The Alchemists: Cinta Abadi

Vega Akan Dapat Segera Pulih



Vega Akan Dapat Segera Pulih

1"Kalau kalian tidak dapat menerima Vega apa adanya, maka aku tidak bisa terus menjadi putra mahkota Moravia. Kalian harus mencari orang lain," kata Ren dengan nada suara datar.     

Ia sudah tidak peduli dengan apa yang diinginkan Raja Gustave dan Ratu Elena. Bagaimanapun, kalau ia memutuskan untuk minum ramuan keabadian dan tinggal bersama Vega selamanya, ia juga harus mengundurkan diri dari publik.     

Mungkin sepuluh tahun lagi ia harus memalsukan kematiannya sebagai Renald Hanenberg dan hidup sebagai orang baru. Jika saat itu tiba, takhta Moravia sudah tidak ada artinya bagi dirinya.     

"Bu... bukan itu maksudku.. Ah.." Ratu Elena tampak menjadi gundah. Ia masih memikirkan kecaman publik terhadap gadis itu jika nanti istana mengonfirmasi bahwa Ren memang benar-benar telah menikah dengan seorang gadis jelata. "Nenek menguatirkan istrimu. Pandangan orang luar masih sangat picik."     

Ren mengangkat wajahnya dan menatap Ratu Elena dengan ekspresi agak terkejut. "Hmm... Nenek menguatirkan Vega? Bukan karena Nenek tidak mau menerima gadis dari kalangan bawah sebagai istriku?"     

Ratu Elena menggeleng. "Apakah namanya Vega? Nama yang cantik sekali."     

Ren tersenyum mendengar kata-kata neneknya dan mengangguk. "Jauh lebih cantik orangnya."     

Ratu Elena dan Raja Gustave saling pandang dan keduanya sama-sama menghela napas.     

"Di mana istrimu sekarang? Mengapa ia tidak ada di sini untuk menemanimu ketika dirawat?" tanya Raja Gustave keheranan.     

"Ia sedang berkumpul bersama keluarganya. Aku tidak ingin ia kuatir," kata Ren. "Nanti kalau semuanya sudah tenang, aku akan menemuinya."     

"Keluarga?" Ratu Elena mengerutkan keningnya keheranan. "Bukankah orang bilang ia gadis dari kampung dan sudah yatim piatu?"     

Ren menggeleng. "Sebenarnya, ia bukan gadis dari kampung seperti yang banyak orang gosipkan. Malahan... aku takut keluarga kita tidak cukup pantas untuknya."     

"A.. apa kau bilang? Keluarga kita tidak cukup pantas untuknya? Apa maksudmu?" tanya Ratu Elena cepat. Ia tidak terima jika keluarga raja penguasa kerajaan kaya di Eropa tengah ini disebut tidak pantas. Itu tidak mungkin!     

"Aku mengatakan yang sebenarnya," kata Ren. "Aku belum bisa mengatakan apa-apa. Tetapi jika situasinya sudah membaik dan keluarganya mengizinkan, aku akan membawanya menemui kakek dan nenek."     

Ratu Elena tertegun. Ia tidak mengira Ren sungguh-sungguh dengan ucapannya. Gadis itu berasal dari keluarga yang jauh lebih terhormat dari keluarga raja Moravia? Sangat sulit dipercaya.     

"Siapa dia sebenarnya? Mengapa kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya?" tanya Ratu Elena dengan nada sedikit mendesak. "Apakah Nenek perlu membuat pengumuman untuk mencarinya?"     

"Tidak, jangan Nenek lakukan. Aku sudah berjanji kepada keluarganya untuk merahasiakan identitas istriku sementara ini. Nanti kalau tiba waktu yang tepat, aku akan memperkenalkannya kepada kalian."     

Ratu Elena dan Raja Gustave sebenarnya tidak puas dengan jawaban Ren, tetapi mereka tidak punya pilihan. Mereka tidak mau mendesak pria itu saat ia masih dalam kondisi sakit.     

"Hmm... baiklah kalau begitu." Akhirnya Raja Gustave menyerah. "Bagaimana pihak istana harus menyikapi semua gosip yang beredar di luar sana? Bagaimanapun kami harus memberikan pernyataan sikap. Apalagi keluarga Lord Genevieve telah berkali-kali mengadakan konferensi pers dan mengecammu sebagai pembunuh."     

"Biar aku yang mengurus mereka. Sekarang aku perlu istirahat agar kesehatanku segera pulih," kata Ren.     

"Hmm.. ah, benar juga. Maafkan Nenek yang terlalu kuatir," kata Ratu Elena dengan menyesal. Ia mengusap-usap kepala Ren dan mencium keningnya. "Selamat beristirahat. Jangan banyak berpikir. Begitu kondisi kesehatanmu membaik, kau bisa mengunjungi kami di istana. Kakekmu ingin membahas sesuatu denganmu."     

"Terima kasih, Nenek."      

Ratu Elena dan Raja Gustave lalu keluar dari kamar perawatan Ren dan berpesan kepada John agar memastikan tuannya beristirahat dengan baik. Karl yang menunggu mereka di lounge, di luar kamar perawatan Ren, juga mendapatkan nasihat yang sama.     

Ren memejamkan matanya menahan rasa sakit akibat luka di perutnya. Dalam waktu tiga bulan saja ia telah tertembak 2 kali, dan semuanya oleh wanita. Ia hendak menertawakan dirinya sendiri, sebagai seorang lelaki yang tidak tertarik pada cinta, ia justru terlibat dalam kisah romansa yang menegangkan.     

Ia tidak bisa tertawa karena lukanya masih terasa sakit. Sialan, pikirnya.     

