The Alchemists: Cinta Abadi

Pakaian Pesta Yang Serasi



Pakaian Pesta Yang Serasi

0Fee telah memesan gaun yang cantik untuk pesta tahun baru di istana sesuai dengan perintah Mischa. Sebagai asisten pribadi sang bos, ia juga telah mengurusi tuxedo yang akan dikenakan Mischa ke pesta itu. Ia telah berkoordinasi dengan sekretaris Mischa di Bucharest, Livia, untuk mendapatkan ukurannya.     

Ia mendapat pesan bahwa Mischa menyukai segala sesuatunya serba hitam, karena itulah Fee menyiapkan tuxedo hitam dan kemeja hitam tanpa dasi untuk Mischa dan telah meletakkannya di ruang kerja Mischa setelah ia bangun pagi.     

Pesta dimulai pukul 7 malam dan akan berlangsung hingga tengah malam. Fee menghabiskan waktu sesiangan untuk mengompres wajahnya agar terlihat segar. Ia sama sekali tidak keluar kamar kecuali untuk makan siang.     

Mischa yang mengerti gadis itu sedang merasa susah hati, membiarkan Fee sendiri. Ia menyibukkan diri di ruang kerjanya dan membereskan banyak hal.     

[Tuan, aku sudah menaruh tuxedo untuk pesta hari ini di ruang kerja. Tolong dicek apakah ukurannya semua sudah pas.]     

Setelah makan siang, Fee mengirim SMS kepada Mischa untuk mengingatkannya bahwa tuxedo pesanannya sudah tersedia. Saat itu ia sedang mencoba gaunnya dan menyadari bahwa ia belum memberi tahu Mischa tentang tuxedonya. Bagaimana kalau Mischa belum masuk ke ruang kerjanya? Ini kan bukan hari kerja?     

[Aku sudah melihatnya. Terima kasih.] Masuk balasan dari Mischa. [Gaunmu bagus?]     

Fee yang sedang mematut diri di cermin melirik ke ponselnya dan membaca SMS baru dari Mischa. Hmm.. mungkin Mischa ingin tahu seperti apa gaun yang dipesan Fee untuk dirinya sendiri karena ia membelinya dengan menggunakan uang perusahaan.     

[Aku sedang mencobanya sekarang. Tuan mau lihat?]     

[Aku tunggu di ruang tamu.]     

Baiklah, Fee berpikir. Mischa sama sekali tidak menentukan budget untuk gaunnya dan hanya menyuruh Fee membeli yang terbaik karena ia akan merepresentasikan image RMI. Fee tentu harus bisa menunjukkan bahwa selera berpakaiannya tidak buruk.     

[Aku ke sana sekarang.]     

Fee keluar kamarnya dan berjalan melintasi lorong penthouse. Rambutnya yang panjang melambai hingga ke pinggangnya, kini berwarna cokelat terang, hampir seperti madu, membuat wajahnya yang sedih tampak bersinar.     

Gaunnya berwarna biru muda dengan desain klasik dan belahan dada berbentuk V dengan ornamen renda yang cantik. Gaun ini memiliki panjang hingga lutut, sehingga ketika Fee memakainya, kakinya yang jenjang tampak dipamerkan dengan indah. Ia mengenakan sepatu bertali dengan warna senada dan hiasan pita kupu-kupu di pergelangan kakinya.     

Ketika ia tiba di ruang tamu, Mischa sedang duduk di sofa sambil mengamati berita di tabletnya.     

"Bos."     

Suara Fee menggugah lamunannya dan pria itu mengangkat wajah untuk melihat ke arah asal suara. Wajahnya seketika tampak terpesona dan bibirnya mengembangkan senyum tipis.     

"Gaunnya bagus," komentar Mischa. Ia lalu menyipitkan matanya. "Tidak ada perhiasan?"     

Walaupun ia lelaki, tetapi ia hidup bersama seorang wanita selama enam tahun dan sangat memperhatikan bahkan hal kecil seperti perhiasan yang sesuai untuk gaun pesta. Ia memperhatikan Fee sama sekali tidak mengenakan perhiasan di tubuhnya.     

Fee menggeleng. "Aku hanya membeli gaun dan sepatu dari akun perusahaan."     

Ia memiliki sangat banyak perhiasan di rumah Ren, hadiah dari suaminya setelah mereka menikah. Namun, Fee meninggalkan itu semua karena ia tidak ingin dianggap sebagai gadis materialistis yang menikahi Ren karena harta. Ia bahkan tidak membawa cincin kawin mereka.     

