The Alchemists: Cinta Abadi

Wawancara (1)



Wawancara (1)

"Kami masih menunggu pengacara keluargaku dan ia akan memberi mereka semua NDA untuk ditandatangani sebelum kita memulai wawancaranya," kata Rose kepada Rune.     

"Oke," jawab Rune. Ia mengerti.     

Keluarganya juga melakukan hal yang sama ketika mereka perlu melakukan percakapan seperti ini dengan pihak tertentu atau para jurnalis. Jadi, ia cukup paham dengan prosedurnya.     

"Pengacaraku sedang dalam perjalanan. Sementara itu, kita bisa berbincang-bincang dengan wartawan tentang apa yang menurut mereka bisa dilakukan untuk mendongkrak pariwisata di Medion.. hahahha," kata Rose sambil tertawa kecil. "Tentunya lebih baik daripada duduk bengong selama satu jam, bukankah begitu?"     

Para wartawan tertawa ketika mendengar kata-katanya gadis itu.     

Mereka memiliki kesan yang baik tentang Rose Fournier karena keluarganya terkenal di Medion berkat kegiatan amal dan dukungan mereka terhadap beberapa aktivitas lain dengan tujuan yang baik.     

Selain itu, Rose tidak pernah terlibat dalam skandal apa pun selama masa mudanya, tidak seperti banyak keturunan keluarga bangsawan lainnya.     

Setidaknya sampai rumor tentang hubungan masa lalunya dengan 'kakak laki-lakinya' menyebar ke permukaan.     

Sekarang, para jurnalis itu merasa senang karena akhirnya mereka bisa duduk bersama dengan wanita yang paling dicari di kerajaan mereka, untuk memberikan pernyataan klarifikasi tentang semua rumor yang beredar di media dan publik.     

"Maaf, kalian semua harus menunggu sedikit lebih lama. Pengacara keluargaku masih dalam perjalanan. Jika kalian memiliki janji mendesak lainnya, kalian bisa pergi terlebih dahulu," kata Rose kepada para wartawan.     

Mereka semua menggelengkan kepala serempak.     

"Tidak apa-apa, Yang Mulia. Kami akan menunggu," salah satu dari mereka menjawab mewakili rekan-rekannya. Mereka semua mengangguk untuk mengiyakan.     

Tidak mungkin satu pun dari wartawan itu akan melewatkan kesempatan emas ini. Wawancara yang akan mereka lakukan begitu berharga.     

"Baiklah," Rose tersenyum kepada mereka. Ia memperlakukan wartawan dengan baik karena ia tahu mereka hanya melakukan pekerjaan mereka.     

Dua pelayan datang dan menyajikan teh, kue, dan kopi untuk mereka. Rose mempersilahkan para wartawan itu untuk menghabiskan waktu mereka sambil menikmati hidangan yang disajikan sampai pengacara yang dinanti datang.     

Para wartawan langsung merasa seolah mereka disambut dengan hormat. Mereka diam-diam mencuri pandang ke arah Rune dan bertanya-tanya apakah pria ini adalah kekasih Rose.     

Mereka bisa melihat dengan jelas bahwa Rose dan Rune terlihat sangat dekat, tetapi mereka berdua tidak banyak menampilkan sikap mesra terhadap satu sama lain. Setidaknya untuk sekarang.     

Mereka teringat artikel beberapa hari lalu tentang Rose yang menjalin hubungan cinta dengan seorang laki-laki dari keluarga Schneider. Apakah dia ini orangnya?     

Artikel itu tidak disertai gambar, jadi mereka tidak yakin. Mereka hanya tahu namanya tapi tidak tahu wajahnya.     

Duchess Fournier dan suaminya tiba lima belas menit kemudian dari acara kenegaraan dan terkejut melihat gerombolan wartawan di ruang tamu mereka.     

Ibu Rose lalu menyambut mereka dan para tamu segera membungkuk untuk memberi hormat kepada sang duke dan duchess.     

"Apa kabar?" Duchess Fournier mengangguk kepada mereka dan kemudian menoleh ke arah Rose, menanyakan apa yang sedang terjadi melalui tatapan matanya.     

Rose segera menjelaskan apa yang terjadi dan, sesaat, ibunya menatapnya dengan ketidaksetujuan di matanya, tetapi Duchess Fournier tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya mengangguk dan akhirnya meninggalkan mereka.     

