The Alchemists: Cinta Abadi

Makan Siang Dengan JM Dan Terry



Makan Siang Dengan JM Dan Terry

0Tanpa sadar Rune menepuk keningnya sendiri.      

Astaga... barusan ia kelepasan bicara dan mengatakan kepada Rose bahwa JM dan Terry adalah kakak beradik.     

Tentu saja di  mata Rose, hal itu dianggap membingungkan. Sebelum ia sempat menjawab, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara merdu menyapanya dengan antusias.     

"Paman Rune! Sedang apa di Bacilia???"     

Rune membeku di tempatnya. Peristiwa ini terjadi begitu tiba-tiba dan ia belum sempat mempersiapkan cerita untuk diberikan kepada Rose.     

Tahu-tahu JM sudah melihatnya dan segera bergegas berlari menghampirinya, meninggalkan Terry di belakangnya. Rose menjadi keheranan saat ia melihat JM berlari ke arah mereka dan melambai-lambai dengan antusias.     

"Kau kenal dengan JM?" tanya Rose keheranan. Ia menoleh ke arah Rune dan mengerutkan keningnya, meminta penjelasan.     

"Uhm... yah, begitulah..." kata Rune yang sama sekali tidak siap menghadapi pertanyaan itu. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dan menatap sosok JM yang semakin mendekat.     

Sebentar..      

Kalau Rose tahu Rune kenal dengan salah satu supermodel paling terkenal di dunia saat ini, apakah Rose akan cemburu?     

Ah.. tidak mungkin, pikir pemuda itu dengan sedih. Di hati Rose masih belum ada dirinya. Yang membuat Rose cemburu adalah Putri Anne dari Moravia.     

Itu sebabnya Rose tidak ingin menghadiri undangan raja untuk datang ke istana dalam rangka perkenalan Putri Anne kepada para bangsawan di Kerajaan Medion.     

"Paman sedang di Bacilia juga?" tanya JM begitu ia tiba di depan Rune. Gadis cantik itu memeluk Rune dan mencium pipinya kanan dan kiri, membuat Rose tertegun, dan orang-orang di sekitar mereka tampak sangat terkesan.     

Hampir semua laki-laki yang ada di teras restoran itu merasa sangat iri kepada Rune.     

Bukan saja ia tadi makan siang dengan seorang gadis yang sangat cantik, tetapi kini, seorang gadis yang kemudian mereka kenali sebagai JM sang supermodel datang dan memeluknya dengan antusias.     

"Eh.. kalian sedang apa di sini?" tanya Rune keheranan setelah JM melepaskan pelukannya. Ia menoleh ke arah Terry yang baru menyadari kehadirannya dan segera bergegas mendekati mereka.     

"Terry sedang membuat proyek film baru untuk tugas kuliahnya," kata JM. Gadis itu pura-pura cemberut sambil  mengerling ke arah kakaknya. "Ia memintaku berakting gratis di filmnya."     

"Hahaha.. benarkah?" Rune tertawa mendengar keluhan pura-pura JM. Ia tahu gadis itu hanya bercanda. Ia sangat menyayangi kakaknya dan akan melakukan apa saja untuk membantu Terry.     

"Astaga.. Rune, kau sedang apa di sini?" tanya Terry yang sudah tiba di hadapan mereka. Ia lalu menyipitkan matanya saat menyadari ada seorang gadis sangat cantik berdiri di samping Rune. "Kau bersama siapa?"     

Rose mengerjap-kerjapkan matanya keheranan. Ia sama sekali tidak mengira Rune yang baru pertama kali ke Medion akan bertemu dengan orang-orang yang dikenalnya, dan salah satu orang itu ternyata adalah seorang supermodel sangat terkenal yang merupakan idola George, sahabatnya.     

Sungguh kebetulan yang sangat menyenangkan. Rose tersenyum manis dan mengulurkan tangannya dan mengajak Terry bersalaman.     

"Hallo, namaku Rose Fournier. Aku adalah kekasih Rune. Senang bertemu denganmu."     

Secara otomatis bibir Rune Schneider segera melengkung ke atas membentuk sebuah senyum yang sangat manis. Ia sama sekali tidak mengira Rose akan memperkenalkan diri sebagai kekasihnya.     

Berarti hubungan pura-pura mereka bukan hanya di depan teman dan keluarga Rose, melainkan juga di depan teman dan keluarga Rune?     

Wow!! Ini sungguh pertanda yang sangat baik.     

Rune mendeham dan mengangguk bangga. "Benar... ini Rose, kekasihku... ahem. Oh ya, Rose, perkenalkan ini temanku, Pierre Wang. Dan itu... uh... adik angkatnya."     

Sejak mengundurkan diri dari Schneider group dua tahun yang lalu, Terry Chan telah mengambil identitas baru. Kali ini ia menggunakan nama ayahnya sewaktu masih muda dulu.     

Ia menjadi Pierre Wang, seorag mahasiswa sekolah film di Los Angeles yang sibuk meniti karier untuk menjadi seorang sutradara film Hollywood.     

"Hai, Rose, senang bertemu denganmu juga," kata Terry sambil tersenyum lebar. "Namaku Pierre. Aku dari Amerika dan ke sini dalam rangka pekerjaan. Bagaimana denganmu sendiri?"     

Ia lalu mengerling ke arah Rune dengan pandangan penuh arti. Ia dapat segera menebak bahwa hubungan antara Rune dengan gadis cantik di sampingnya itu tidak sederhana.     

Kini JM juga mengulurkan tangan untuk menyalami Rose. "Aku Jean-Marie Wang.. Senang bertemu denganmu."     

