The Alchemists: Cinta Abadi

Rune & Rose



Rune & Rose

2Rune menatap Rose dengan sepasang mata kagum. Astaga. Rose ini memang sangat luar biasa! Segala sesuatu tentangnya membuat Rune sangat terkesan.     

"Jadi.. kau sering memakai baju laki-laki dan bisa menembak? Sungguh menakutkan. Apakah kau sering menggunakan senjata api?"     

Rose mengangguk. "Tidak terlalu sering. Maksudku.. aku belum pernah membunuh orang atau penjahat yang berusaha menggangguku. Tapi kadang-kadang ayah akan mengajakku berburu."     

"Oh.. berburu hewan di hutan maksudmu?"     

"Iya. Di dekat rumah kami ada hutan yang cukup luas. Ayah akan membawaku ikut acara perburuan untuk mengontrol populasi."     

Kata-kata Rose ini membuat Rune menjadi bertanya-tanya di mana sebenarnya gadis itu tinggal. Tadinya, ia mengira gadis keren ini tentu tinggal di kota dan terbiasa dengan kehidupan yang metropolitan.     

Namun, kalau mendengar bahwa ia bisa menembak dan sering diajak oleh ayahnya untuk berburu, Rune mulai menduga-duga bahwa Rosa tinggal di daerah pedesaan.     

Mungkin Rose ini berasal dari keluarga yang kaya di pedesaan dan mereka tinggal dekat dengan hutan. Sehingga ia bisa mengikuti kegiatan berburu.     

Ahh, semakin ia berbicara dengan Rose, semakin Rune mendapati bahwa gadis ini sangat keren. Dalam hati, sebenarnya Rune menjadi takut. Ia merasa sepertinya Rose ini sangat sempurna.     

Terlalu sempurna malah.     

Hal ini membuatnya menjadi kuatir bahwa di balik kesempurnaannya itu, Rose memiliki sebuah kekurangan yang sangat besar.     

Benar, kan, orang bilang bahwa kalau sesuatu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, biasanya memang tidak nyata.     

Sayangnya, Rune sudah kadung jatuh cinta kepada gadis cantik ini. Ia belum pernah sama sekali mengalami perasaan yang ada di dadanya sekarang ini. Ia begitu tergila-gila kepada Rose.     

Perasaan hangat yang memenuhi dadanya ini benar-benar membuatnya bahagia. Ini adalah sesuatu hal yang dulu asing baginya. Ah, barulah sekarang Rune mengerti kenapa kakak-kakaknya tampak begitu bahagia saat mereka jatuh cinta.     

Ini memang tidak bisa dijelaskan. Tidak ada rumus Matematika atau Fisika yang dapat menjelaskan tentang cinta.     

Kenapa seseorang bisa jatuh cinta kepada A dan tidak kepada B? Dan kenapa perasaan yang memenuhi dada mereka saat mereka jatuh cinta terasa begitu menghanyutkan?     

Rune berusaha keras untuk menyingkirkan pikiran jelek tentang kekurangan Rose. Ia cukup percaya kepada kakaknya. Aleksis sudah menyelidiki siapa gadis itu sebenarnya.     

Kalau Alexis mengatakan bahwa Rose adalah gadis baik-baik, maka Rune tidak perlu kuatir akan ditipu. Ia percaya kepada Rose. Saat ini ia akan terus bersabar dan menunggu hingga akhirnya Rose akan terbuka kepadanya.     

Bukankah tadi rasa mengatakan bahwa ia hanya perlu menunggu satu bulan? Baiklah. Itu bukan waktu yang lama.     

Ayah Rune menunggu 400 tahun sebelum ia bertemu dengan wanita yang ia cintai menunggu. Alaric menunggu selama 10 tahun hingga ia bertemu kembali dengan Alexis.     

Rasanya memalukan kalau Rune tidak bisa menunggu hanya sebulan saja.     

"Kau sangat menarik," komentar Rune memuji. "Aku tidak terlalu jago menembak, tetapi aku juga sering berburu rusa bersama keluargaku. Kalau kau suka, kapan-kapan aku bisa mengajakmu ke Rumania. Kakak iparku punya rumah di sana dan ia tinggal di dekat hutan.     

"Di sana masih banyak hewan liar yang dilindungi. Tetapi populasi rusa di sana bertambah dengan sangat cepat karena kehidupan mereka terlalu enak. Sehingga, setahun sekali mereka juga mengadakan acara perburuan untuk mengontrol populasi rusa di sana."     

