The Alchemists: Cinta Abadi

Pesta Tahun Baru Di Istana Raja



Pesta Tahun Baru Di Istana Raja

1Pukul 5 sore, staf dari Ruby & Co datang membawa satu koper berisi berbagai kotak beludru berwarna biru tua. Di dalam setiap kotak ada sebuah perhiasan yang sangat cantik. Berbagai bahan seperti titanium, emas putih, emas kuning, dengan batu mulia topaz, rubi, intan, berlian, dan zamrud... semuanya ada di situ.     

Fee sampai tercengang melihat pilihan perhiasan yang ada. Ia menoleh kepada Mischa untuk meminta pendapat. "Bos, aku tidak tahu harus memilih yang mana. Semuanya bagus-bagus."     

Mischa berjalan ke sampingnya dan berdiri dengan tangan di pinggang mengamati satu persatu perhiasan di kotak beludru yang terbuka. Ia lalu mengambil seuntai kalung platinum dengan bandul berlian berwarna biru tua, serta dua buah anting berlian senada.     

"Ini bagus," katanya pendek. Ia memberi tanda kepada Fee untuk mengangkat rambutnya. Dengan patuh, gadis itu menurut. Setelah Fee mengangkat rambutnya, Mischa berjalan memutar tubuh gadis itu dan berdiri di belakangnya. Dengan hati-hati ia lalu memasangkan kalung itu ke leher Fee dan mengaitkannya. Ia lalu menyerahkan sepasang antingnya ke tangan Fee. "Coba kau pakai anting pasangannya. Kita lihat seperti apa jadinya."     

"Terima kasih." Fee menurunkan rambutnya dan menerima anting dari Mischa. Ia lalu berjalan ke kamarnya dan mengamati wajahnya di cermin besar di samping jendela. Ia memasang anting-anting ke dua telinganya lalu menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan untuk mengamati penampilan akhirnya.     

Ia mendecak kagum karena perhiasannya tampak sangat menawan setelah ia kenakan. Mischa punya selera bagus, pikir Fee.     

Ia akhirnya memutuskan untuk mengikuti pilihan Mischa dan mengenakan set kalung dan anting ini. Ia lalu keluar kamar menemui Mischa dan staf Ruby & Co.     

"Aku suka sekali," cetus gadis itu dengan wajah tersenyum.     

"Aku senang kau suka," Mischa balas tersenyum. Ia mengangguk-angguk. Ia senang melihat suasana hati Fee sepertinya mulai membaik. Ia telah berbicara sedikit kepada staf saat Fee sedang ke kamarnya untuk memeriksa penampilannya dan sang staf mengerti agar ia tidak membahas pembayaran sama sekali di depan sang gadis jelita.     

Ia membereskan kotak-kotak beludrunya kembali ke dalam koper dan sesekali mencuri pandang pada lelaki dan perempuan rupawan yang ada di depannya. Dalam hati ia memuji pasangan muda yang romantis ini.     

Ahh... ini akan menjadi malam tahun baru yang sangat menyenangkan bagi sang gadis, pikirnya. Kalung dan anting berlian yang barusan dibeli kekasihnya dapat membeli dua buah rumah, pikirnya.     

Ia sendiri merasa sangat senang karena tanpa disangka-sangka ia berhasil melakukan penjualan di hari terakhir tahun 2061 dengan nilai yang fantastis. Ia akan mendapatkan bonus yang sangat besar!     

"Terima kasih, Tuan dan Nona. Selamat tahun baru," katanya dengan wajah berseri-seri saat berpamitan kepada Mischa dan Fee.      

Tidak lama setelah staf Ruby & Co pergi, datanglah desainer pakaian pria yang tadi dihubungi Mischa. Ia membawa asisten yang mendorong gantungan pakaian berisi deretan kemeja berwarna biru muda untuk Mischa. Dengan penuh hormat ia mempersilakan Mischa memilih kemeja yang paling ia sukai.     

"Hmm... semuanya bagus-bagus," kata Mischa. Ia meneliti beberapa kemeja yang menurutnya berwarna paling serasi dengan gaun biru Fee. Untuk sesaat, ia kembali teringat pada masa mudanya dulu ketika ia masih menyukai pakaian flamboyan dengan warna-warna cerah.      

Ia dapat dengan mudah dan terlihat sangat pantas mengenakan kemeja model Victorian dengan kerah berenda yang membuatnya terlihat seperti pangeran di buku-buku dongeng.     