Pengorbanannya membiarkan Amelia menembaknya berhasil menyelesaikan satu masalah Ren. Namun, pada saat yang sama, ia merasa kesal karena lukanya membuat ia terhambat dan tidak dapat bergerak bebas untuk menyelesaikan urusannya yang lain.     

***     

Vega membelalakkan matanya saat mobil mewah yang membawanya berhenti di halaman sebuah kastil yang luar biasa megah. Rasanya ia seperti berada di negeri dongeng. Selama beberapa hari terakhir ini ia merasa seolah sedang bermimpi indah dan ia berkali-kali mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak mau bangun.     

Dan sepertinya, keinginannya dikabulkan. Vega bertemu dengan ayah, ibu, saudara-saudara dan keluarga besarnya.. Ia merasa seperti seorang putri yang dimanjakan dan disayangi semua orang.     

Ia belum pernah sebahagia ini.      

Aleksis melihat sepasang mata Vega berkaca-kaca ketika gadis itu turun dari mobil dan memandang kastil di depannya dengan ekspresi kagum.     

"Kenapa kau menangis?" tanya Aleksis dengan lembut. Ia segera menggandeng putrinya dan menarik tangannya untuk berjalan menuju ke dalam. "Ayo kita masuk. Ibu akan menunjukkan kamarmu."     

"Aku merasa seolah aku masih bermimpi..." kata Vega pelan. Ia menuruti ibunya berjalan menjejeri langkah Aleksis menuju ke dalam kastil.     

Walaupun ia masih tidak dapat mengingat kenangannnya selama di kastil ini, tetapi Vega merasakan perasaan familiar dengan bangunan megah tersebut.     

Ia sama sekali tidak merasa asing pada taman yang mereka lalui, lalu pintu kayu tebal yang membuka menuju halaman dalam, dan kemudian ruang aula besar yang menyambut mereka setelah pintu terbuka.     

Tanpa sadar, ia berjalan ke kiri dan menyusuri koridor ke arah menara Barat. Aleksis dan Alaric menatap Vega yang melangkah dengan begitu yakin, seolah ia mengenali sekitarnya. Mereka lalu bertukar pandang.     

"Biarkan saja..." bisik Alaric. "Biar ia mengakrabkan diri dengan tempat ini. Kurasa secara tidak sadar, pikirannya mengenali tempat ini."     

Dari semua tempat tinggal yang mereka miliki di dunia, kastil di Targu Mures ini memang tempat kesukaan Vega. Rasanya wajar jika ia menyimpan kenangan tentang kastil ini jauh di dasar ingatannya.     

Lauriel yang berjalan di belakang mereka berhenti di samping Alaric dan mengangguk.     

"Aku sudah mendapatkan beberapa bahan obat yang kubutuhkan. Aku akan meraciknya dan segera mengobati Vega. Kurasa ia akan segera memperoleh ingatannya kembali..."     

"Benarkah?" tanya Aleksis dengan gembira. "Aku sangat senang."     

"Dari pemeriksaan yang kulakukan beberapa hari terakhir ini, aku rasa aku sudah dapat menemukan tingkat keparahan kondisinya. Aku yakin Vega masih bisa disembuhkan dan memulihkan ingatannya. Semuanya masih ada dan tersimpan dengan baik. Kita hanya perlu membangkitkannya..."     

Aleksis mendesah lega sekali.     

>>>>>>     

From the author:     

Teman-teman, yuhuuuu!! Ada event dari Webnovel, yang ternyata menggabungkan lokal dan global. Jadi ini khusus untuk pembeli Privi. Author yang berhasil update ceritanya setiap hari tanpa henti selama bulan September dan dapat pembeli privi di atas 500 akan dapat banyak feature dan promosi untuk bukunya.     

Kalian bisa lihat pengumumannya di "Win Win Event".     

Nah, saya mau kasi giveaway untuk teman-teman yang support saya di event ini. Kalau kalian beli privi yang paling rendah aja, yang 1 coin, dan beli satu saja bab di dalam privi, kalian kirim skrinsyot beli privinya ke email saya di: [email protected], atau Whatsapp Mbak Deasy di: 0812-8226-7045 dengan menyebutkan username kalian, nanti kalian memenangkan beberapa giveaway dari saya.     

Kalau kita mencapai target 500 support untuk The Alchemists, saya akan kasi 5 hadiah yang akan diundi untuk teman-teman yang sudah kirim skrinsyot dan usernamenya ke Mbak Deasy ya.      

Kalau kita mencapai target 1000 support, saya akan kasih 10 giveaway.     

Hadiahnya silakan pilih:     

1. Pulsa Rp 100.000     

2. Buku Cetak "The Alchemist"     

3. Buku Cetak "Ludwina & Andrea" + buku cetak "Glass Heart: Kojiro Nana"     

Kalau pilih buku, nanti bukunya saya kirim ke seluruh Indonesia, ongkir ditanggung oleh saya.     

Saya juga minta dukungannya untuk beli privi tier 1 coin aja dan satu bab untuk buku "The Prince Who Cannot Fall In Love & The Missing Heiress", buku "Finding Stardust" (bahasa Inggris) dan "Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang"     

Kalau kalian beli privi minimal tier yang 1 coin untuk keempat novel tersebut, artinya kalian akan mendapatkan empat kesempatan untuk menjadi pemenang giveaway di masing-masing novel. Makanya, kita usahakan menang di event ini ya.     

PS: Privilege untuk Finding Stardus dan Putri Akkadia belum ready ya. Silakan dibeli mulai tanggal 2 September saja :)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.