masalah dan membersihkan nama baik Fee Lynn-Miller."     

Tiba-tiba terdengar suara Alaric dari samping. Sarah terlonjak kaget saat mendengar suara pria itu yang entah muncul dari mana, tiba-tiba telah berdiri di lorong barisan kursi para tamu yang menghadiri konferensi pers Pangeran Renald ini.     

Mischa dan Sam ikut menoleh dan tampak terkejut melihat kehadiran Alaric yang tidak terduga. Pada saat yang sama, Ren juga telah melihat Alaric masuk dari pintu belakang dan kini berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada dan menoleh ke barisan kursi di bagian belakang. Wajah ayah mertuanya itu tampak tidak senang.     

Ren berhenti berbicara. Ekspresinya tetap terlihat tenang, tetapi dadanya bergejolak. Mengapa ia tidak mengetahui bahwa Alaric sekarang ada di Almstad? Ahh.. ia sudah menjadi lengah karena terbaring di rumah sakit dan harus memulihkan diri.     

"Eh.. Anda datang juga," sapa Sarah dengan suara dipenuhi kelegaan.     

Ia tadi terkejut setengah mati saat mendengar teguran Alaric, tetapi ketika melihat siapa yang datang, ia menjadi lega. Rupanya ia terlalu gugup sehingga gampang terkejut.     

"Siapa namamu?" tanya Alaric sambil menatap Sarah dengan mata berkilat-kilat. Saat itu juga senyum di wajah Sarah menghilang. Ia tidak mengira ia begitu mudah dilupakan hingga asisten Mischa menanyakan namanya lagi.     

Biasanya orang-orang, terutama kaum pria tidak akan mudah melupakan dirinya, apalagi selain cantik, Sarah juga sangat cerdas dan memiliki penampilan yang anggun.     

Dah, oh.. mengapa sorot mata asisten Mischa ini begitu dingin? Apakah ia marah kepadaku? Apakah aku membuat kesalahan? pikirnya cemas.     

Ia menoleh ke arah Mischa dan menyadari bahwa bos besarnya itu juga sekarang melihat ke arahnya dengan mengerutkan kening. Tiba-tiba ia merasa terpojok.     

"Namaku Sarah," kata gadis itu akhirnya.     

"Kau kemarin mengatakan apa tentang Fee Lynn-Miller kepadaku? Masih ingat?" tanya Alaric sambil melipat tangannya di dada. "Berdasarkan penjelasan di konferensi pers ini rasanya terbukti semua perkataanmu telah menjadi fitnah."     

"Ah.. aku hanya mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang kuamati, dan bukan aku yang memulainya," kata Sarah membela diri. "Kurasa siapa pun orangnya pasti akan cenderung membuat dugaan-dugaan seperti kami. Dari awal ia bekerja, ia terlihat miskin dan kesusahan, mana mungkin kami dapat mengetahui bahwa ia adalah istri Pangeran Renald. Bukankah seharusnya istri seorang pangeran tidak perlu bekerja?"     

Alaric menoleh ke arah Mischa dan menghela napas. "Apakah seperti ini rata-rata karyawan kita sekarang? Separah inikah? Apa tidak ada training yang harus mereka ikuti saat bergabung dengan RMI?"     

Wajahnya tampak gusar.     

Mischa menggeleng. "Sarah ini adalah asisten manajer HRD di kantor Almstad dan setahuku ia sudah mengikuti semua training wajib. Sam tidak punya keluhan terhadapnya."     

Kini giliran Sam yang merasa terpojok. Ia tidak mengerti kenapa saat bicara dengan 'asistennya', sikap Mischa tampak sangat hormat. Bukankah ia merupakan bos di RMI? Dan kalaupun asistennya itu adalah anggota keluarga Rhionen, bukankah ia lebih muda dari Mischa dan karenanya justru ia yang harus menghormat kepada Mischa?     

Mengapa ini seolah yang terjadi adalah sebaliknya?     