Dalam hati ia merasa geli mengingat masa itu. Rasanya renda terlalu berlebihan, ya... pikirnya sambil menertawakan diri sendiri.     

Akhirnya ia memilih sebuah kemeja berwarna biru muda yang simpel dan sebuah dasi abu-abu tua. Fee mengangkat jempolnya ketika Mischa meminta pendapatnya.     

"Itu sangat bagus," kata Fee meyakinkan Mischa akan pilihannya.     

"Baiklah. Kalau begitu aku ambil yang ini... dan yang ini." Mischa akhirnya mengambil tiga buah kemeja biru muda dari gantungan. "Aku ingin punya cadangan pakaian berwarna untuk keperluan pesta berikutnya."     

Setelah sang desainer dan asistennya pergi, Mischa dan Fee bersiap-siap untuk pergi ke pesta di istana. Pukul 7 mereka sudah selesai mengenakan pakaian pesta masing-masing dan bertemu di ruang tamu.     

"Astaga.. Tuan..." Fee yang duduk di sofa ruang tamu tampak tercengang ketika ia mengangkat wajahnya dan melihat kedatangan Mischa dari koridor sebelah kirinya. Tanpa sadar ia menahan napasnya. Mischa tampak sangat berbeda hanya dengan menambahkan warna pada pakaiannya yang selama ini selalu serba hitam.     

Pria itu tampak luar biasa tampan dengan mengenakan kemeja biru muda dan tuxedo serta dasi abu-abu tua. Sepatu kulit berwarna hitam yang dikenakannya terlihat sangat mahal dan serasi dengan mantel panjang hitam yang ia kenakan di luar tuxedonya.     

 Rambut Mischa yang ikal keemasan tampak kontras dengan matanya yang biru cemerlang dan kemeja birunya, membuat pria itu terlihat sangat muda. Fee harus mengerjap-kerjapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan dirinya bahwa pria rupawan di depannya ini memang bosnya, Mischa Rhionen yang sudah berusia 47 tahun.     

"Ada yang aneh?" tanya Mischa keheranan.      

Fee menelan ludah dan menggeleng. "Aku tidak mengerti."     

"Apa yang kau tidak mengerti?" tanya Mischa lagi.     

"Tuan... kalau Tuan menemukan sumur mata air awet muda, aku mau minta sedikit..." kata gadis itu sambil tertawa kecil. "Aku juga mau tampak seperti Tuan kalau umurku mendekati 50 tahun."     

Mischa hanya tersenyum kecil mendengar kata-kata Fee. Ia tentu tidak akan mengatakan kepada gadis itu bahwa ia memang telah meminum ramuan keabadian 11 tahun yang lalu yang membuat usianya seolah berhenti.     

"Kau sudah siap? Kita berangkat sekarang," kata pria itu mengalihkan pembicaraan.     

"Sudah siap." Fee buru-buru bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu. Suasana hatinya sudah sangat membaik. Malam ini ia terlihat sangat cantik. Ia juga mengenakan pakaian mahal dan perhiasaan mewah serta didampingi seorang pria yang luar biasa tampan, bosnya yang baik hati.     

Rasanya Fee sama sekali tidak memiliki alasan untuk bersedih selama pesta tahun baru ini. Karenanya ia sudah bertekad untuk menikmati acara itu dengan sebaik-baiknya dan tampil bahagia.     

"Ingat, kau harus memanggil namaku, Mischa," kata Mischa saat menutupkan pintu penthouse di belakang mereka.     

"Baik, Tuan... eh, Mischa."     

***     

Satu demi satu tamu undangan kehormatan tiba dengan mobil mewah, limousin ataupun kereta kuda. Para wartawan dan pencari berita dengan sigap berkumpul di depan gerbang, siap dengan kamera masing-masing dan memotret semua tamu VVIP yang datang.     

Seorang wanita separuh baya yang terlihat sangat modis sigap dengan mikrofonnya dan menyiarkan secara langsung kepada para pemirsa di rumah tentang siapa saja selebriti, pengusaha, pejabat, dan keluarga bangsawan yang diundang ke istana malam ini untuk menghadiri pesta tahun baru Moravia yang diadakan keluarga raja.     

Dengan heboh ia juga mengomentari pakaian dan penampilan mereka bagaikan seorang kritikus mode profesional. Sejauh ini penampilan favoritnya adalah Lady Amelia Genevieve yang mengenakan gaun abu-abu klasik mewah bertaburkan kristal Swarovski yang membuatnya terlihat bersinar seperti bintang, cantik sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.