The Alchemists: Cinta Abadi

Mengapa Seisi Keluarga Linden Tampak Sangat Muda?



Mengapa Seisi Keluarga Linden Tampak Sangat Muda?

0Alaric yang mendengar kata-kata Vega segera maju dan ganti memeluk anak perempuannya. Vega terpaku. Ia telah melihat pria tampan itu di belakang ibunya.     

Apakah... apakah itu ayahnya? Itukah Elios Linden? Mengapa ia tampak muda sekali?     

Tetapi ia tak sempat berpikir jauh, kepalanya dipenuhi oleh perasaan haru dan bahagia yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.     

Akhirnya... rasa sepinya selama ini telah berakhir. Ia tidak sendirian di dunia ini.      

Ternyata ia masih memiliki ayah, ibu, dan tiga saudara yang sangat menyayanginya.     

"Kak Vega..." Ireland dan Scotland serentak ikut memeluk Vega, dan berempat mereka semua menangis bersama-sama.     

Ren memperhatikan itu semua dengan perasaan campur aduk. Di depannya, kini berdiri laki-laki yang paling dibencinya di dunia ini...     

Alaric Rhionen sang pembenci manusia, yang begitu jahat dan dulu dengan seenaknya menentukan siapa manusia yang berhak hidup dan siapa yang harus mati... kini menangis karena berhasil menemukan anak perempuannya yang telah lama hilang.     

Ren dapat membayangkan betapa hancurnya hati Alaric ketika ia pertama kali mengetahui anaknya diculik, dan berkali-kali ditipu oleh petunjuk palsu untuk mengaburkan pencariannya.     

Apakah ia akan lebih sedih jika anaknya tidak pernah kembali?     

Apakah dukanya akan lebih dalam jika ia menemukan tubuh anaknya terbaring menjadi mayat?     

Semua pertanyaan itu hanya dapat ia simpan sendiri di dalam hatinya. Ren menatap pertemuan kembali Vega dan seisi keluarganya dengan pikiran yang melayang. Seolah jiwanya pergi, meninggalkan tubuhnya yang berdiri terpaku di kamar mereka.     

"Uhm... Ayah, Ibu... ini, Renald Hanenberg... suamiku..." kata Vega tiba-tiba. Setelah ia melepaskan diri dari pelukan Alaric.     

Vega tidak ingin Ren merasa diasingkan setelah ia bertemu kembali dengan keluarganya, Mereka berdua dulu sama-sama yatim piatu dan ia merasa selama ini Ren paling mengerti dirinya. Vega tak mau meninggalkan Ren sendiri setelah ia mengetahui identitasnya yang sebenarnya, bahwa ia ternyata bukan lagi yatim piatu.     

Ia mundur sedikit dan menggenggam tangan Ren, seolah memberi pernyataan sikap bahwa keluarganya harus menerima Ren sebagai suaminya, karena Vega tidak akan kembali pada keluarganya tanpa Ren.     

Alaric seketika menyipitkan matanya dan menatap Ren dengan pandangan tajam. Ia telah mengetahui siapa Ren dari Mischa sejak pertama kali Altair mengabarinya bahwa Vega telah ditemukan.     

Ia tahu Ren adalah seorang yatim piatu, cucu dari raja dan ratu Moravia sekarang yang diangkat menjadi pangeran putra mahkota setelah sepupunya, pangeran putra mahkota sebelumnya meninggal.     

Selain itu, Ren adalah seorang genius dan pernah memimpin divisi Space Exploration di SpaceLab sebelum ia kembali ke Moravia. SpaceLab adalah salah satu inisiatif yang didirikan Rhionen Industries, dulu sekali, sebelum berubah menjadi Rhionen Meier Industries atau RMI.     

Ren merasakan dadanya berdebar keras. Ia jerih tetapi sekaligus juga sangat membenci Alaric. Namun, ia menahan diri dan memainkan perannya baik-baik. Ia mengangguk ke arah Alaric dan menyapanya dengan suara tenang.     

"Aku tidak mengira seisi keluarga Fee.. uhm... Vega, ternyata terlihat masih sangat muda. Ini sangat mengejutkan. Bukankah seharusnya Tuan dan Nyonya Linden sudah berumur?" tanyanya sambil mengedarkan pandangan ke arah keluarga Vega.     

Saat itu juga Vega tertegun dan mengangguk. Ia baru memperhatikan ini. Tadinya ia merasa wajar kalau ibunya masih terlihat muda karena wanita dari kalangan keluarga kaya biasanya memang melakukan perawatan serba mahal untuk terlihat awet muda...     

Tetapi ketika ia melihat Alaric terlihat seolah seusia dengan suaminya sendiri, dan Ren termasuk orang yang berwajah jauh lebih muda dari usia sebenarnya, Vega menjadi kebingungan.     

"Uhm... Ren benar," kata Vega dengan suara tercekat. Ia lalu menatap Alaric dan Altair bergantian. Ayah dan kakak lelakinya terlihat begitu mirip, bukan hanya wajah dan penampilan mereka yang serupa.. tetapi usia mereka terlihat seolah tidak terpaut jauh. Alih-alih seperti ayah dan anak, mereka terlihat seperti kakak beradik.     

