The Alchemists: Cinta Abadi

Aku Sangat Ingin Mencintaimu



Aku Sangat Ingin Mencintaimu

0Rose dan Rune tinggal di bawah sebentar dan membiarkan kedua tamu itu meninggalkan mereka. Begitu Terry dan JM menghilang ke lantai dua, keduanya bertukar pandang.     

"Terima kasih telah membawa keluargaku ke sini," kata Rune meminta maaf. "Dan.. aku minta maaf jika Pierre terlalu banyak bicara hari ini."     

"Ah.. tidak apa-apa. Aku suka kejujuran Pierre. Lebih baik dikelilingi oleh orang-orang yang bicara terus terang daripada bersama orang-orang yang bersikap baik di depan kita, tetapi begitu kita lengah, mereka akan menikam dari belakang."     

"Ah.. kau benar, tapi tetap saja aku minta maaf untuk Pierre. Dia tidak tahu tentang masalahmu dengan Leon. Dia sebenarnya laki-laki yang baik dan mengerti situasi serta sangat memperhatikan perasaan orang lain. Namun, dia tidak tahu... jadi dia terus membicarakan Leon dari tadi dan..."     

"Ssst.. bisakah kita berhenti membicarakan Leon?" Rose meletakkan jari telunjuknya di bibir Rune. Gadis itu tersenyum tipis dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh pria itu.     

Ia melanjutkan kata-katanya. "Aku tidak keberatan dengann Pierre. Dia tidak tahu. Ditambah lagi, orang-orang pasti akan membicarakan pernikahan Leon. Bagaimanapun juga, ini adalah pernikahan pangeran kerajaan dan menarik banyak perhatian."     

Rune tiba-tiba merasakan dadanya berdebar ketika ia menyadari sekarang tubuh mereka begitu dekat satu sama lain. Astaga .. apakah Rose tahu seberapa besar gerakan kecil ini membuat Rune berdebar-debar?     

"Rose..." ia menelan ludah.     

"Bisakah kau berhenti membicarakan Leon dan Anne?" Rose menatap Rune dalam-dalam. "Aku mencoba untuk melanjutkan hidup dan melupakan dia, tapi di sini kau malah... berbicara tentang dia. Apa yang kau ingin aku lakukan?"     

"Eh...?" Rune tanpa sadar berjalan mundur ketika Rose terus mendekatinya dan sekarang tubuh bagian depan mereka bersentuhan. "Aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Aku hanya meminta maaf untuk kakak laki-lakku..."     

Rose menatap pria itu dengan kilatan di matanya. Ekspresinya sulit ditebak.     

"Baiklah," kata Rose akhirnya. Ia bergerak mundur dan meninggalkan Rune yang jantungnya berdebar kencang di dalam dadanya. "Selamat beristirahat. Sampai jumpa nanti di acara resepsi."     

Rose berbalik dan berjalan menuju taman melalui pintu samping. Sebelum ia membuka pintu untuk keluar, Rune menemukan suaranya.     

"Aku tidak akan membicarakan Leon lagi. Aku janji. Aku hanya tidak ingin membuatmu sedih," katanya dengan suara tegas.     

Langkah Rose terhenti. Ia berdiri terpaku di tempatnya selama beberapa detik, lalu berbalik. Wajahnya kemudian dihiasi dengan senyum manis.     

"Terima kasih," katanya dengan suara rendah.     

Rune tidak dapat menahan diri setelah ia melihat senyum manis di wajah Rose. Ia lalu berjalan ke arah gadis itu dengan langkah panjang dan berhenti di depannya.     

"Dan aku ingin memperjelas niatku sejak awal." Suaranya dipenuhi dengan tekad. "Aku sangat menyukaimu, dan aku tidak ingin mempermainkan perasaanmu. Aku harap kita bisa bersama saat kau sudah siap. Aku bisa menunggu, tidak peduli berapa lama."     

Rose menggigit bibirnya ketika ia mendengar kata-kata tulus dari Rune.      

"Aku benar-benar.. sangat ingin mencintaimu," bisiknya. "Kau adalah laki-laki yang sangat baik... tapi hatiku sedang hancur dan aku butuh waktu untuk memungut kepingan-kepinganya..."     

"Tidak apa-apa," kata Rune. "Aku bisa menunggu."     

"Mungkin aku akan butuh waktu lama..." kata Rose lagi.     

"Tidak apa-apa.. waktu tidak menjadi masalah," kata Rune dengan santai. "Itu tidak akan pernah menjadi masalah."     

