The Alchemists: Cinta Abadi

Tiba-Tiba Sarah Merasa Sangat Bodoh



Tiba-Tiba Sarah Merasa Sangat Bodoh

0"Rune, apakah kau ingin bergabung denganku dan mengambil sampanye?" gadis itu bertanya kepada Rune sambil tersenyum, bertingkah seolah Sarah dan Lisa tidak ada di sana.     

"Tentu saja," jawab Rune. Ia menggandeng tangan Rose dan berjalan bersamanya menuju ke tengah ruangan ballroom, di mana staf istana menyiapkan meja besar dengan berbagai minuman yang ditaruh di wadah dan juga sampanye untuk dipilih.     

Sarah tampak kesal karena Rose tampak tidak terpengaruh dengan sindirannya barusan. Ia berjalan menjajari langkah mereka. Sambil tersenyum mengejek, ia berkata, "Aku punya kejutan untukmu, Rose. Aku yakin kau akan menyukainya."     

Kemudian ia berbalik dan meninggalkan pasangan itu. Langkah Rose terhenti saat mendengar kata-kata Sarah. Tiba-tiba semua skenario terburuk muncul di benaknya.     

Apa yang Sarah rencanakan kali ini?     

Akhirnya, Rose tidak bisa menahan diri lagi. Ia berbalik dan ingin mengejar Sarah untuk menanyakan apa yang sudah ia rencanakan, tetapi Rune dengan cepat memegang tangannya dan menenangkannya.     

"Rose... jangan khawatirkan dia. Apa pun yang dia rencanakan, itu tidak akan berhasil," katanya dengan penuh senyuman hangat untuk menenangkan wanita itu. "Aku akan mengurusnya."     

Rose memijat pelipisnya dan mendesah frustrasi. "Tapi jurnalis itu punya fotoku dengan Leon... bagaimana jika Sarah bisa mengambilnya? Ia pasti akan menggunakannya untuk memerasku."     

"Ia tidak akan dapat melakukannya, jangan khawatir," kata Rune.     

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" Rose bertanya pada Rune. "Aku tahu Sarah. Kalau dia begitu percaya diri, itu berarti dia punya sesuatu yang besar. Bayangkan kalau dia memutuskan untuk menyebarkan foto-foto itu... itu akan menjadi skandal terbesar. Aku tidak bisa membiarkannya lolos begitu saja."     

"Tenang saja, dia tidak akan mendapatkan foto itu," kata Rune sabar. "Aku sudah mengurusnya. Kalau pun nanti ia mendapatkan sesuatu yang lain, aku berjanji akan mengurusnya juga."     

"Bagaimana bisa?" Rose menatap Rune tidak percaya.      

Oh, sangat menyenangkan rasanya memiliki kepercayaan diri seperti pria ini, pikirnya.      

Rune menyeringai ketika ia menjawab Rose. "Aku sudah membeli majalah itu. Jadi, sekarang gambar sialan itu juga sudah menjadi hak milikku. Dan aku tentu tidak akan menyebarkannya."     

Rose menekap bibirnya karena sangat terkejut dia mendengar ucapan pria itu.     

Tunggu... apa tadi dia bilang? Jadi, Rune membeli majalah itu untuk mencegah gambar yang mencemarkan nama baik Rose agar tidak tersebar?     

Itu pasti menghabiskan sangat banyak uang, bukan?     

Tunggu .. Rune kan sangat, sangat kaya. Jadi, membeli perusahaan itu bukanlah apa-apa. Tapi tetap saja.. kapan dia melakukannya? Mereka kan baru bertemu wartawan kemarin.     

Rose sangat terkesan.     

"Itu... menakjubkan," gumamnya. "Terima kasih."     

Sementara Rune dan Rose mencoba menikmati resepsi pernikahan dengan menghindari perhatian dari tamu usil yang sudah membaca gosip tentang Leon dan Rose, JM harus menemui begitu banyak penggemar yang mengenalinya di pesta tersebut.     

Sebagian besar dari mereka adalah wanita kelas atas yang menyukai mode dan yang hanya bisa berharap semua diet dan operasi plastik yang mereka lakukan dapat membuat mereka terlihat memiliki setengah saja kecantikan alami JM.     

"Ya Tuhan... aku tidak tahu Anda akan berada di sini," celetuk seorang Countess yang gemuk ketika ia melihat JM. "Bagaimana kesan Anda selama berada di Bacilia sejauh ini? Apakah Anda diundang oleh keluarga kerajaan?"     

"Saya senang di sini. Terima kasih banyak." JM tersenyum manis. Ia kemudian menambahkan, "Yah.. aku datang ke sini dengan kakakku. Kami sebenarnya diundang oleh—"      

JM belum menyelesaikan kata-katanya ketika dua gadis datang ke arahnya dan menyembur dengan penuh semangat.     

