The Alchemists: Cinta Abadi

Laki-Laki Yang Tidak Suka Uang



Laki-Laki Yang Tidak Suka Uang

0"Oh, begitu ya?' tanya Duchess Fournier dengan penuh minat. "Apa pekerjaanmu?"     

Rune tahu pertanyaan ini akan datang. Tentu saja setiap orang tua akan menginginkan anak  perempuan mereka mendapatkan pasangan yang memiliki kehidupan yang baik agar anak mereka tidak menderita.     

Ia mengerti kekuatiran Duchess Fournier dan berusaha menyampaikan jawaban yang ambigu. Ia tidak ingin membuat Rose malu kalau ia mengaku sebagai pengangguran atau orang yang pekerjaannya tidak jelas.     

Tetapi ia juga tidak mau terlihat keren di depan ibu Rose, karena Rune tidak ingin merusak kesempatannya untuk mendapatkan hati Rose. Karenanya ia memilih berada di tengah.     

"Uhm.. saat ini aku sedang melakukan berbagai pekerjaan freelance. Kadang aku menjadi  fixer untuk jurnalis atau peneliti yang melakukan kegiatan mereka di berbagai tempat di seluruh dunia," jawab pemuda itu.     

Ia lalu menambahkan, "Pekerjaanku tidak menghasilkan banyak uang tetapi aku bahagia karena pekerjaanku memberi kepuasan batin yang tidak dapat dinilai dengan uang."     

Tepat seperti itulah yang harus ia sampaikan. Rose snediri adalah seorang artist yang ingin menjadi seorang pelukis.     

Pekerjaannya juga lebih mengutamakan kepuasan batin karena seni tidak menghasilkan uang, kecuali ia adalah seorang seniman yang memiliki nama sangat besar.     

Rasanya Duchess Fournier akan dapat mengerti kalau Rune menyampaikannya seperti itu.     

"Oh.. seorang freelancer?" Kening Duchess Fournier tampak berkerut. Ia sebenarnya kecewa karena Rose sepertinya sama sekali tidak mempedulikan latar belakang pria-pria yang ia kencani.     

Mengapa berkencan dan bahkan sampai tinggal bersama dengan laki-laki yang pekerjaannya tidak jelas? Bagaimana mereka akan dapat membiayai kehidupan rumah tangga mereka kalau keduanya menikah nanti?     

Apakah Rune ini berencana mengandalkan harta keluarga Fournier untuk hidup? Astaga...     

Namun, walaupun Duchess Fournier sebenarnya tidak senang mendengar Rune hanyalah seorang freelancer, ia tetap bersikap sopan dan ekspresi wajahnya tidak berubah.     

Ahh.. sungguh seorang wanita bangsawan sejati, pikir Rune.      

Ia lalu berusaha meredakan kekuatiran sang Duchess dengan meyakinkannya bahwa ia tidak akan memoroti Rose untuk biaya hidupnya nanti.     

"Aku memang tidak memiliki pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, Bu. Saat ini, fokusku adalah belajar dan meneliti serta mendalami ilmu pengetahuan," kata Rune dengan sopan. "Tetapi, keluargaku memiliki sedikit peninggalan. Misalnya, aku tidak perlu kuatir akan tempat tinggal karena ada  rumah keluarga di Stuttgart. Apa yang kumiliki cukup untuk membiayai hidupku dan keluargaku nanti kalau aku memutuskan menikah dan membangun keluarga."     

Lagi-lagi Rune berusaha membuat kalimatnya seambigu mungkin. Rumah yang ia maksud adalah kastil keluarganya di Stuttgart dan sedikit peninggalan keluarga yang tadi ia sebut-sebut sebagai cukup untuk membiayai istri dan anaknya kelak adalah warisan keluarga Schneider yang tidak dapat dihitung lagi saking banyaknya.     

Rune memang tidak mengurusi bisnis keluarga, karena ia tidak berminat pada bisnis, tetapi semua yang dimiliki keluarganya adalah miliknya juga.     

Saat ini, hanya hanya ayah dan ibunya, serta London dan keluarganya dan Rune serta Rose yang akan menikmati harta kekayaan keluarga Schneider yang berlimpah itu.     

Tidak seperti keluarga lain yang memiliki banyak anggota keluarga dan terkadang terjadi perebutan pengaruh dan harta, di dalam keluarganya hal yang seperti itu sama sekali tidak ada.     

Bahkan Aleksis sendiri tidak peduli dengan bagiannya sebagai seorang keturunan Schneider.     