Ia dan Ren kini menatap Aleksis, Alaric, Altair, dan si kembar Ireland dan Scotland dengan ekspresi bingung.     

Alaric tersenyum, untuk menenangkan Vega. "Kita akan memberi tahu rahasia keluarga yang sangat penting kepadamu. Nanti kau akan mengerti."     

Ren tahu apa yang dimaksud Alaric. Tentu mereka akan memberi tahu Vega bahwa sebenarnya seisi keluarga Vega adalah manusia abadi yang dapat hidup muda selamanya. Ia sudah tahu siapa mereka semua. Tetapi ia menunggu momen saat Alaric menceritakan semua itu kepada anak perempuannya yang malang, yang selama ini telah melupakan mereka semua.     

Ia ingin tahu bagaimana cara Alaric akan menyampaikan semua ini. Tentu akan sangat mengejutkan.     

"Renald?" Alaric melangkah mendekati Ren dan merangkul bahunya. "Maukah kau berjalan-jalan denganku ke pantai? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan kepadamu."     

Ren menoleh ke arah tangan Alaric yang menyentuh bahunya. Walaupun kelihatannya Alaric menepuk bahunya dengan maksud bersikap ramah, ia dapat merasakan sebenarnya pria itu menekan bahunya dengan sangat kuat, tidak memberinya pilihan untuk menolak.     

Ren tersenyum tipis dan mengangguk. "Baiklah."     

"Uhm.. ada apa ini?" tanya Vega keheranan. Ia memegang lengan Ren dan berusaha menahannya.     

Dengan lembut Ren melepaskan tangan Vega dari lengannya dan menenangkannya. "Tidak apa-apa, Sayang. Kurasa ayahmu hanya ingin bicara denganku. Aku juga ingin berbicara kepadanya."     

Setelah Ren meyakinkannya, barulah Vega mengangguk dan melepaskan tangannya dari lengan Ren. Ia menatap kedua pria itu berjalan melangkah dengan sikap dingin yang sama keluar dari villa.     

"Ibu... apa yang ingin ayah katakan kepada suamiku? Apakah Ibu tahu?" tanya Vega kepada Aleksis. "Lalu, apa rahasia keluarga yang tadi ayah maksudkan? Apakah ada hal yang perlu aku ketahui?"     

Aleksis merangkul bahu Vega dengan penuh kasih sayang dan kembali meneteskan air mata. Ia masih tak dapat mengatasi perasaan haru yang memenuhi dadanya. Gadis kecilnya.. kini telah menjadi seorang wanita dewasa.     

Sebentar lagi Vega akan berusia 22 tahun. Sewaktu ia hilang, usianya masih 16 tahun. Sungguh begitu lama waktu berlalu. Selama bertahun-tahun ini ia dan Alaric telah putus asa..     

"Oh.. anakku, Ibu sangat bahagia..." bisik Aleksis berkali-kali. "Nanti kami akan memberitahumu semua yang perlu kau ketahui. Kita tunggu dulu kedatangan Kakekmu ya.. Kalau Kakek Rory dan Kakek Caspar datang dan memeriksa kondisimu, kita akan dapat mencari cara untuk memulihkan ingatanmu. Ibu yakin pasti ada cara..."     

Vega tidak tahu bagaimana mereka akan dapat memulihkan ingatannya. Tetapi yang jelas ia kini mulai dipenuhi harapan. Semua tahun-tahun yang hilang dalam hidupnya akan dapat kembali. Ia tidak sabar ingin segera bertemu kakeknya dan memulihkan daya ingatnya.     

Ia ingin tahu semua yang terjadi dalam hidupnya.     

"Ibu... kalau... kalau ingatanku berhasil dipulihkan, apakah aku akan melupakan ingatanku yang baru?" tanya Vega dengan nada suara kuatir. Ia baru memikirkan kemungkinan ia akan melupakan semua yang terjadi selama enam tahun terakhir ini agar dapat kembali mengingat hidupnya sebelum ia kehilangan ingatan.     

Memang ia hidup dengan mengalami banyak penderitaan selama beberapa tahun terakhir ini, tetapi ia tidak mau melupakan Ren. Ia mengalami banyak kebahagiaan bersama pria itu dan ia sangat mencintai suaminya...     

.     

.     

>>>>>>     

From The Author:     

Duh duh duh... maaf ya, belum sempat publish bab kedua tadi malam dan bab kedua hari ini. Saya ada 3 seminar dan semuanya lamaaaaa. Nanti malam saya publish satu lagi dan sisanya dilanjutkan besok pagi yaa. Maaapppppp... Tenang, saya pasti lunasin kok jumlah babnya.      

Btw, novel ini akan tamat satu-dua minggu lagi. Jadi tidak lama kok. Setelah itu kita lanjut dengan kisah sang ilmuwan eksentrik ganteng, Rune Schneider, mencari cinta sejati. xx     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.