The Alchemists: Cinta Abadi

Aku Tidak Punya Istri Atau Kekasih Rahasia



Aku Tidak Punya Istri Atau Kekasih Rahasia

0Ketika ia melihat ekspresi Rose seperti itu, Rune dapat segera menduga apa yang ada di dalam benak gadis itu.     

"Ahahaha... jangan khawatir. Tidak satu orang pun yang akan mengetahuinya. Keluargaku sangat pandai menghilangkan jejak kami," Rune akhirnya menjelaskan kepada Rose.     

Ia menambahkan, "Kau tahu kalau kakak perempuanku menikah dengan Elios Linden, kan? Kau pasti juga tahu kalau Elios itu pria yang berkuasa karena ia mampu mengendalikan dunia maya melalui Splitz dan Virconnect-nya? Bahkan jika ada berita yang bocor tentang kakakku dan L, ia bisa dengan mudah menghapus semuanya."     

Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak tahu sama sekali soal itu. Aku baru tahu semua ini setelah kau membocorkannya kepadaku. Aku bahkan tidak pernah berpikir sejauh itu. Woah… ini…"     

"Ini apa?"     

"Aku tidak tahu harus berkata apa..." Rose sekarang ingat bagaimana ia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun ketika ia berusaha mengetahui lebih jauh soal Rune di internet.     

Apakah ia juga menghapus jejaknya? Kenapa ia melakukan itu?      

Rune kan tidak menikah dengan superstar seperti London dan ia juga tidak perlu menyembunyikan kehidupan pribadinya. Jika perkataannya benar, bahwa ia belum pernah punya kekasih sebelumnya, lalu mengapa Rune menghapus jejak digitalnya?     

Apakah ia menyembunyikan sesuatu?     

Atau... apakah ia sebenarnya berbohong tentang tidak pernah punya kekasih?     

Bagaimana jika Rune sebenarnya sudah punya istri???     

'Tidak, Rose... jangan berprasangka buruk. Rune memperlihatkan kakaknya kepadamu. Ia tidak akan membiarkan kakaknya membohongimu jika Rune memang sudah menikah dengan wanita lain, kan?' Rose memarahi dirinya sendiri.     

Wanita mana yang akan melakukan hal semacam itu kepada wanita lain?     

Tapi... jika Rune memang tidak menyembunyikan apa pun, mengapa ia menghapus jejaknya?     

Rose ingin sekali mengetahui satu atau dua hal tentang Rune. Ia semakin penasaran ketika ia tidak menemukan satu informasi pun mengenai pria itu di internet.     

"Ah… apakah kau kebetulan juga mencari informasi tentangku di internet?" Rune bertanya dengan santai. Ia memutar gelas wine miliknya sambil menunggu Rose menjawab pertanyaannya.     

Rose menggelengkan kepalanya karena tidak percaya.      

Sungguh! Laki-laki ini pasti bisa membaca pikiran, ia yakin. Rune terus berhasil menebak dengan benar apa yang ada di pikiran Rose.     

"Bagaimana kau tahu???" Rose kemudian bertanya kepadanya.      

"Oh, jadi memang benar ya?" Rune tertawa. "Aku hanya menebak-nebak saja tadi. Aku pikir itu adalah hal paling logis yang akan dilakukan seseorang jika mereka tertarik untuk mencari tahu informasi tentang orang lain."     

Rose tidak menanggapi jawaban Rune. Ia kini merasa malu karena tertangkap basah olehnya. Apa yang akan pria itu pikirkan tentang dirinya sekarang?     

Apakah ia akan mengira Rose sudah menguntitnya?     

"Jika kau mempertanyakan mengapa tidak bisa menemukan informasi tentangku di internet, itu karena aku memang meminta agar jejak digitalku dihapus," jelas Rune kemudian. "Tapi bukan karena alasan seperti yang kau pikirkan."     

"Ah, oke..."     

"Suatu hari nanti, aku akan memberitahumu kenapa aku melakukannya. Tapi untuk sekarang, percayalah kepadaku saat aku mengatakan jika aku tidak menyembunyikan kekasih rahasia atau bahkan seorang istri," tambah Rune.     

Rose terbatuk saat mendengar kata-katanya yang diucapkan dengan nada serius. Gadis itu lalu menanggapi, "Tidak apa-apa. Maksudku... bahkan jika kau punya kekasih atau... istri, itu bukan urusanku..."     