Rose tampak tertarik mendengarnya. "Kau bilang kakak iparmu punya rumah di Rumania? Apakah dia orang Rumania?"     

Rune menggeleng. "Bukan. Dia orang Italia, tapi dia kebetulan lama tinggal di Rumania sehingga menganggapnya seperti kampung halamannya sendiri."     

"Oh, dia menikah dengan kakak perempuanmu. Betulkah?"     

Rune mengangguk. "Benar."     

"Memangnya.. kau punya berapa saudara?" tanya Rose dengan penuh minat. Rune mengangkat dua jarinya. Rose terlihat sangat iri. "Ah... tentu sangat menyenangkan ya punya banyak saudara."     

"Memangnya kau anak tunggal?" tanya Rune.     

Rose menggangguk, tetapi kemudian ia menggeleng. Wajahnya tiba-tiba berubah dan kini menunjukkan senyum yang dipaksakan.     

"Maaf... sepertinya aku sakit kepala. Aku mau beristirahat dulu. Kau tidak apa-apa kan kalau aku tinggal? Anggap saja seperti rumah sendiri. Kau bisa mengatur barang barangmu di lemari sebelah situ. Kalau kau mau makan atau minum, ada macam-macam di kulkas. Kau juga bisa membuat makanan apa saja. Silakan pakai semua bahan makanan di kulkas. Aku akan turun saat makan malam dan kita bisa makan malam bersama," kata Rose sambil bangkit berdiri membawa cangkir kopinya.     

Runetertegun melihat wajah gadis itu tiba-tiba menjadi pucat. Dalam hati, ia menjadi bertanya-tanya apakah pembicaraan tentang saudara tadi membuat Rose menjadi tidak nyaman.     

"Terima kasih ya... karena kau sudah bersedia memenuhi permintaanku," kata Rose tiba-tiba. Ia berbalik dan menatap Rune dengan pandangan rumit. "Aku tadinya hanya iseng denganmu, tapi kau benar-benar setuju menjadi kekasih pura-puraku. Jadi kupikir, sekalian diteruskan saja."     

"Eh.. apa? Iseng?" Rune menjadi tidak mengerti.     

"Apa yang membuatmu bersedia untuk menerima permintaanku?" tanya Rose kepada Rune kemudian. "Apakah kau benar-benar jatuh cinta kepadaku? Kita baru bertemu satu kali."     

Rune mengerjap-kerjapkan matanya, kebingungan bagaimana harus menjawab pertanyaan Rose. Ia tidak mengira gadis itu akan bertanya dengan blak-blakan. Masa ia harus langsung mengaku kalau ia sudah jatuh cinta kepadanya saat pertama melihatnya?     

Rune menarik napas panjang, sebelum akhirnya menjawab jujur. "Aku aku bersedia menerima penawaran mu karena kau berhasil membuatku penasaran. Seumur hidup, aku belum pernah bertemu perempuan sepertimu dan kau berhasil menarik perhatianku. Saat ini aku hanya ingin memecahkan misteri yang bernama Rose. Aku ingin tahu siapa kau sebenarnya dan apa yang kau inginkan kan dari hubungan pura-pura selama setahun ke depan."     

Rose menatap Rune dengan pandangan penuh perhatian. Ia kemudian tersenyum puas. "Baiklah. Kau akan menemukan jawabannya perlahan-lahan. Dan sementara itu, aku berjanji akan membawamu bersenang-senang selama setahun ke depan untuk membalas kebaikanmu karena telah menolongku dengan bersedia menjadi kekasih pura-puraku."     

Gadis itu lalu berbalik dan kembali melanjutkan perjalanannya ke dalam. Ia kemudian naik tangga ke loteng dan menghilang dari pandangan Rune.     

Rune Schneider memutuskan untuk tetap duduk di teras balkon dan menikmati kopinya. Setelah menghabiskan kopinya dan mencuci cangkirnya. Rune memutuskan untuk mengeluarkan laptopnya dan bekerja merapikan data-data tanaman yang sempat ia dokumentasikan di Amazon bersama Lauriel.     

Ada ribuan foto di kameranya yang sudah ia masukkan ke laptop. Dengan rajin, Rune bekerja memasukkan data dan menuliskan berbagai keterangan tambahan untuk setiap tanaman yang ia berhasil dokumentasikan. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam dua siang. Perutnya mulai terasa lapar.     

Rune hendak membuat makan siang sederhana dengan bahan-bahan yang ada di kulkas. Tidak lama kemudian, ia telah kembali melanjutkan pekerjaannya sambil menikmati sandwich.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.