The Alchemists: Cinta Abadi

Janji Makan Malam Dengan Terry Dan JM



Janji Makan Malam Dengan Terry Dan JM

2  Setelah melihat bahwa Rose menuruti perkataannya Rune kemudian memutuskan bertanya tentang undangan makan malam dari Terry. Seharusnya mereka bertemu malam ini di Hotel Millicent.    

   "Bagaimana menurutmu tentang undangan makan malam Pierre? Apa kau ingin langsung makan malam dengan mereka atau ingin pulang dulu?" Rune melihat jam tangannya. "Makan malam tinggal dua jam lagi. Agak tanggung juga kalau pulang sekarang."    

   "Hmm.. bagaimana kalau kita datang menemui mereka lebih awal? Apakah mereka bersedia?" Rose bertanya kepadanya. "Maksudku, kita bisa pergi dan menemui mereka untuk mengobrol, lalu makan malam bersama. Bagaimana menurutmu?"    

   Rune tampak memikirkan kata-kata Rose.    

   "Aku suka idemu. Tapi aku perlu menanyakan kepada Pierre apakah mereka bersedia atau tidak. Kau harus ingat, mereka datang kemari untuk bekerja bukan liburan," jawab Rune.    

   "Ahh, kau benar," Rose tertawa kecil. "Maaf, aku lupa. Aku setuju, sebaiknya kau tanyakan dulu kepada mereka."    

   Rune segera mengeluarkan ponselnya dan berbicara dengan Terry untuk menanyakan keberadaan mereka dan apa yang sedang mereka lakukan.    

   "Aku dan JM berada di Kota Tua. Kami masih memetakan area untuk syuting. Aku sedang bersama dengan juru kameraku," jawab Terry. "Ada apa?"    

   "Oh, Rose bertanya apakah mungkin kita bisa bertemu lebih awal? Kami juga berada di Kota Tua setelah jalan-jalan dan tidak punya tujuan lain untuk dikunjungi hari ini. Setelah berjalan berjam-jam, kurasa kami berdua ingin duduk di suatu tempat dan bersantai," jelas Rune.    

   "Oh, tentu saja! Datang saja ke suite-ku. Aku akan segera ke sana. Aku akan senang bertemu Rose dan mengobrol dengannya. Aku akan mengirimkan detail suite-ku. Kau dapat berbicara dengan staf hotel. Mereka akan mengizinkanmu masuk."    

   "Bagus. Sampai jumpa nanti!"    

   Rune menutup telepon dan menyimpan ponselnya di sakunya. "Ia akan senang bisa berjumpa denganmu dan mengobrol santai. Lebih baik kita pergi ke hotel mereka dan menunggu di kamarnya."    

   Di sisi lain di Kota Tua, Terry meninju udara dengan bersemangat. Ia sudah tidak sabar ingin mengobrol dengan Rose dan sekarang gadis itu justru datang kepadanya sendiri.      

  Terry berharap gadis itu bisa memberinya akses ke pernikahan kerajaan. Pasti akan sangat luar biasa sekali jika ia bisa menghadiri pernikahan itu.    

   "Apa yang kau lakukan?" JM tertawa saat melihat kakaknya meninju udara. Ia sudah terbiasa dengan tingkahnya yang konyol sejak ia masih sangat muda.    

   Terry pasti baru mendapatkan berita bagus hingga suasana hatinya berubah menjadi sangat bahagia seperti itu.    

   Berita semacam apa? Pasti terkait dengan pekerjaannya. Ia benar-benar gila kerja, pikir JM.    

   Ketika Terry masih memimpin Grup Schneider di Amerika, ia sangat sibuk dengan pekerjaannya dan hampir tidak punya waktu untuk mengurus kehidupan pribadinya.    

   Meskipun ia tidak merasa keberatan sama sekali karena gadis-gadis terkenal yang ia kencani semuanya juga orang-orang yang sibuk.    

   JM dengan naif menganggap Terry bersikap seperti itu karena perannya yang menuntutnya demikian.    

   JM mengira Terry akan mulai menikmati hidupnya setelah ia mengundurkan diri dan menggunakan identitas baru. Pria itu kemudian akan menjadi mahasiswa dan membuat film, impian dan hobinya sejak lama.    

   Ternyata, dugaan JM salah. Terry masih sibuk dan bekerja keras sama seperti sebelumnya.    

   Lihat saja di mana mereka sekarang dan apa yang sedang mereka lakukan.    

   Ck... ck.    

   Mahasiswa lain di angkatannya masih bersenang-senang dengan teman-temannya atau mencoba magang di beberapa studio film.    

