The Alchemists: Cinta Abadi

Lisa Bisset Yang Menyebalkan



Lisa Bisset Yang Menyebalkan

0Rune sendiri sebenarnya tidak suka dengan acara formal dan lebih memilih untuk menghindar, jika bisa.     

Namun, karena kehadirannya dibutuhkan oleh wanita yang dicintainya, ia mengesampingkan rasa tidak nyamannya dan bersikap senatural mungkin.     

Rose dapat melihat kegelisahan yang terlihat pada wajah pasangannya itu dan ia menduga Rune merasa terintimidasi karena mereka dikelilingi oleh banyak orang kaya dan terkenal di ibu kota Medion.     

"Apa kau baik-baik saja?" Rose bertanya kepada Rune dengan lembut. "Aku harap kau bisa bersabar... hanya setengah jam saja untuk berbasa-basi... Setelah itu, kita bisa bersembunyi atau menyelinap keluar."     

"Aku baik-baik saja," Rune menggenggam tangannya pelan. "Aku tidak terbiasa menghadiri acara kelas atas seperti ini. Aku harap aku tidak akan membuat kesalahan apa pun."     

"Kau sudah melakukan yang terbaik, jangan khawatir. Selebihnya, kau bisa mengikutiku saja," Rose tersenyum dan menyentuh pipi Rune dengan tangan satunya.     

Wartawan sangat tertarik dengan pasangan yang baru tiba itu. Meski tidak diizinkan masuk ke halaman istana kerajaan, banyak yang datang dengan dilengkapi kamera telelens yang bisa mengambil gambar jernih dari jarak ratusan meter.     

Ketika mereka melihat Rose dan Rune berjalan berpegangan tangan menaiki tangga istana kerajaan, mereka dengan cepat mengambil banyak gambar dan melaporkan langsung dari tempat tersebut.     

Banyak orang sudah membaca berita tentang kejadian di Kota Tua hari itu dan bertanya-tanya apakah tuduhan itu benar.     

"Jika Lady Rose Fournier benar-benar mencintai saudara tirinya, seperti yang dituduhkan oleh Lady Sarah, bukankah ia seharusnya tidak akan hadir di pesta pertunangan kakaknya?" seseorang mengajukan pertanyaan ketika mereka melihat pasangan itu memasuki pintu masuk istana.     

"Ini bukan pesta pertunangan. Pangeran Leon dan Putri Anne sudah bertunangan," jawab yang lain.     

"Tapi kau tahu maksudku kan? Meski mereka sudah bertunangan secara resmi di Moravia, ini pertama kalinya Putri Anne datang ke Medion dan acara malam ini dimaksudkan untuk memperkenalkannya kepada publik sebagai tunangannya. Bisa dibilang acara malam ini adalah pesta pertunangan mereka di Medion."     

"Ah... kau benar. Jadi, menurutmu apakah gosip itu benar atau hanya rumor yang disebarkan oleh beberapa orang untuk membuat hubungan kedua keluarga jadi renggang?"     

"Hmm... Aku tidak yakin. Tapi dalam hal ini aku lebih berpihak kepada Lady Rose. Lihat saja, ia memutuskan untuk datang ke pesta pertunangan dan kemungkinan besar ia juga akan datang ke pesta pernikahan. Jika ia memang memiliki perasaan yang tidak pantas terhadap sang pangeran, ia tidak akan berani datang sama sekali. Bagaimana menurutmu?"     

"Aku masih tidak bisa memutuskannya. Sebaiknya kita tidak berasumsi yang macam-macam. Kita harus menunggu sampai jumpa pers. Aku yakin istana akan mengadakan konferensi pers satu hari sebelum pernikahan. Kita bisa menanyakan apa pun yang kita inginkan selama konferensi."     

Begitu banyak orang yang membicarakan gosip tentang Rose dan Leon. Banyak juga yang membahas tentang Duchess mana yang mengenakan gaun terbaik atau yang memiliki berlian paling banyak.     

Masyarakat menikmati hiburan yang disediakan media dari mulai pesta dansa kerajaan hingga larut malam.     

"Silakan duduk, Yang Mulia. Raja dan Ratu akan segera tiba," kata staf kerajaan, setelah ia memandu Rose dan Rune ke meja mereka di salah satu bagian yang paling terhormat. Meja mereka berada tepat di sebelah meja tempat para raja akan duduk.     