***     

Setengah jam kemudian, pengacara keluarga Fournier datang dengan asistennya. Pengacara itu adalah wanita anggun berusia empat puluhan, ia tampak cerdas dengan setelan sempurna dan membawa tas kerja.     

Ia menyapa semua orang di ruang tamu dan dengan cepat mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada wartawan disertai dengan pena.     

"Tolong tanda tangani NDA dan perjanjian ini sebelum kita memulai wawancaranya," katanya kepada para wartawan dengan suara yang menyenangkan tapi tetap tegas. "Yang Mulia akan bersedia menjawab pertanyaan kalian, tetapi ada beberapa hal yang harus kalian rahasiakan."     

Ia menambahkan, "Selain itu, Lady Rose telah meminta agar artikel tidak dipublikasikan SEBELUM pernikahan Pangeran Leon berakhir. Jadi, kalian harus menandatangani untuk menyepakati bahwa kalian telah setuju dengan semua persyaratannya."     

Para wartawan membaca sekilas perjanjian tersebut dan menandatanganinya. Lima menit kemudian, semuanya selesai dan mereka bisa memulai wawancara.     

Akhirnya waktu yang paling ditunggu iitu pun tiba.     

"Oke, sekarang, kalian boleh mulai mengajukan pertanyaan," Rose duduk dengan anggun di kursi yang indah, menghadap wartawan, sementara Rune duduk di sampingnya.     

"Lady Rose, terima kasih telah memberikan kami kesempatan ini untuk berbicara dengan Anda agar bisa meluruskan semua rumor di luar sana. Kami telah membaca banyak berita tentang Anda dan keluarga Anda, terutama karena saudara tiri Anda akan menikah besok." seorang reporter yang lebih tua berbicara setelah Rose memberi isyarat kepada mereka untuk memulai.      

Ia lalu melanjutkan. "Bagaimanapun juga, beliau akan menjadi calon raja Medion. Bisa dipahami mengapa publik sangat memperhatikan Pangeran dan orang-orang terdekatnya,"      

"Ya, aku mengerti itu," Rose mengangguk. "Siapa namamu, Tuan?"     

"Ah, saya David Nolan, Yang Mulia. Saya dari Bacilia Chronicles," pria itu memperkenalkan dirinya, ia terlihat senang karena Rose menunjukkan ketertarikan kepadanya secara pribadi dan berusaha bersikap ramah.     

"Baiklah, Tuan Nolan. Terima kasih sudah datang. Dan apa pertanyaan yang ingin kau ajukan?" Rose bertanya dengan sabar.     

Reporter itu tersenyum dan memeriksa buku catatannya sebelum ia menanyakan pertanyaan yang membuat semua orang di ruangan itu sangat ingin tahu jawabannya.     

"Tumbuh bersama Pangeran Leon, apakah sejak awal Yang Mulia sudah tahu bahwa beliau sebenarnya adalah putra haram ayah Anda? Dan bagaimana hubungan Anda dengan Pangeran Leon sebelum Duke Fournier mengumumkan kepada publik bahwa ia adalah putranya? Kami tidak pernah tahu pendapat Anda tentang soal ini sejak dua tahun lalu."     

Rune menoleh ke arah Rose dan ia menatapnya dengan penuh perhatian.     

Wartawan ini benar-benar tidak menahan diri, pikir Rune. Itu adalah pertanyaan yang cukup pribadi untuk ditanyakan, dan Rune tertarik untuk mengetahui bagaimana Rose akan menghadapi mereka semua.     

Rose terlihat tidak terpengaruh. Ia menjawab pertanyaan David Nolan dengan suara yang menyenangkan, sama seperti ia menyambut para wartawan tadi. Tidak ada tanda-tanda kebencian atau perasaan tersinggung pada ekspresi wajahnya.     

"Leon adalah sahabatku karena kami tumbuh bersama. Sebelum pengumuman itu, aku tidak pernah tahu bahwa ia adalah saudara tiriku. Aku baru mengetahuinya setelah ayahku membuat pengumuman kepada publik. Apakah itu menjawab pertanyaanmu?"     

Rose lalu memandang Tuan Nolan dengan tenang. "Sebelum dan setelah pengumuman itu dibuat, kami memiliki hubungan yang sama. Kami masih bersahabat dan dekat. Pangeran Leon adalah pria yang sangat baik dan aku sangat menghargai persahabatan kami. Aku juga tidak pernah melupakan momen menyenangkan yang kami lewati bersama selama bertahun-tahun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.