Mischa segera menyadari kebingungan Sam dan ia batuk-batuk kecil. Kondisinya memang sangat sulit dimengerti oleh orang luar. Tidak akan ada yang mengira bahwa Alaric Rhionen yang berdiri di sampingnya ini dan kemarin mengaku sebagai asistennya yang baru adalah Elios Linden, pemilik RMI itu sendiri.     

Walaupun mungkin para staf RMI di Almstad akan merasa seolah mengenali wajah tuan besar mereka, tidak akan ada seorang pun yang menduga laki-laki ini adalah Elios Linden yang sesungguhnya karena dua alasan:     

Yang pertama ia terlihat terlalu muda. Dalam dugaan mereka, Elios Linden sekarang seharusnya berumur 40'an. Lagipula sama seperti selebriti dan orang terkenal lainnya, sering kali wajah yang terlihat sehari-hari akan sangat berbeda dengan wajah yang mereka lihat di media.     

Alasan kedua adalah, mereka akan sulit percaya bahwa orang seperti Elios Linden akan menyempatkan diri mengunjungi Almstad, ibukota kecil sebuah kerajaan kecil untuk menemui para staf di RMI cabang Moravia.     

Sehingga pemikiran bahwa mereka bertemu Elios Linden sendiri di Almstad adalah hal yang sangat tidak terpikirkan oleh mereka.     

"Kita sudah selesai di sini," kata Alaric dingin. "Aku perlu bicara dengan kalian semua."     

Ia memberi tanda lalu berbalik meninggalkan mereka dan keluar lewat pintu belakang. Sam dan Sarah saling pandang keheranan. Mereka tidak mengerti apakah mereka harus mengikuti perintah seorang asisten atau tidak.     

"Kalian tunggu apa lagi?" tanya Mischa yang sudah berdiri dan mengikuti langkah Alaric dengan sigap.     

"Oh.. iya, baiklah. Kami segera ikut," kata Sam buru-buru. Ia segera bangkit dari kursinya mengikuti Mischa dan Alaric. Sarah dan temannya tidak ketinggalan segera mengejar mereka dengan tergesa-gesa.     

"Konferensi persnya kan belum selesai?" tanya Sarah keheranan. "Apakah kita hanya datang untuk mendengarkan bagian yang tadi saja? Ini buang-buang waktu.... Maksudku, akan lebih produktif kalau kita menyaksikan siaran langsungnya di TV atau di internet."     

"Kau ini bisa diam tidak?" tanya Alaric dengan ketus.      

Ia sengaja menyuruh para staf RMI ini untuk datang menyaksikan konferensi pers Ren agar mereka mendengar dengan telinga dan melihat dengan mata mereka sendiri.     

Bahkan media bisa dimanipulasi, tetapi jika mereka datang dan mendengar langsung dari bibir Ren tentang status hubungannya dengan Fee Lynn-Miller, maka orang-orang RMI ini sama sekali tidak punya alasan untuk mengelak.     

Baginya, memecat Sarah atas perbuatannya kepada anak perempuannya adalah hukuman yang terlalu mudah. Ia ingin membuat Sarah menerima balasan terhadap semua kata-kata keji dan pencemaran nama baik yang ia lakukan terhadap Vega selama bekerja di RMI Almstad.     

Agar ini menjadi contoh.      

Sementara itu, Ren yang sedang menjawab pertanyaan keempat dari jurnalis, mengerutkan keningnya ketika melihat Alaric pergi begitu saja, diikuti beberapa staf RMI Moravia. Ia tidak mengerti apa tujuan Alaric muncul tiba-tiba seperti itu.     

Apakah Alaric ingin memberi tahu Ren akan kedatangannya di Almstad? Kenapa tidak melakukannya lewat SMS atau telepon?     

Lalu.. apa yang ia inginkan sekarang? Ren sudah memenuhi permintaannya untuk mengadakan konferensi pers. Lalu apa lagi setelah ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.