The Alchemists: Cinta Abadi

Cemburu



Cemburu

0L melantunkan sebuah lagunya yang paling terkenal dan segera saja suara indahnya memenuhi aula dan membuat semua orang terpesona.     

Satu persatu pasangan mulai turun ke lantai dansa. Bahkan Raja Gustav kemudian berdiri dan menarik tangan istrinya untuk ikut berdansa. L adalah penyanyi idola istrinya, dan ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagi mereka untuk berdansa dengan diiringi nyanyian L secara live begini.     

Amelia juga berdiri dari kursinya dan menghampiri Ren dengan wajah tersenyum lebar.     

"Ini lagu favoritku..." katanya dengan suara bersungguh-sungguh. "Maukah kau berdansa denganku?"     

"Aku sedang tidak ingin berdansa," Ren menolak sambil menggeleng. Wajahnya kembali terlihat masam.     

Amelia sama sekali tidak terlihat tersinggung. Selama belasan tahun ini, ia sudah terbiasa dengan sikap Ren dan sama sekali tidak memasukkannya ke hati. Memang Ren seperti itu, pikirnya.     

"Kau berutang satu kepadaku," kata Amelia masih sambil tersenyum manis. "Aku mengeluarkan Fee dari kantor polisi. Sudah kubilang aku akan menagihnya."     

Pesta tahun baru ini sangat penting dan disaksikan oleh begitu banyak orang. Amelia tidak akan membiarkan dirinya dipermalukan jika Ren menolak berdansa dengannya. Apalagi di tengah maraknya berita bahwa ia dan Ren akan menikah.     

Ren mengernyitkan keningnya mendengar kata-kata Amelia. Ia masih ingat peristiwa itu. Ia memang berutang kepada Amelia dan tidak dapat menyangkalnya.     

Akhirnya ia mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk menarik Amelia ke lantai dansa. Amelia sangat menyukai lagu ini karena panjang dan sangat romantis. Ia segera menyandarkan kepalanya ke dada Ren yang bidang dan tangannya memeluk leher pria itu sambil kaki mereka melangkah dengan seirama mengikuti alunan musik yang menghanyutkan.     

Bisik-bisik kagum segera terdengar di seluruh aula. Semua orang sibuk mengomentari betapa beruntungnya Lady Amelia karena berhasil mendapatkan hati bujangan nomor satu di seluruh Moravia, Pangeran Renald Hanenberg.     

Mereka juga memuji betapa serasinya pasangan itu. Namun demikian, tentu tidak sedikit wanita yang iri akan keberuntungan Amelia. Terutama beberapa gadis bangsawan lain yang juga berharap mereka dapat mengambil hati Ren.     

"Kau mau berdansa denganku?" tanya Mischa tiba-tiba, membuat Fee kaget. Ia menoleh ke samping dan membelalakkan matanya.     

"Apa kata Bos?"     

"Mischa. Namaku Mischa. Seingatku tadi di penthouse kita berencana tampil sebagai pasangan kekasih. Apa kau sudah lupa?" tanya Mischa sambil tersenyum.     

Fee tertegun.     

Ah, benar juga. Ia terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri dan rasa cemburunya melihat Ren dan Amelia bersama.     

Ia tidak boleh tampil lemah dan menderita. Ia harus menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.     

Duh, ia merasa sangat bersyukur karena Mischa begitu baik kepadanya dan bersedia membantunya. Mungkin tanpa Mischa ia akan terpuruk di mejanya dan tidak dapat menikmati pesta ini.     

Bukankah ini adalah pesta paling eksklusif di Moravia? Ribuan gadis ingin bisa hadir di sini.      

'Nak.. ini adalah pertama dan terakhir kalinya ibu menginjakkan kaki di istana. Kuharap kalian senang bisa datang ke sini,' bisik Fee dalam hati kepada anak-anaknya.     

Ia akhirnya mengangguk dan tersenyum kepada Mischa. "Aku hampir lupa. Terima kasih Bos selalu mengingatkanku. Aku mau berdansa, tetapi aku tidak pandai. Mohon aku dimaafkan."     

Mischa mengangguk dan tersenyum manis. Ia sangat jago berdansa. Sejak masa mudanya, ia sangat menikmati kegiatan satu ini. Dulu Lisa juga tidak pandai berdansa, tetapi ia mengajarinya dengan sabar.     