"JM? Ini benar-benar JM?" Sarah terbelalak ketika ia melihat lebih dekat dan memastikan gadis cantik yang ia lihat ini memang benar-benar sang supermodel. "Ya Tuhan.. aku penggemar beratmu!"     

Terry sangat bangga akan adiknya yang menjadi panutan bagi banyak gadis di dunia. Reaksi ini terjadi kemana pun mereka pergi bersama.     

JM tidak hanya cantik tetapi ia juga dikenal memiliki kepribadian yang menyenangkan dan semua orang senang bekerja dengannya.     

Reputasinya sebagai selebritas yang baik hati dan disukai masyarakat selalu mendahuluinya dan kebanyakan wanita tidak malu mengakui bahwa mereka mengidolakannya.     

Para wanita ingin menjadi dirinya dan para pria ingin bersamanya.     

"Ahaha... ya, ini aku," kata JM sambil tersenyum.      

"Apakah itu gaun Ballerini?" Sarah bertanya dengan heran. Ia menyukai mode dan tahu betapa mahal dan eksklusifnya karya seni yang dikenakan JM malam ini. Ia menatap sang supermodel dengan ekspresi seperti memuja.     

"Oh.. Anda tahu gaun ini?"      

"Ah, tentu saja. Aku menghadiri peragaan busana Ballrini kapan pun aku sempat," kata Sarah bangga. "Aku melihatmu berjalan di runawaynya tahun lalu. Kau luar biasa!"     

"Terima kasih banyak. Anda terlalu baik," kata JM. "Aku menyukai pekerjaanku dan bersyukur aku bisa melakukan apa yang aku sukai."     

Sarah memperhatikan Terry dan dia mengerjap-kerjapkan bulu matanya. Bukankah JM bilang ia datang kemari dengan kakaknya? Apakah pria ini saudara laki-laki JM?     

Tidak heran mereka terlihat mirip. Pria ini sangat tampan, pikirnya. Pantas saja. Seisi keluarga JM pasti sangat rupawan.     

"Bolehkah aku berfoto denganmu?" Sarah akhirnya bertanya dengan malu-malu. Biasanya, ia adalah wanita yang arogan, tetapi di depan idolanya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terlihat terpesona.     

JM tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja."     

Sarah menarik tangan Lisa agar temannya itu mendekat. "Apa yang kau lakukan? Kemarilah, jadi kita bisa berfoto bersama."     

"Ah, itu benar." Lisa tersenyum malu. Dia memiringkan kepalanya ke arah JM dan berbisik. "Aku juga penggemarmu. Aku suka gaunmu."     

"Terima kasih. Kau juga terlihat cantik," kata JM manis. Dia menerima telepon milik Lisa dan Sarah dan memberikannya kepada Terry. "Bisakah kau mengambil foto kami?"     

Pria itu mengangguk. Dia meletakkan gelasnya di atas nampan pelayan yang lewat dan dengan ahli mengambil beberapa foto bagus untuk ketiga wanita itu.     

"Whaa.. kami terlihat sangat cantik di sini," cetus Lisa saat melihat hasilnya. Ia menoleh ke arah Terry dan tersenyum manis. "Anda mengambil gambar yang bagus. Terima kasih. Apakah Anda seorang fotografer?"     

Terry menggelengkan kepalanya dengan acuh tak acuh. "Tidak, tapi aku sedang belajar menjadi sutradara film."     

"Whoaaa.. kedengarannya luar biasa! Semoga aku bisa melihat filmmu di bioskop suatu hari nanti," kata Lisa bersemangat.     

"Oh, itu pasti." Terry tersenyum bangga. "Aku sudah mengerjakan beberapa proyek film."     

"Kedengarannya luar biasa." Sarah dan Lisa sangat senang memiliki kesempatan untuk bertemu kedua bersaudara berbakat ini. JM sudah sangat terkenal, dan sepertinya kakaknya suatu hari nanti akan menjadi orang penting juga.     

Kedua wanita bangsawan itu memutuskan untuk memperlakukan JM dan Terry dengan sangat baik, sehingga mereka bisa memberikan kesan yang menyenangkan.     

"Sudah berapa lama kalian berada di Bacilia dan sampai kapan berencana untuk berkunjung ke sini?" Sarah bertanya kepada JM saat mereka mengobrol ringan. "Aku bisa membawa kalian berkeliling jika kalian ingin menjelajahi kota atau bahkan kerajaan ini."     

"Yah, kami sudah di sini selama satu minggu dan kami telah menjelajahi ibukota cukup lama. Kami punya teman baik di sini yang telah menunjukkan berbagai tempat menarik di sini kepada kami," jawab JM.     

