The Alchemists: Cinta Abadi

Gosip Tentang Fee Dan Ren



Gosip Tentang Fee Dan Ren

2"Lalu, apa yang terjadi kemudian?" tanya Altair dengan penuh perhatian. "Apakah pemilik kafe ini tidak melakukan apa-apa untuk melindungi stafnya? Kami sangat menyukai Fee dan ingin membantunya kalau bisa. Kebetulan kami akan membuka usaha di Almstad dan merasa Fee akan menjadi staf yang sangat berharga untuk perusahaan kami."     

Saat mendengar pertanyaan Altair, Ella tanpa sadar melihat ke kiri dan ke kanan. Ia ingin memastikan tidak ada orang yang melihatnya sedang bergosip. Ia tersenyum lebar saat menyampaikan berita terbaru yang ia dengar tentang Vega.     

"Tuan berdua sangat baik, tetapi kurasa Anda tidak perlu menolong Fee. Hidupnya sekarang pasti sudah membaik dan ia bahagia," kata Ella.     

"Kenapa? Bukankah ia dipecat karena tekanan keluarga walikota?" tanya Altair.     

"Benar, tetapi itu peristiwa delapan bulan yang lalu, setahuku sekarang Fee sudah hidup bahagia karena ia menikah dengan Pangeran Renald Hanenberg. Aku tidak tahu mereka bertemu di mana, tetapi yang jelas dua minggu lalu bertebaran foto-fotonya bersama Pangeran Renald sedang berbulan madu di Bali," kata Ella dengan penuh semangat. "Orang lain mungkin tidak percaya, tetapi aku tahu pasti.. gadis di foto itu pasti Fee. Aku bekerja cukup lama dengannya dan bertemu dia setiap hari."     

"Hmm... kalau memang dia menikah dengan seorang pangeran, mengapa Renald tidak memberi pelajaran kepada walikota tersebut yang telah menindas Fee?" tanya Altair dengan kesal.     

Ella menggeleng-geleng. "Kurasa Pangeran tidak ingin menarik perhatian. Karena sampai saat ini ia masih belum membuat pernyataan apa pun untuk mengakui kebenaran gosip tadi."     

"Hmm.. begitu ya?" Altair mengangguk. "Baiklah. Semoga kau memang benar dan Fee sekarang sudah hidup bahagia dengan suaminya."     

"Aku berharap begitu. Aku tidak dapat menghubunginya untuk menanyakan langsung tentang kebenaran semua gosip tersebut," keluh Ella. "Sepertinya nomor ponselnya berganti sejak ia menikah dengan Pangeran Renald dan menjadi tidak dapat dijangkau. Setahuku memang begitu protokol keluarga kerajaan. Terakhir kali aku berhubungan dengan Fee adalah saat ia mengabariku bahwa ia mendapat pekerjaan bagus di RMI."     

"Terima kasih atas penjelasanmu," kata Altair. "Aku senang kalau Fee baik-baik saja."     

"Ya, tentu saja. Aku berharap Pangeran segera mengumumkan pernikahannya agar Fee dapat segera memperoleh status yang resmi. Saat ini situasi di Moravia cukup heboh akibat peristiwa penembakan yang terjadi beberapa hari lalu."     

"Penembakan siapa?" tanya Alaric sambil menatap Ella lekat-lekat.     

"Uhm... Lady Amelia, yang merupakan sekretaris pribadi Pangeran Renald. Banyak yang mengatakan bahwa Lady Amelia merasa sangat cemburu ketika mengetahui bahwa Pangeran Renald telah menikah dengan seorang wanita biasa, dan mendatangi penthouse tempat Pangeran tinggal lalu menembaknya." Ella menekankan tangannya ke dada karena ia masih merasa kaget oleh berita itu. Wajahnya tampak diliputi perasaan ngeri. "Kalian pasti tidak tahu berita ini karena kalian dari luar negeri, tetapi selama empat hari terakhir, seisi Moravia digemparkan oleh kasus tersebut."     