Rose menatap Rune selama satu menit, mencoba memahami apa yang coba laki-laki itu katakan.     

Mengapa Rune begitu yakin bahwa waktu tidak akan menjadi masalah? Apakah ia tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengatasi patah hati?     

Rose berharap ia bisa begitu percaya diri seperti Rune. Namun, ia tidak ingin membuat laki-laki baik ini terikat, seperti yang dikatakan Pierre tentang suatu hubungan sebelumnya.     

Itu sebabnya Rose lebih suka jujur. Jika Rune telah menyatakan keseriusan niatnya.. maka Rose juga harus jujur dengan perasaannya dan jangan menggantung Rune.     

"Terima kasih karena kau mau bersabar," bisiknya. "Aku harap ini tidak akan memakan waktu terlalu lama."     

Rose menyentuh pipi Rune dan kemudian memiringkan wajahnya untuk mencium bibir Rune.     

Sang lelaki menjadi linglung karena ciuman yang tak terduga itu. Sebelum dia bisa mengguasai dirinya dan membalas ciuman itu, Rose telah melepaskan bibirnya dan berjalan pergi.     

"Sampai jumpa," kata gadis cantik itu. Ia melambaikan tangan kanannya, tanpa melihat ke belakang.     

Rune hanya bisa berdiri terpaku di tempatnya, memperhatikan gadis itu pergi sampai ia hilang di balik pintu geser ke taman. Setelah Rose menghilang dari pandangannya, Rune menyentuh bibirnya. Dia masih bisa merasakan bibir manis Rose di sana.     

Dan aromanya Rose yang menyenangkan.     

Sialan. Seharusnya tadi ia dapat mengendalikan perasaannya dan membalas ciuman manis itu.     

Sudah terlambat sekarang.     

Rune hanya bisa mengomeli dirinya sendiri dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan menenangkan diri.     

***     

Sesuai rencana, JM turun dari kamarnya pada pukul 11 ​​pagi untuk menemui Rose dan ibunya yang sedang bersiap-siap untuk dimanjakan oleh tim spa.     

Mereka memiliki lounge khusus yang didedikasikan untuk melakukan perawatan pribadi seperti ini. Pusat spa mengirim lima terapis yang datang untuk memanjakan ketiga wanita itu.     

Ketika mereka tiba, para staf dari tempat spa sangat terkejut mengetahui bahwa mereka akan merawat bukan hanya saudara perempuan putra mahkota tetapi juga supermodel paling terkenal di dunia saat ini, JM.     

Sesi dimulai dengan beberapa sesi foto dan semua terapis yang bersemangat meminta tanda tangan dari JM. Bagi orang-orang yang bekerja di industri kecantikan dan kesehatan seperti mereka, bertemu seseorang seperti JM adalah puncak karier mereka.     

Mereka akan sangat bangga pernah bertemu JM dan bahkan memberikan perawatan spa kepadanya.     

Sebenarnya, bertemu Rose juga sudah termasuk pengalaman luar biasa, tetapi mereka sudah bertemu gadis itu beberapa kali karena ibunya sering memesan sesi spa dari perusahaan mereka di masa lalu. Jadi, melihat Rose lagi tidak semenarik pertama kali.     

Namun berbeda dengan JM. Sang supermodel tidak tinggal di Bacilia dan tidak ada cara untuk mengetahui apakah dia akan berkunjung lagi ke sini.     

Jadi, kesempatan untuk bertemu dengannya kali ini terasa seperti kesempatan sekali seumur hidup.     

Setelah acara meet-and-greet para penggemar berakhir, akhirnya Rose, Duchess Fournier, dan JM bisa menikmati sesi spa yang berlangsung selama hampir empat jam. Mereka mendapat pijat, lulur, mandi bunga, dan beberapa perawatan lainnya.     

Pada saat para wanita selesai, para pria bisa melihat betapa bersinar dan bahagianya wajah-wajah mereka.     

"Terima kasih banyak untuk sesi spanya," kata JM sambil tersenyum lebar kepada Rose. "Sudah lama sejak aku memanjakan begitu lama. Ahh... rasanya luar biasa sekali!"     

"Yah.. aku senang kau menyukainya," kata Rose. "Para terapis juga tampaknya bersenang-senang."     

"Ah, ya.. mereka baik."     

Dari cara para gadis berbicara tentang sesi spa mereka, dan betapa bahagianya mereka berdua, Rune dan Terry tiba-tiba menyesal kenyataan bahwa mereka bukan wanita. Kalau  mereka wanita, tadi mereka juga bisa menikmati beberapa sesi spa bersama Rose dan JM.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.