The Alchemists: Cinta Abadi

Akhirnya Rose Berubah Pikiran



Akhirnya Rose Berubah Pikiran

1Setelah Rose memberi isyarat agar Rune melanjutkan mengemudi, ia menekan gas dan mengemudikan Bentley untuk melewati gerbang. Rose memberi tahu kepada penjaga gerbang bahwa ia mengizinkan jurnalis masuk.     

Pria itu mengangguk dengan hormat dan datang menemui gerombolan reporter dan meminta mereka semua untuk mendaftarkan ID mereka dan mengisi buku tamu.     

Semua jurnalis terlihat bersemangat dan bahagia. Ini adalah pertama kalinya mereka diundang ke rumah megah Fournier dan mereka tidak sabar untuk masuk.     

Mereka merasa beruntung karena mereka terus bertahan di depan gerbang rumah bangsawan itu dan tidak segera menyerah.     

Setelah menunggu Rose dan orang tuanya dengan setia selama berhari-hari, akhirnya mereka diizinkan masuk dan akan mendapatkan pernyataan resmi dari Rose. Beberapa wartawan lain yang tidak sabar sudah tidak lagi datang. Sekarang, mereka akan menyesali keputusan mereka.     

Keluarga Fournier dikenal tidak terbuka terhadap pers. Mereka selalu menjaga privasi dan tidak menyukai berita yang sensasional. Mereka juga cenderung memiliki citra publik yang cukup sempurna.     

Jadi, memiliki kesempatan untuk mewawancarai keluarga Fournier secara dekat merupakan pengalaman sekali seumur hidup, terutama karena mereka adalah keluarga dekat calon raja.     

***     

"Apakah kau yakin ingin melakukan ini?" Rune bertanya kepada Rose setelah mereka keluar dari mobil dan Rose masuk ke dalam rumahnya.     

Rose mengangguk. "Ya. Sudah waktunya aku membereskan semuanya. Aku akan meninggalkan negara ini segera setelah pernikahan kerajaan selesai. Aku tidak ingin meninggalkan rasa tidak enak setelah aku pergi."     

Langkah Rune terhenti. Ia tahu gadis itu sangat serius dengan ucapannya. "Apa yang akan kau ceritakan kepada mereka?"     

Rose menoleh kepadanya ketika ia menyadari pria itu menghentikan langkahnya. Rose kemudian membalikkan badan dan menatap Rune lekat-lekat. Ia berkata dengan suara rendah, "Aku akan mengungkapkan yang sebenarnya."     

"Yang sebenarnya? Maksudmu mengatakan bahwa Leon itu sebenarnya bukan saudaramu?" Rune bertanya terbata-bata.     

"Tidak, itu sangat konyol..." Rose tertawa kecil. Wajahnya kembali ceria ketika mendengar balasan Rune. "Kebenaran bahwa aku sedang berkencan dengan Rune Schneider dari Grup Schneider dan aku berharap mereka berhenti menyebarkan kebohongan tentang diriku dan saudara tiriku."     

Rune tersenyum saat mendengarnya. Ia menyukai ide Rose. "Ah, itu bagus. Kita harus memberi tahu mereka, jadi mereka akan berhenti mengejarmu dengan rumor murahan itu."     

"Kau tidak masalah dengan rencana itu? Kau tidak keberatan aku mengumumkan 'hubungan' kita kepada publik?" Rose bertanya kepada Rune dengan serius.     

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak. Aku senang aku bisa berguna bagimu."     

"Oh, Rune... kau memang pria yang sangat manis," desah Rose. "Aku tidak pantas menerimamu di sisiku."     

Ia berjalan mendekat dan menyentuh pipi Rune. Matanya kini dipenuhi rasa syukur. "Jika anggota keluargamu hampir sebaik dirimu, aku ingin sekali bertemu dengan mereka semua. Aku bisa membayangkan liburan bersama seluruh keluargamu pasti akan sangat menyenangkan."     

Rune membulatkan matanya saat mendengar kata-kata Rose. Ia tidak salah dengar kan?      

Apakah Rose benar-benar mengatakan bahwa ia ingin menemui seluruh keluarganya dan menghabiskan waktu liburan bersama-sama?     

Tadinya Rune mengira gadis itu sudah tidak lagi tertarik bertemu keluarganya ketika mereka membahas hal itu dua hari lalu?     

Apa yang membuatnya berubah pikiran?     

Bab 1039 - Wawancara     

"Apakah kau serius ingin bertemu keluargaku?" Pria itu meminta konfirmasinya sekali lagi. Ia tidak ingin sombong dan membuat asumsi sendiri.     

"Ya, aku serius," jawab Rose.     

