The Alchemists: Cinta Abadi

Bersiap Ke Pesta Istana



Bersiap Ke Pesta Istana

2Leon memaksakan senyum dan menjabat tangan Rune. "Terima kasih. Aku harap kau akan bersenang-senang di Medion."     

"Kami akan datang ke pesta kerajaan malam ini dan bertemu secara resmi dengan Putri Anne dan keluarganya," kata Rose menambahkan. "Aku hanya pulang untuk bersiap-siap."     

"Terima kasih," Leon menoleh ke arah Rose dan tersenyum. "Maaf, aku tidak bisa tinggal terlalu lama. Aku punya tunangan yang harus aku jaga juga. Aku hanya datang ke sini untuk memastikan kau baik-baik saja."     

"Tentu saja. Terima kasih sudah mampir," Rose mengangguk. Gadis itu benar-benar aktris yang terampil karena ia bisa memalsukan senyum yang sangat manis ketika berbicara dengan Leon. "Bagaimana kau akan kembali ke istana kerajaan?"     

"Sopir ayahmu akan mengantarkanku pulang, dengan menyamar tentunya. Jangan khawatir," jawab Leon.     

"Baiklah, hati-hati dan sampai jumpa malam ini di istana," Rose menundukkan kepalanya sedikit dan memberi isyarat kepada Rune untuk mengikutinya ke atas.     

Leon berbalik dan melihat keduanya berjalan menaiki tangga ke lantai dua. Ekspresinya datar tetapi Duke dan Duchess Fournier tahu di balik ekspresinya yang tenang dan datar, Leon pasti menyembunyikan kesedihannya.     

Mereka mengenal pria ini luar dalam karena ia telah dibesarkan seperti anak mereka sendiri bersama dengan Rose. Ketika semuanya berubah seperti ini... mereka tidak tahu harus berkata apa.     

"Yang Mulia, terima kasih telah datang untuk mengetahui keadaan putri kami. Kami akan berjumpa lagi denganmu nanti di pesta dansa," Duchess Fournier membungkuk kepada Leon dan berbalik untuk mengikuti Rose ke atas.     

Leon tidak menanggapi hal itu.     

***     

Duchess Fournier rupanya telah memanggil penata rias terkenal untuk menata dirinya dan Rose untuk acara malam ini.     

Sang penata rias datang dengan dua asistennya dan mereka bekerja secara efisien dan cepat di kamar Rose untuk mendandani gadis itu dan ibunya.     

Rune membawa tuksedo yang bagus untuk acara tersebut sehingga ia bisa terlihat tampan saat berdiri di samping Rose. Ia bertekad untuk tidak mempermalukan gadis itu di depan kalangan kelas atasnya.     

Ia sendiri sudah siap dengan kebohongannya dengan mengatakan bahwa tuksedo mahal ini adalah hadiah dari Aleksis, saudara perempuannya yang kaya di New York. Berjaga-jaga jika Rose bertanya dari mana ia mendapatkan pakaian mahal itu.     

Ketika Rose dan ibunya turun tangga untuk menemui para laki-laki, Rune kagum melihat kecantikan yang terpancar dari wajah Rose. Rune sampai berdiri membeku di tempat dengan mulut sedikit terbuka.     

Rose mengenakan gaun brokat abu-abu yang elegan dengan desain yang sangat sederhana. Gaun itu tergerai sampai ke tumitnya dan dibuat dengan garis leher V berpotongan rendah.     

Rune langsung membayangkan gaun ini sebagai gaun pengantin putih. Rose pasti akan terlihat jauh lebih cantik saat menjadi mempelai wanitanya, pikir Rune.     

"Kau terlihat luar biasa!" Ucap pria itu saat Rose mendekat. Matanya sampai berkilauan karena terpesona akan kecantikan gadis itu.     

Kau benar-benar sudah membuat kesalahan besar, Leon. Jangan menyesali pilihanmu nanti. Sekarang semuanya sudah terlambat, pikir Rune dalam hati. Ia senang karena pesaingnya terlalu bodoh hingga rela melepaskan Rose.     

Ia bisa membayangkan momen di masa depan ketika Leon menyesali keputusannya dan semuanya sudah terlambat.     

Setiap orang harus bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat.     