"Tenang saja, aku akan mengajarimu," kata Mischa sambil menarik tangan Fee bangkit dari kursinya dan menggandeng pinggang gadis itu ke tengah lantai dansa. Sarah, Anne, dan beberapa direktur RMI yang melihat keakraban mereka hanya bisa saling pandang dan meneguk minuman masing-masing.     

Mereka semua memiliki dugaan yang sama, bahwa bos besar mereka memang memiliki hubungan istimewa dengan asisten pribadinya. Namun begitu, mereka bisa apa? Itu bukanlah urusan mereka.     

Amelia mengangkat wajahnya dan menatap wajah Ren yang tampak datar tanpa ekspresi. Ia sangat suka memandangi wajah pria itu, rasanya ia tidak pernah puas. Ia bahkan tidak keberatan walaupun Ren tidak menatapnya balik dengan pandangan penuh cinta yang sama. Asalkan Ren tidak mengenyahkannya dan menyuruhnya menatap ke tempat lain, Amelia sudah bahagia.     

"Kau belum menyangkal gosip terbaru yang dihembuskan para jurnalis tentang perjodohan kita." kata gadis itu sambil tertawa kecil. "Biasanya kau sudah menyuruh Karl atau aku untuk membuat konferensi pers dan mengklarifikasi semuanya. Tetapi sudah tiga hari beritanya beredar dan kau belum mengeluarkan bantahan."     

"Hmm.." Ren hanya menggerutu pelan, tidak menanggapi kata-kata Amelia.     

"Kalau kau tidak membantahnya, gosip akan berkembang semakin besar dan menjadi bola liar. Gara-gara itu, orang tuaku bahkan mulai membahasnya. Apa kau tidak kuatir kakek dan nenekmu nanti akan mendengarnya dan menjadi terpengaruh?" tanya Amelia lagi. Bibirnya yang merah tersenyum menggoda. "Atau jangan-jangan kau memang sudah mau menikah denganku?"     

Ren tidak mendengarkan kata-kata Amelia. Sudut matanya telah menangkap sosok wanita cantik bergaun biru muda di sebelah kirinya bangkit dari kursi dan berjalan anggun mengikuti sosok lelaki bertuxedo hitam ke tengah lantai dansa.     

Ia menoleh dan memperhatikan pasangan itu menautkan tangan mereka dan kemudian mengayun dengan anggun di lantai dansa mengikuti lantunan lagu romantis L.     

Amelia mengerutkan keningnya melihat ekspresi Ren yang tampak dipenuhi kemarahan. Ia ikut menoleh ke kiri dan menemukan sosok yang menarik perhatian Ren. Wajahnya segera menjadi terkejut.     

"Fee? Bagaimana bisa dia ada di sini?" tanya Amelia keheranan. Ia menatap Ren lekat-lekat. "Apakah kau tahu ia datang?"     

Ren mengangguk. "Aku tahu."     

"Siapa yang mengundangnya?" tanya Amelia keheranan.     

Ia tak dapat membayangkan seorang gadis kampung seperti Fee bisa mengenal orang kalangan atas yang dapat membawanya ikut ke acara pesta tahun baru istana yang demikian eksklusif. Apalagi sekarang Fee sudah meninggalkan Ren.     

Ia kemudian kembali memperhatikan Fee dan baru melihat bahwa pasangan dansanya adalah seorang pria yang sangat tampan dan tampak begitu mengesankan.     

"Kau tahu siapa orang yang bersamanya itu?" tanya Amelia lagi.     

Kali ini Ren tidak mau menjawabnya. Ia tahu hubungan Mischa dan Fee tidak mungkin terlalu dalam, mengingat Mischa bahkan tidak mengetahui bahwa Fee sedang mengandung.     

Ia menduga Fee sengaja datang ke pesta ini bersama Mischa dan berpura-pura tampil seperti pasangan kekasih untuk membuatnya kesal, seperti yang dilakukan Fee minggu lalu. Fee bahkan mungkin sengaja melakukan ini untuk membuat Ren cemburu.     

Ren tadinya membiarkan dan tidak mempedulikan hal ini, tetapi ia tidak menyangka saat melihat Mischa menggandeng Fee dengan begitu mesra ke lantai dansa dan kini berdansa bersama Fee diiringi lagu romantis seperti ini.. ternyata ia merasa sangat cemburu.     

Rencana Fee sepertinya berhasil, pikirnya kesal. Ia menarik napas panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.