Alaric segera mengenali nama Amelia yang diceritakan Ella. Alisnya berkerut dan wajahnya yang dingin tampak dipenuhi kemurkaan.     

Beraninya seorang wanita biasa seperti Amelia hendak mengklaim suami anak perempuannya dan merasa cemburu melihat Ren menikahi Vega. Sungguh mencari mati.     

"Apakah Pangeran Renald terluka parah?" tanya Altair cepat. Ia hendak segera membuka ponselnya dan mencari semua berita yang tadi disampaikan Ella, tetapi ia menahan diri dan menanyakan segala sesuatunya kepada Ella dulu, untuk mengetahui sudut pandang gadis itu.     

"Ah, ya, benar.. Pangeran Renald terluka parah di perut, untunglah tembakan Lady Amelia tidak berhasil mengenai jantungnya, dan pengawal Pangeran dengan sigap menembak Lady Amelia. Sekarang Pangeran masih dirawat di unit gawat darurat Rumah Sakit Almstad Internasional, sementara keluarga Lady Amelia menuduh bahwa anak perempuan mereka sebenarnya hanya korban."     

"Wahh.. menegangkan sekali," komentar Altair. "Terima kasih atas semua cerita Anda, Nona Manajer. Kami berharap Fee benar-benar akan hidup bahagia dan lepas dari semua masalah ini. Menurut kami ia adalah seorang gadis yang sangat baik."     

"Aku juga berharap begitu," balas Ella. Ia tampak sedih karena sepertinya kedua pria tampan di depannya ini tidak lagi membutuhkan kehadirannya. Namun, dengan tahu diri Ella lalu membungkuk sedikit dan meminta diri. "Kalau begitu, saya ke belakang dulu. Kalau ada apa pun yang ingin Anda tanyakan lagi, atau mau memesan sesuatu, melambai saja. Saya akan datang."     

"Terima kasih." Altair mengangguk. Ia lalu bertukar pandang dengan ayahnya yang tampak masih menyimpan kekesalan, walaupun ekspresinya tampak datar. Altair dapat mengenali sorot mata ayahnya yang tampak siap membunuh kalau ada hal yang membuatnya marah. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan keluarganya.     

"Aku akan mencari beritanya," kata Altair. Ia lalu membuka ponselnya dan membaca berbagai berita yang membahas tentang gosip di Moravia, dimulai sejak terungkapnya foto-foto liburan Pangeran Renald dan seorang wanita cantik misterius yang tidak diketahui namanya.     

Lalu perlahan-lahan, muncul berbagai artikel yang berhasil menemukan keterangan siapa wanita misterius itu sebenarnya. Mereka menyebutnya sebagai Fee Lynn-Miller yang berasal dari kampung kecil di tepi danau bernama Salzsee.     

Hingga akhirnya kisah cinta Pangeran Renald dengan wanita biasa yang menggemparkan itu berakhir dengan tragedi penembakan di penthouse sang pangeran. Ren terluka parah dan para dokter menolak berkomentar tentang tingkat keseriusan lukanya, sementara sang pelaku, Lady Amelia Genevieve meninggal di tempat akibat ditembak oleh salah seorang pengawal Ren.     

Altair bahkan dapat menemukan video penembakan tersebut beredar di internet. Alisnya berkerut saat ia melihat dalam rekaman betapa Amelia mengeluarkan sebuah pistol dari tas tangannya, sementara Ren berjalan pelan-pelan mendekatinya dan berusaha menenangkan Amelia.     

Amelia terlihat menangis lalu menjerit-jerit dan akhirnya kalap menembak Ren satu kali. Tangannya terlihat gemetar saat membidikkan pistolnya ke dada kiri Ren dan malah menembak perutnya.     