Ketika Rose mengulurkan tangannya untuk menyalami JM, sang model telah memeluknya dengan hangat dan mencium pipinya kiri dan kanan.     

Rose merasa sangat terkesan karena ternyata JM sangat ramah. Ia tersenyum lebar dan memperkenalkan diri kepada JM. "Senang sekali bertemu denganmu, JM. Sahabatku adalah salah seorang penggemarmu. Dia pasti akan menjerit-jerit senang kalau tahu aku bertemu denganmu."     

"Oh, ya? Hahahhaa... lucu sekali," komentar JM dengan wajah berseri-seri. "Kau mau menelepon temanmu? Aku akan bicara kepadanya."     

"Wah, kau mau? Aku akan segera meneleponnya," kata Rose dengan antusias. Ia hendak membuka ponselnya ketika pelayan mereka lewat membawa nampan berisi pesanan mereka. Rose dan Rune saling bertukar pandang. "Uhmm.. makanan kami sudah tiba."     

"Kita sebaiknya mengobrol di meja saja," kata Rune. "Nanti makanannya dingin."     

"Ah, iya, benar juga," Rose mengangguk setuju. "Kalian mau makan siang bersama kami?"     

Sebenarnya Rune lebih suka jika makan siangnya bersama Rose hanya berdua saja, agar ia bisa menghabiskan waktu eksklusif bersama gadis itu, tanpa ada orang ketiga atau keempat.     

Tetapi apa daya? JM dan Terry sudah terlanjur ada di sini. Tentu Rose akan curiga kalau Rune mati-matiah menolak kehadiran mereka di meja mereka. Lagipula, jelas tadi terlihat JM dan Terry memang sedang menuju ke restoran ini untuk makan siang.     

Lebih baik kalau mereka makan siang bersama saja kalau begitu.     

"Ah, kalau kalian tidak keberatan, kami akan dengan senang hati bergabung," kata Terry dengan tidak tahu diri. Ia sama sekali tidak peduli bahwa Rune sedang berduaan dengan gadisnya.     

Ia hanya menganggap itu adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan gosip tentang anak bungsu keluarga Schneider itu.     

Mereka berempat lalu berjalan ke meja Rose dan Rune tadi dan duduk di kursi. Hidangan pembuka untuk Rose dan Rune sudah tiba, Dengan terpaksa mereka menikmatinya duluan agar makanannya tidak dingin.     

Sementara itu JM dan Terry segera memesan hidangan untuk mereka sendiri, dan berpesan agar disajikan bersamaan dengan makanan Rose dan Rune berikutnya. Sang pelayan mengangguk tanda mengerti, lalu kembali masuk ke dalam bangunan restoran.     

"Kalian sedang apa di Bacilia?" tanya Rune kepada Terry sambil menikmati supnya. "Maaf, aku makan duluan, ya."     

"Ahh.. tidak apa-apa," kata Terry santai. "Aku sedang membuat film feature pendek untuk tugas semester kuliahku. Temanya tetang kisah cinta kerajaan. Settingnya adalah monarki di zaman modern"     

"Ohh... karena itukah kau memilih Bacilia?" tanya Rune. Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan menyadari bahwa pilihan Terry terhadap Bacilia memang sangat tepat.     

Di kota tua ini ada sangat banyak bangunan bersejarah yang sangat indah dan akan cocok untuk dimasukkan ke dalam film kerajaan.     

"Benar," kata Terry serius. "Selain karena berbagai bangunan bersejarahnya, juga karena pernikahan akbar yang akan diadakan minggu depan."     

"Eh...? Apa maksudmu?" tanya Rune keheranan.     

"Di zaman modern ini monarki dan dinasti penguasanya sudah semakin sedikit dan kita sangat jarang dapat menyaksikan acara pernikahan akbar keluarga raja. Pernikahan pangeran putra mahkota Medion dan putri dari Moravia ini adalah peristwa yang sangat penting dan langka. AKu tidak dapat melewatkannya."     

"Aku tidak mengerti," kata Rune. "Sejak kapan kau tertarik pada gosip dan urusan pernikahan orang lain?"     

Rune seketika menjadi tidak enak kepada Rose. Gadis itu sedang patah hati dan bahkan sengaja menghindar dari acara-acara yang berhubungan dengan pernikahan Leon, tetapi Terry tiba-tiba saja membahas topik itu! Aduhhh...     

"Hahaha.. aku tidak peduli siapa yang menikah sebenarnya," Kata Terry menjelaskan. "Tapi aku butuh mengambil gambar kemeriahannya. Setahuku nanti ada parade, kerumuman penduduk ibukota, dan lain-lain. Aku berencana mengambil banyak stock video untuk filmku."     

"Oh... rupanya begitu." Barulah Rune mengerti. Ia mengerling ke arah Rose dan merasa lega karena gadis itu tampaknya tidak menjadi sedih saat pernikahan Leon disinggung-singgung.     

"Benar. Lebih baik aku datang ke sini dan mengambil stock video berbagai peristiwa penting yang nanti akan dapat kupakai di filmku daripada harus membayar pemeran figuran yang jumlahnya ratusan."     

Terry lalu menambahkan, "Hanya dengan bermodalkan kamera dan beberapa asisten, aku sudah mendapatkan berbagai adegan yang kuperlukan dengan ribuan bahkan puluhan ribu pemeran figuran gratis. Nanti wajah-wajah orang yang masuk ke dalam videoku akan kubuat kabur supaya tidak ada yang menuntut dibayar."     

Mereka semua tertawa mendengar penjelasan Terry. Ahh.. sekarang semuanya masuk akal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.