"Ah... terima kasih. Kau terlalu baik," Rose tersenyum lebar. Ia menepuk pundak Rune dan mengagumi tuksedo miliknya. "Setelan yang kau kenakan sangat bagus."     

"Ah, aku harus berterima kasih kepada kakakku karena sudah memberikan tuksedo ini sebagai hadiah untukku. Selera fesyennya sangat bagus," jawab Rune. "Saat ia tahu aku ingin pergi ke negara asalmu untuk menghadiri pernikahan kakakmu, ia langsung membelikanku tuksedo ini."     

"Ah, jadi begitu yah," Rose mengangguk mengerti. Ia ingat anak laki-laki kembar yang ia temui di Central Park yang ditemani begitu banyak pengawal.      

Saudari Rune yang baru saja ia sebutkan adalah gadis yang menikah dengan pria dari keluarga mafia, kan? Rose ingat melalui koneksi suami Aleksis, ia memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Schneider. Itu sebabnya Rune bisa memesan meja di The Lily's di New York.     

"Kita akan pergi menggunakan dua mobil," Duchess Fournier memberi tahu mereka. "Sopir sedang menunggu kita di luar."     

Ibu Rose juga terlihat begitu anggun dan mempesona malam ini, apa lagi saat berdiri berdampingan dengan suaminya. Duke dan Duchess adalah pasangan bangsawan yang sempurna.     

Melihat mereka entah bagaimana mengingatkan Rune pada dua pemimpin Alchemist, Ned dan Portia.      

"Keluargamu sangat mengesankan," Rune berbisik kepada Rose saat mereka berjalan berdampingan menuju halaman di mana mobil-mobil yang akan mengantar mereka malam ini terparkir.     

"Ya, ayah dan ibuku sama-sama dari keluarga bangsawan tua yang sudah ada selama berabad-abad di kerajaan ini. Sayang sekali garis keturunan mereka akan berakhir denganku," jawab Rose.      

"Bukankah Leon menggunakan nama keluargamu sekarang?" Tanya Rune.     

Rose tersenyum tipis ketika mendengar pertanyaannya.     

"Ahh... itu benar. Semua orang mengira Leon adalah seorang Fournier," Rose lalu membuang muka. "Kurasa ia benar-benar keluargaku sekarang."     

Rune menyadari bahwa ia seharusnya tidak membawa-bawa nama Leon dalam percakapan mereka.     

Tidak ada gunanya menyangkutkan segala sesuatunya dengan pria itu sekarang. Itu hanya akan membuat suasana hati Rose semakin buruk.     

Rune memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan dan berbicara tentang pendapat Rose mengenai Terry dan JM yang ia temui saat makan siang tadi.     

"Ngomong-ngomong... Aku menerima undangan dari Pierre untuk makan malam di hotel tempat mereka menginap besok. Bagaimana menurutmu?" Tanya Rune saat mereka berjalan menuju Rolls Royce yang diparkir di halaman. Duke dan Duchess Fournier telah memasuki mobil pertama dan siap untuk pergi.     

"Oh, benarkah? Tentu saja aku mau datang, kenapa tidak? Kita belum punya rencana untuk besok," jawab Rose. Ia tersenyum kepada Tuan Rolland yang membukakan pintu untuknya dan Rune. "Terima kasih, Tuan Rolland."     

"Dengan senang hati, Yang Mulia," Tuan Rolland menyentuh ujung topinya dengan senyum lebar.     

Rose masuk dan duduk dengan anggun di kursi belakang, diikuti oleh Rune.     

"Bagus. Aku akan langsung memberi tahu mereka kita akan hadir untuk makan malam," Rune mengangguk kepada Tuan Rolland yang menutup pintu untuknya dan kemudian duduk di kursi pengemudi.     

Saat mobil bergerak perlahan menuju gerbang, Rune dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menjawab pesan Terry.     

[Rose dan aku akan datang untuk makan malam besok.]     

Segera, balasan dari Terry terkirim ke teleponnya.     

[Ya ampun! Bagaimana mungkin kau tidak memberitahuku kalau kau berkencan dengan putri seorang bangsawan? Rose adalah saudara tiri putra mahkota! Bagaimana kau bisa terdampar di Bacilia dan berkencan dengan seorang saudara pangeran?? Kau harus memberi tahuku semuanya!] kata Terry lewat SMS.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.