Ren roboh hanya setengah detik sebelum Amelia juga roboh ke lantai dengan kepala bersimbah darah. Seseorang telah menembak gadis itu di belakang kepalanya.     

Altair mengulang video itu dan memperhatikan baik-baik isinya. Ia lalu menyerahkan ponselnya kepada Alaric yang sedang menyesap tehnya dengan tenang.     

"Ayah... coba lihat video ini," kata Altair.     

Alaric menerima ponsel anak laki-lakinya dan mengamati video tersebut. Wajahnya tampak tidak berubah.     

"Aku menerima SMS dari Ren beberapa hari lalu agar aku menjauhkan Vega dari internet. Katanya ia tidak mau Vega menjadi stress kalau ia membaca berita tentang Moravia," kata Altair. "Tadinya kukira maksud Ren adalah agar Vega berkonsentrasi pada pemulihannya dan tidak mengikuti berita tentang gosip dirinya di Moravia."     

Alaric mengangkat wajahnya dan menatap Altair. "Lalu?"     

"Uhm... mungkin sebenarnya ini yang dimaksud Ren." kata Altair dengan suara tercekat. "Aku tidak tahu. Jangan-jangan ini hanya kebetulan dan aku membuat dugaan sendiri."     

Alaric tersenyum tipis. "Ini terlalu berlebihan untuk menjadi sekadar kebetulan."     

Ia mengamati video itu lagi dan melihat tangan Amelia yang gemetar.     

Hmm... mungkin Ren sendiri sudah menghukum Amelia sebelum aku datang, pikir Alaric dengan puas.     

Ia mengembalikan ponsel Altair dan duduk bersandar di kursinya sambil melipat tangan ke dada.     

.     

.     

>>>>>>     

From the author:     

Teman-teman, yuhuuuu!! Ada event dari Webnovel, yang ternyata menggabungkan lokal dan global. Jadi ini khusus untuk pembeli Privi. Author yang berhasil update ceritanya setiap hari tanpa henti selama bulan September dan dapat pembeli privi di atas 500 akan dapat banyak feature dan promosi untuk bukunya.     

Kalian bisa lihat pengumumannya di "Win Win Event".     

Nah, saya mau kasi giveaway untuk teman-teman yang support saya di event ini. Kalau kalian beli privi yang paling rendah aja, yang 1 coin, dan beli satu saja bab di dalam privi, kalian kirim skrinsyot beli privinya ke email saya di: [email protected], atau Whatsapp Mbak Deasy di: 0812-8226-7045 dengan menyebutkan username kalian, nanti kalian memenangkan beberapa giveaway dari saya.     

Kalau kita mencapai target 500 support untuk The Alchemists, saya akan kasi 5 hadiah yang akan diundi untuk teman-teman yang sudah kirim skrinsyot dan usernamenya ke Mbak Deasy ya.      

Kalau kita mencapai target 1000 support, saya akan kasih 10 giveaway.     

Hadiahnya silakan pilih:     

1. Pulsa Rp 100.000     

2. Buku Cetak "The Alchemist"     

3. Buku Cetak "Ludwina & Andrea" + buku cetak "Glass Heart: Kojiro Nana"     

Kalau pilih buku, nanti bukunya saya kirim ke seluruh Indonesia, ongkir ditanggung oleh saya.     

Saya juga minta dukungannya untuk beli privi tier 1 coin aja dan satu bab untuk buku "The Prince Who Cannot Fall In Love & The Missing Heiress", buku "Finding Stardust" (bahasa Inggris) dan "Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang"     

Kalau kalian beli privi minimal tier yang 1 coin untuk keempat novel tersebut, artinya kalian akan mendapatkan empat kesempatan untuk menjadi pemenang giveaway di masing-masing novel. Makanya, kita usahakan menang di event ini ya.     

PS: Privilege untuk Finding Stardus dan Putri Akkadia belum ready ya. Silakan dibeli mulai tanggal 2 September saja :)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.