"Tapi, bukankah kau mengatakan akan menghabiskan liburan bersama teman-temanmu di Paris?" Rune bertanya lagi. "Katamu itu akan menjadi waktu yang tepat untuk menghabiskan momen bersama Peter dan Helene sebelum mereka menikah dan George akan datang juga."     

"Ya, aku memang mengatakan itu," Rose mengangguk. "Tapi aku hanya akan menghabiskan dua atau tiga hari di Paris, lalu aku bisa berkunjung dan bertemu keluargamu. Bukankah kau pernah mengatakan kalian biasa menghabiskan sekitar satu minggu hingga sepuluh hari bersama di pulau kecil milik ibumu?"     

"Ya, itu betul... kami memang biasa berlibur selama itu di sana. Kalau begitu, terima kasih banyak," kata Rune sambil menyeringai.     

Ia tidak percaya bahwa Rose akhirnya berubah pikiran dan memutuskan untuk mengunjungi keluarga Rune.     

Ahhh... ini perkembangan yang sangat bagus!!     

Hal ini membuat Rune menjadi semakin penasaran dan ingin tahu mengapa gadis itu tiba-tiba berubah pikiran. Akhirnya ia pun bertanya, "Apa yang membuatmu berubah pikiran?"     

"Oh... Aku tidak tahu," Rose mengangkat bahu. "Kurasa... kau?"     

"Aku?" Rune sangat senang mendengar jawabannya. Apakah itu artinya, Rose berubah pikiran karena Rune?     

Ini tandanya, Rune bisa mulai meluluhkan hati Rose yang sekarang telah memutuskan untuk membukakan pintu untuknya. Benarkah itu yang terjadi?     

Perkembangan ini membuat pria tampan itu sangat bahagia.      

"Ya," jawab Rose sambil tersenyum. "Kau adalah pria yang baik dan aku terkesan dengan keluargamu. Selama ini beberapa dari mereka selalu memberikan kesan yang baik. Jika kau masih mau mengundangku dan memberikan kesempatan untukku... Aku akan sangat senang bisa datang dan bergabung dengan keluargamu untuk liburan."     

Tepat pada saat itu, Rune merasa ingin melompat-lompat dan memeluk Rose. Tapi ia menahan diri dan hanya mengangguk dengan tenang. Ia berpura-pura tenggelam dalam pikirannya. "Hmm... Aku akan memikirkannya."     

Tindakannya yang berbasa-basi membuat Rose tertawa. Ia memukul bahu Rune dan memutar matanya. "Dasar kau...!"     

"Aku bercanda..." Rune juga tertawa. "Tentu saja, kami semua akan senang menyambutmu kapan pun. Aku sangat berharap dapat memperkenalkanmu kepada keluargaku."     

"Ah... oke, bagus lah kalau begitu." Rose tersenyum dan mencium pipi Rune. "Izinkan aku menyegarkan diri untuk bertemu para reporter. Apakah kau ingin bergabung denganku juga?"     

Rune mengangguk. "Ya, jika kau ingin aku ada di sana, aku akan bersiap juga."     

Wajahnya berseri-seri bahagia karena Rose berinisiatif untuk menciumnya.     

"Ya, aku menginginkannya," Rose mengangguk. "Jika kau tidak keberatan, aku ingin kau ikut denganku dan berbicara dengan wartawan."     

"Oke, kalau begitu aku akan mencuci muka dan ganti baju juga," Rune setuju. "Sampai ketemu di bawah."     

"Aku akan turun dalam sepuluh menit."     

"Sampai jumpa."     

***     

Sepuluh menit kemudian, Rune menuruni tangga setelah berganti pakaian. Ia sengaja tampil sebaik mungkin, karena Rose sepertinya berencana untuk memperkenalkannya di depan umum, setidaknya kepada para reporter itu.     

Ia tidak boleh mengecewakan Rose. Jika para reporter melihatnya terlihat sederhana dan berpenampilan biasa saja, mereka mungkin berpikir Rose memiliki selera yang buruk soal memilih kekasih. Hehe.     

Untunglah ia mendengarkan nasihat Aleksis untuk membawa serta beberapa pakaian bagus yang mahal untuk acara-acara seperti ini.     

Rune terlihat begitu tampan, persis seperti tuan muda dari keluarga kaya dan ia pun langsung menarik perhatian sepuluh reporter dengan kamera dan catatan mereka yang sedang menunggu di ruang tamu yang megah.     

Rose berdiri dengan dingin di bawah tangga, menunggunya. Ia menoleh kepada Rune ketika ia mendengar langkah pria itu turun dari lantai dua.     

"Hei," kata Rose sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.