Rune dapat menebak jika keluarga Fournier sangat dekat dengan raja, bukan hanya karena mereka telah membesarkan sang calon raja, tetapi juga karena Duke Fournier adalah sepupu tersayang Raja Henry.     

"Dimana orang tuamu?" Tanya Rune. Ia melihat sekeliling mereka dan mencoba menemukan Duke dan Duchess. Rune merasa orang tua Rose harusnya sudah duduk di meja mereka sendiri.     

"Mereka mungkin sedang bertemu raja dan mengobrol soal sesuatu, entahlah," Rose mengangkat bahu. "Sebaiknya kau duduk. Aku sangat haus. Aku ingin minum minuman beralkohol malam ini."     

Gadis itu lalu melambai dan tersenyum manis kepada salah satu staf kerajaan dan memberi isyarat bahwa ia ingin minum.     

Seorang staf wanita dengan cepat datang dengan nampan berisi beberapa pilihan minuman. Rose segera mengambil satu koktail dan mulai menikmatinya tanpa mempedulikan orang lain di sekitar mereka.     

Rune mengambil koktail lagi dan duduk untuk menemani Rose. Rune merasa istana itu terlihat benar-benar indah dan setiap sudutnya tampak seperti sebuah karya seni.     

Ada banyak orang kaya yang duduk atau berdiri di sekitar mereka, dan lebih banyak lagi yang datang melalui pintu seiring berjalannya waktu.     

Jadi seperti ini yah penampilan masyarakat kelas atas di Medion, pikir Rune. Ada banyak anak muda yang juga menghadiri acara itu. Mereka semua berdandan dengan sangat sempurna. Sepertinya mereka sudah bersiap-siap berminggu-minggu sebelumnya.     

Rune merasa beruntung karena ia membuat pilihan yang tepat dengan mengenakan tuksedo mahalnya.     

Orang miskin yang hadir di acara ini pasti akan terlihat sangat menonjol sekali di antara para orang kaya. Rune tidak ingin mempermalukan Rose setelah kejadian siang tadi.     

Rose tidak butuh beban tambahan semacam itu sekarang.     

"Rose, selamat datang! Kami sangat senang kau bisa hadir malam ini," seorang wanita paruh baya dengan gaun biru beludru memanggil Rose.     

Wanita itu tersenyum bahagia saat menyambutnya. Ia berjalan dengan diikuti oleh seorang gadis dengan seringai menyebalkan di wajahnya.     

Rune ingat ia adalah salah satu gadis yang menemani Putri Anne di Kota Tua tadi siang, Lisa Bisset. Mengapa ia berjalan mendekati Rose? Apakah mereka merencanakan sesuatu?     

Pertanyaan Rune segera terjawab ketika Lisa Bisset dan wanita tua itu berdiri dengan arogan di depan Rose dan mulai mencibirnya.      

"Jadi, kau punya keberanian untuk datang ke pesta kerajaan yah?" Lisa menggeleng seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

"Tentu saja, aku harus datang. Malam ini adalah hari yang membahagiakan bagi kakakku. Aku di sini untuk memberikan dukunganku," jawab Rose dengan ekspresi berkelasnya.     

"Ayolah, Rose. Kami tahu kau mencintai Leon. Setelah bertahun-tahun, kau tidak pernah berubah. Putri Anne adalah gadis yang sangat baik. Akan lebih baik jika kau pergi saja diam-diam dan tidak pernah menunjukkan wajahmu lagi di Medion agar kau tidak akan melukai perasaan Putri Anne," Lisa kini menyilangkan tangannya di dadanya. "Berhentilah mempermalukan dirimu sendiri seperti ini."     

Rose tersenyum manis dan terus menyesap koktailnya.  Sebenarnya, Lisa tidak perlu memberi tahu Rose apa yang harus ia lakukan, Rose sudah merencanakan semuanya dengan baik.     

Ia akan segera keluar dari panggung penuh kepalsuan ini dengan anggun dan tidak akan pernah kembali.     

Tapi Rose sangat benci ketika ada orang lain yang berusaha menyuruh-nyuruhnya dan mengatur apa yang harus ia lakukan, apa lagi oleh wanita-wanita yang sombong seperti Lisa Bisset dan ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.