"Mengapa itu bukan urusanmu?" Rune bertanya lagi kepadanya. "Bukankah aku akan menjadi kekasihmu selama setahun ke depan?"     

Rose tidak mengatakan apa pun.     

Ia ingin mengatakan bahwa hubungan mereka hanya pura-pura dan Rune bukan lah kekasihnya yang sebenarnya. Namun, ia merasa tidak enak mengatakannya.     

Selain itu, bukankah Rose sudah mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia akan belajar untuk membalas perasaannya jika Rune masih mau menerimanya?     

Setelah menghabiskan begitu banyak waktu bersama, bahkan terkadang 24 jam sehari, Rose merasa begitu nyaman dengan kehadiran Rune.     

Bukankah ia pria yang sangat baik yang telah melakukan begitu banyak hal untuknya? Dan Rune sudah menjelaskan bahwa alasan ia melakukan apa yang ia lakukan adalah karena ia mencintai Rose?     

Jadi, daripada mengejar pria lain yang akan menikah, bukankah lebih baik Rose membuka hatinya untuk pria ini?     

Rose sering mendengar nasehat untuk menikah dengan pria yang mencintainya daripada menikah dengan pria yang dicintainya.     

Seringkali, ketika seorang wanita menikah karena cinta, ia akan berkorban begitu banyak untuk orang lain dan cinta yang sepihak bisa berakhir dengan penderitaan.     

Namun, jika pria itu adalah orang yang mencintainya, ia akan menyayanginya dan setia kepadanya. Pria itu akan memperlakukannya seperti seorang ratu.     

Rose bisa melihatnya secara langsung. Saat berhubungan dengan Leon, ialah yang harus terus menderita. Sekarang ia memiliki Rune di sampingnya, ia selalu merasa dilindungi dan dijaga.     

Tentunya cinta bisa tumbuh setelah menghabiskan waktu bersama untuk beberapa saat, kan?     

Dengan pemikiran itu, Rose akhirnya mengangguk. "Kau benar. Kau adalah kekasih dan kau tidak boleh mengejar wanita lain."     

Rune terkejut ketika ia mendengar kata-kata yang tidak terduga dari gadis manis di sampingnya itu. Ia sebenarnya hanya bercanda saat menyebutkan soal 'hubungan' mereka. Tapi Rose tidak membantahnya?     

Apakah ini berarti...     

Rose mulai memberinya kesempatan?     

"Rose..." Rune menatapnya dengan tidak percaya. Kemudian, ia meletakkan gelasnya di atas meja dan memegang tangan gadis itu. Kata-katanya serius ketika ia berbicara. "Aku bahkan tidak akan pernah melirik wanita lain."     

Rose menyentuh pipi Rune dan tersenyum. "Aku tahu itu."     

Tepat pada saat itu, hati Rune dipenuhi dengan kehangatan hingga meluap-luap. Balasan Rose terkesan tulus dan ia bisa merasakan kasih sayang Rose yang hangat untuknya.     

Saat tangan Rose menyentuh pipinya, jantungnya mulai berdebar-debar dan tiba-tiba saja muncul dorongan kuat untuk menarik gadis itu lebih dekat dan mencium bibirnya.     

Namun, ia tidak ingin gegabah. Rune menggenggam tangan Rose dengan lembut dan meminta izin. "Bolehkan aku menciummu?"     

Rose mengangguk, lalu ia menunduk, pipinya memerah dan ia terlihat sangat malu.     

Rune tidak membuang waktu. Ia segera menarik kepala gadis itu lebih dekat dan memiringkan wajahnya untuk menciumnya dengan mesra.     

Ciuman itu pasti akan berlangsung lebih lama jika saja mereka tidak mendengar seseorang membuka pintu ke teras dan berseru, "Ahh... mereka sudah ada di sini!"     

Terry berdiri terpaku di tempatnya dengan tangan menempel di bibirnya ketika ia menyadari bahwa ia sudah mengganggu adegan ciuman antara Rune dan Rose.     

Pria itu merasa sangat bersalah karena menerobos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

Beberapa menit yang lalu, setelah Terry kembali ke kamarnya, ia mencari mereka di mana-mana. Balkon adalah tempat terakhir yang ia datangi. Awalnya ia mengira Rune dan Rose mungkin sudah pergi atau semacamnya.     

Itu sebabnya ia tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.