"Oh.. siapa temanmu itu? Aku pasti akan mengenal mereka karena ibukota ini cukup kecil dan orang-orang dari kelas atas saling mengenal," kata Sarah bangga.     

Ia tiba-tiba teringat bahwa untuk bisa menghadiri resepsi pernikahan kerajaan ini, JM harus mendapat undangan dari keluarga kerajaan.     

Apakah JM diundang oleh keluarga pengantin wanita atau... pengantin pria? Juga, apakah JM datang ke gereja pagi ini untuk menghadiri upacara pemberkatan?     

"Itu dia orangnya." JM melambai kepada Rose yang berdiri di sudut bersama Rune dan berbicara dengan suara rendah. Rose balas melambai dan tersenyum kepadanya.     

Sarah dan Lisa menoleh untuk melihat kepada siapa JM melambai. Ketika mereka melihat siapa itu, kedua gadis itu mengerutkan alis mereka.     

Tidak.. ini tidak mungkin!     

Apakah Rose mengundang JM ke pesta pernikahan?     

Apakah ini benar??     

"Kau tahu Rose Fournier?" Sarah bertanya kepada JM dengan ekspresi tidak percaya terpampang di wajahnya. "Bagaimana kalian berdua bertemu?"     

"Oh, dia berkencan dengan paman dari kekasihku," kata JM enteng. "Dia yang memperkenalkan kami pada Rose."     

"Apa? Dia berkencan dengan paman dari kekasihmu?"     

Sarah dan Lisa saling bertukar pandang. Informasi ini membuat mereka tertarik.     

Jadi, Rose berkencan dengan laki-laki yang jauh lebih tua, ya? Om-om?     

Tapi lihat, dia malah datang ke resepsi pernikahan dengan lelaki lain yang jelas-jelas bukan kekasih karena pria itu masih sangat muda. Ha!     

Ya ampuun! Dia benar-benar perempuan murahan, pikir Sarah geli.     

Rose berkencan dengan saudara tirinya sendiri di masa lalu dan sekarang berselingkuh dari kekasihnya yang lebih tua dengan membawa Rune Schneider ke resepsi ini, ahem.. Rune Schneider palsu pastinya.     

Sungguh malam yang sempurna!     

"Tunggu.. apa kau yakin Rose memang berkencan dengan paman kekasihmu?" Sarah bertanya, pura-pura khawatir.     

JM mengangguk tegas. Sarah kemudian menggelengkan kepalanya dan menunjukkan ekspresi simpatik. "Oh.. maaf kau harus mengetahui kelakuan Rose dengan cara ini. Tapi... Rose selingkuh dari pamanmu. Dia telah berkencan dengan laki-laki lain saat ia berada di Bacilia minggu ini."     

JM terlihat kaget mendengarnya. "Benarkah? Ya Tuhan..."     

Sarah menyentuh lengan JM dan berbisik. "Apakah kau melihat laki-laki muda di sampingnya? Itu adalah pria yang berselingkuh dengannya."     

JM yang baru saja mengambil segelas wine dari nampan pelayan hampir tersedak wine-nya saat mendengar kata-kata Sarah.     

Dia menelan wine-nya dengan susah payah dan bertanya kepada Sarah, "Maksudmu laki-laki yang mengenakan tuksedo yang bagus itu?"     

"Ya, itu dia. Aku bertemu mereka di Kota Tua beberapa hari yang lalu dan aku mendengar dari sumber terpercaya bahwa laki-laki itu bahkan sudah menginap di rumah keluarganya."     

Terry bisa langsung membaca orang macam apa kedua wanita muda yang sedang mengerumuni adik perempuannya dan ia segera memutuskan bahwa ia tidak menyukai mereka.     

"Ahem ..." JM menatap Sarah dengan kening berkerut dan berkata, "Itu dia paman dari kekasihku. Paman Rune."     

Sarah dan Lisa tidak dapat mengerti apa yang JM katakan pertama kali. Mereka tercengang. Apa yang JM katakan barusan?     

"Paman?" Akhirnya, Lisa menemukan suaranya. Tadi ia pikir dirinya salah dengar, jadi ia bertanya lagi untuk mengkonfirmasi.     

Supermodel yang cantik itu mengangguk dan mengulangi kata-katanya. "Memang itu paman dari kekasihku. Rose tidak selingkuh kok."     

"Tunggu.. apa? Bukankah kau mengatakan dia berkencan dengan paman dari kekasihmu? Bukankah pamannya itu seharusnya sudah tua..? Tapi... laki-laki yang bersamanya itu kira-kira seumuran denganmu. Jadi bagaimana mungkin—"     

Sarah tiba-tiba terdiam. Ia merasa sangat bodoh.     

"Paman Rune memang terlihat awet muda, ya." JM tersenyum. "Seisi keluarga mereka memang begitu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.