Kekayaan suaminya sebagai pemilik RMI dan merupakan lelaki terkaya di dunia, ditambah dengan peninggalan keluarga Medici serta Linden membuat Aleksis bahkan sama sekali tidak memerlukan tambahan dari harta ayahnya.     

Dengan demikian, bisa dibilang, Rune sama sekali tidak akan kekurangan dan kehidupan Rose akan terjamin jika bersamanya.     

"Apakah... kau sunguh-sungguh bisa membiayai kehidupan Rose nanti?" tanya Duchess Fournier kepada Rune. "Anakku ini hanya terbiasa dengan hal-hal yang terbaik dan paling mahal. Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung, tetapi itulah kenyatannya."     

"Aku tidak tersinggung, Bu," kata Rune sambil tertawa kecil. "Aku mengerti dan aku setuju  bahwa Rose pantas mendapatkan yang terbaik. Aku berjanji, akan selalu mengutamakan Rose dan memberikan segala yang terbaik untuknya."     

Rune merasa tidak apa-apa mengucapkan itu semua karena ia berkata yang sebenarnya. Nanti, setelah Rose menerima cintanya, maka Rune akan menceritakan kepada gadis itu yang sebenarnya.     

Ia  akan membuka identitasnya kepada Rose sebagai Rune Schneider. Ia berharap saat momen itu tiba, Rose akan dapat menerimanya dan semua rahasianya.     

Dengan senang hati ia akan membawa Rose bertemu keluarganya, dan menunjukkan semua kekayaannya.     

Dan saat itu, Rose akan tahu bahwa Rune memang tulus mencintainya hingga ia bersedia menjadi orang miskin demi mendapatkan hati gadis itu, mengingat beberapa minggu lalu Rose bersikeras hanya ingin menikah dengan laki-laki miskin.     

"Mama.. jangan membuat Rune takut," kata Rose akhirnya menengahi keduanya. Gadis itu mendeham dan mengerling ke arah Rune.     

"Aku sudah sangat mengenal Rune selama ini dan aku tahu bahwa ia bukan laki-laki yang senang memanfaatkan wanita. Ia tidak akan memoroti uangku. Dia ini laki-laki yang tidak suka uang."     

Duchess Fournier tampak keheranan mendengar kata-kata Rose. "Tidak suka uang? Memangnya ada orang seperti itu?"     

"Ada," kata Rose sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Rune ini sangat pandai dan ia memiliki sangat banyak kesempatan untuk  mendapatkan uang banyak, tetapi ia tidak melakukannya."     

"Bagaimana bisa?" tanya Duchess Fournier lagi. Kali ini ia terlihat semakin tertarik. Seumur hidup, rasanya ia belum pernah bertemu orang yang katanya tidak menyukai uang.     

"Ahem... Rune ini memiliki beberapa formula obat yang luar biasa. Aku sudah mencoba sendiri obat hangovernya. Tidak sampai lima menit, sakit kepalaku hilang. Ia juga punya berbagai obat-obatan lainnya. Aku sudah bilang dia kalau banyak perusahaan farmasi yang bersedia membayar mahal untuk penemuannya. Tapi dia tidak tertarik."     

Mendengar penjelasan Rose, Duchess Fournier tampak sangat terkesan. Namun raut wajahnya juga terlihat diisi ekspresi bingung.     

"Jadi, Rune ini sebenarnya fixer atau ilmuwan? Dia bisa membuat obat-obatan?" tanya Duchess Fournier keheranan.     

"Entahlah... aku juga bingung.. hahaha," kata Rose sambil tertawa. "Kurasa dia melakukan apa saja yang dia inginkan. Yang jelas Rune ini sangat pandai dan ia memiliki banyak potensial. Tapi satu yang pasti, dia tidak suka uang. Jadi Mama tidak usah kuatir bahwa ia akan memorotiku atau ingin menjadi kekasihku demi uang."     

Ucapan Rose barusan memang blak-blakan, tetapi sangat mengena. Duchess Fournier memang kuatir kalau sampai anak perempuannya dimanfaatkan oleh lelaki tampan hanya karena kekayaannya.     

Walaupun Rose sendiri adalah seorang gadis yang sangat cantik dan pandai, tidak menutup kemungkinan ada laki-laki yang tidak menghargai gadis itu sebagaimana adanya, dan hanya ingin mendekatinya demi kekayaan keluarganya.     

Kalau itu yang terjadi, orang tua mana yang tidak kuatir? Setelah mereka tiada dan harta kekayaannya dikuras, lalu bagaimana nasib Rose? Bukan apa-apa, banyak orang yang sangat pandai menjadi  bodoh ketika sudah jatuh cinta.     

Duchess Fournier tidak  ingin anak perempuannya menderita. Itu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.