   Tapi, Terry justru pergi ke seluruh dunia untuk membuat film dan mengumpulkan koleksi video untuk semua film yang direncanakannya di masa depan.    

   JM tahu hanya sia-sia saja meminta Terry untuk menangani semuanya dengan santai dan menikmati hidup seperti manusia normal.    

   Mungkin bekerja adalah hidupnya?    

   Dasar workaholic.    

   JM tidak tahu pasti.    

   Setidaknya gadis itu senang karena Terry ingin melibatkannya dalam proyeknya. Mereka sekarang memiliki lebih banyak waktu bersama untuk membangun hubungan saudara kandung yang lebih dekat.    

   Di masa lalu, kakak laki-lakinya selalu sibuk dan ia tidak punya cukup waktu untuk bersamanya. Ditambah lagi, dunia mereka sepertinya saling bertentangan, jadi sulit untuk meluangkan waktu agar bisa bertemu.    

   Terry hidup di dunia bisnis dan JM menghabiskan banyak waktu di dunia hiburan.    

   Namun, sekarang semuanya berbeda. Lihat saja, mereka telah menghabiskan sepanjang minggu bersama dengan merencanakan dan mengerjakan proyek.     

  JM sangat senang bagaimana mereka berdua bisa menjadi lebih dekat karena berada dalam bidang yang saling terhubung.    

   "Sepertinya kita bisa menghadiri pernikahan kerajaan," jawab Terry saat mendengar pertanyaan JM. Wajah pria itu tampak berseri-seri karena begitu gembira. "Itulah mengapa aku jadi sangat bersemangat sekarang."    

   "Aha, berita bagus!" JM mengangguk mengerti.    

   Lihat kan? Semuanya berjalan dengan baik, kata JM kepada dirinya sendiri.    

   "Sudah cukup. Kalian bisa istirahat. Kita bisa mulai lagi setelah makan malam dan membahas soal pekerjaan besok," kata Terry kepada dua juru kameranya.    

   Mereka terlihat senang karena pekerjaan selesai lebih awal. Kedua pria itu mengemasi peralatan mereka dan bersiap untuk kembali ke kamar hotel masing-masing.    

   Sementara itu, Terry meraih tangan JM dan segera menuju ke Hotel Millicent.    

   ***    

   Keputusan Rose untuk datang lebih awal agar bisa mengobrol sebelum makan malam terbukti menjadi keputusan terbaiknya. Mereka berdua bisa beristirahat dan bersantai setelah menjelajahi Kota Tua dengan berjalan kaki sepanjang sore.    

   Terry tinggal di suite terbesar yang tersedia di Millicent Hotel, yang terletak di lantai paling atas. Suite yang dipesan Terry berisi dua kamar tidur yang ia bagi dengan saudara perempuannya.    

   Tidak hanya itu, kamar mereka ternyata juga memiliki lounge luas yang menghadap ke balkon dengan jendela yang memanjang dari lantai hingga ke langit-langit.    

   Staf hotel mengizinkan mereka berdua masuk sesuai dengan pesan Terry dan sekarang keduanya duduk di teras sambil menikmati segelas wine dan menikmati pemandangan Kota Tua dari atas.    

   "Apa kau yakin kita bisa langsung masuk seperti ini?" Rose bertanya lagi.    

   Ia tidak terbiasa memasuki tempat orang lain dan melakukan apa pun yang ia inginkan tanpa kehadiran pemiliknya. Bahkan dengan teman-teman terdekatnya pun, ia masih tahu diri dan tidak bersikap seenaknya.    

   Namun, Rune dan Terry sepertinya tidak memiliki hal semacam itu. Apakah karena Terry benar-benar saudara laki-laki Rune?    

   Rose jadi teringat bahwa JM yang merupakan adik angkat Terry telah menjalin hubungan cinta dengan keponakan Rune, kalau begitu, kekasih JM juga merupakan keponakan Terry?    

   Keluarga mereka sangat menarik, pikir Rose dalam hati.    

   "Ya, jangan khawatir. Pierre dan JM adalah keluargaku sendiri. Mereka tidak akan merasa keberatan," kata Rune. "Lagi pula, Pierre sudah menyuruh kita datang dan menunggu mereka di sini."    

   "Uhm... oke, kalau begitu," Rose akhirnya merasa lega.    

   Rose segera melihat sekeliling suite mewah itu dan sekarang ia benar-benar bisa membayangkan Rune sebagai tuan muda dari keluarga kaya.    

   


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.