Vega tidak mengira Mischa akan memperhatikan bahwa ia tidak mengenakan perhiasan. Bosnya ini memang tidak seperti kebanyakan lelaki, Fee baru menyadari hal ini.     

"Kalau kau tidak mengenakan perhiasan, reputasi RMI juga akan terpengaruh," komentar Mischa. Ia lalu memencet tabletnya dan membuka marketplace. Dengan cepat ia menemukan nama produsen perhiasan di Almstad yang bonafid lalu menelepon mereka dengan ponselnya.     

Fee sangat terkejut ketika mendengar Mischa bicara dengan perwakilan dari Ruby & Co. Itu adalah perusahaan perhiasan nomor 1 dunia yang memiliki toko di berbagai kota besar dunia. Harga perhiasan paling murah di toko mereka dapat untuk membeli sebuah mobil.     

Mischa meminta Ruby & Co mengirim stafnya ke penthouse dengan membawakan beberapa pilihan perhiasan yang cocok untuk gaun berwarna biru muda. Fee hanya dapat menekap mulutnya karena kaget. Ia hendak mengatakan sesuatu... tetapi tidak ada suara yang keluar.     

Setelah Mischa menutup panggilan teleponnya, ia menoleh ke arah Fee. "Jangan takut, perhiasan ini hanya dipinjamkan. Ruby & Co biasa meminjamkan perhiasan kepada selebriti untuk dipamerkan di acara-acara penting. Bagi mereka, ini adalah marketing."     

Sebenarnya ia tidak meminjam perhiasan tersebut, melainkan membelinya. Namun, saat melihat ekspresi keberatan pada wajah Fee, Mischa buru-buru mencari alasan dengan mengatakan bahwa ia hanya meminjamnya.     

"Oh.. begitu. Baiklah." Wajah Fee terlihat sangat lega. Ia tak dapat menerima perhiasan dari lelaki lain. Ia tak mau berutang budi kepada siapa pun. Kebaikan Mischa kepadanya selama ini telah bertumpuk begitu banyak dan ia tidak akan sanggup membalasnya dalam satu kehidupan saja.     

"Gaunnya bagus sekali," puji Mischa lagi. "Seleramu bagus."     

Ia melihat pakaiannya sendiri yang tampak mahal dan elegan, berwarna serba hitam. Ia menyadari bahwa Fee sengaja memesan pakaian serba hitam untuk dirinya tanpa Mischa perlu menyuruh. Saat ia melihat gaun dan sepatu Fee yang bernada biru muda, keningnya tampak berkerut.     

Ia kembali membuka tabletnya dan mencari sesuatu.     

"Ada apa, Bos? Apa ada yang kurang?" tanya Fee. Ia melihat kening Mischa berkerut setelah melihat gaun Fee dan tuxedonya sendiri. Fee takut ia melakukan kesalahan dengan pesanannya.     

"Aku juga menyadari bahwa pakaian kita tidak serasi," kata Mischa. Ia menelepon seseorang dengan ponselnya dan kemudian menyuruh orang tersebut untuk mengantarkan beberapa kemeja berwarna biru muda ke penthouse agar ia dapat memilih yang sesuai.     

Fee tercengang mendengar kata-kata Mischa.     

"Bukankah Tuan selalu mengenakan pakaian serba hitam? Aku hanya memesan sesuai dengan preferensi Tuan. Maaf kalau aku melakukan kesalahan," kata Fee.     

Mischa tertawa kecil melihatnya. Fee sangat jarang melihat Mischa tertawa sehingga ia baru memperhatikan bahwa pria ini ternyata memiliki lesung pipi di kedua pipinya yang tidak terlalu kentara. Ahh... mengapa bosnya tampan sekali? Ia sama sekali tidak terlihat sesuai umurnya.     

"Kau sama sekali tidak melakukan kesalahan. Kau memesannya dengan sempurna. Ukurannya pas dan warnanya sesuai dengan preferensiku. Aku yakin Livia sudah berkoordinasi denganmu tentang semuanya. Hanya saja..." Mischa bangkit berdiri dan berdiri di samping Fee seolah menyelaraskan pakaian mereka. "Kau datang ke pesta sebagai pasanganku. Tentu pakaian kita harus serasi. Aku pikir kemeja biru yang warnanya sama dengan gaunmu akan menyelesaikan masalah itu. Lagipula... kau sendiri yang bilang penampilanku seperti malaikat pencabut nyawa. Bukankah pesta meriah seperti pesta tahun baru istana bukan saat yang tepat untuk terlihat seperti malaikat pencabut nyawa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.