The Alchemists: Cinta Abadi

Permintaan Maaf Publik



Permintaan Maaf Publik

0Setelah mereka mencapai rumah mewah keluarga Fournier, Rose langsung masuk ke kamar tidurnya. Ia mengatakan bahwa ia sakit kepala.     

Rune mengerti bahwa Rose pasti ingin menyendiri setelah apa yang terjadi. Jadi, ia mengucapkan selamat malam kepada gadis itu dan pergi ke kamarnya juga.     

Rune lalu mandi untuk menyegarkan tubuhnya dan memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat teh untuk dirinya sendiri. Dengan secangkir teh di tangannya, laki-laki itu kembali ke kamarnya.     

Ia duduk di sofa yang berada di situ lalu mengeluarkan handphone miliknya dan menghubungi Terry, ia ingin berbicara dengan kakak laki-lakinya itu.      

Begitu panggilannya tersambung, Rune bertanya tentang apa yang akan ia lakukan bersama JM besok.     

"Oh, JM dan aku akan pergi jalan-jalan lagi, dan dalam tiga hari kami akan kembali ke Amerika Serikat," kata Terry menjelaskan rencananya. Masih ada banyak tempat yang ingin ia lihat bersama dengan adiknya itu. "Bagaimana denganmu?"     

"Hmm... mungkin aku akan pulang ke Stuttgart dan melihat keluargaku," kata Rune. "Aku sudah cukup melihat Medion dalam minggu ini. Dan Rose bilang ia ingin pergi denganku."     

"Rose berkata seperti itu?" Terry tiba-tiba menjadi bersemangat. Ia tidak percaya Rose akan mengatakan hal itu. Apakah itu berarti sudah ada kemajuan dalam hubungan keduanya?     

"Jadi... apa kau berencana memberitahunya siapa dirimu?" tanya Terry.     

"Ia tahu siapa aku sekarang," kata Rune. "Aku sudah memberitahunya bahwa aku Rune Schneider dari keluarga Schneider."     

"Tidak, bukan yang itu, dasar bodoh..." Terry tertawa kecil. "Maksudku... apa ia tahu siapa kau SEBENARNYA? Saat ia melihat orang tuamu... menurutmu apa yang akan ia katakan?"     

"Oh.. yang itu," Rune juga tertawa kecil. Terry hanya mengingatkannya bahwa Rose mungkin akan panik jika wanita itu tahu ia sebenarnya adalah seorang manusia abadi. Ia belum sempat untuk mengatakan ini kepada Rose.     

Selain itu, ia tidak bisa membiarkan wanita mana pun yang ia kencani tahu bahwa sebenarnya ia adalah laki-laki berusia empat puluh tahun yang tampak 25, dan tidak akan pernah menua selama sisa hidupnya karena ia abadi... kecuali dirinya yakin bahwa bahwa wanita itu adalah satu-satunya.     

Sejujurnya, Rune yakin ia mencintai Rose dan ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama wanita itu. Tapi... ia tidak boleh berbagi informasi dan membocorkan rahasia keluarganya jika Rose tidak mau menerimanya menjadi suaminya.     

Ia hanya akan menceritakan semuanya setelah wanita itu yakin dengan perasaannya dan tahu bahwa ia mencintai Rune dan ingin bersamanya. Rune bisa menunggu hari itu datang.     

Ia akan bersabar.     

"Aku punya rencana sendiri," jawabnya kepada Terry.     

Ya, ia tidak punya pilihan. Ia tidak bisa memperkenalkan Caspar dan Finland sebagai orang tuanya kepada Rose. Belum bisa.     

Nanti saja, setelah Rose dan ia lebih serius dalam hubungan mereka, ia akan membuka diri padanya dan menceritakan SEGALANYA.     

"Bagus jika kau tahu apa yang harus dilakukan," kata Terry. "Aku hanya mengkhawatirkanmu."     

"Terima kasih, tapi kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sudah dewasa," Rune tertawa kecil. "Aku tahu apa yang harus dilakukan."     

Mereka berbicara sedikit lebih lama lagi, sementara Rune menghabiskan tehnya, sebelum akhirnya ia mengakhiri panggilan itu.      

***     

Keesokan harinya, Rose memberi tahu orang tuanya tentang rencananya untuk menghabiskan waktu bersama Rune di Jerman untuk liburan.     

"Mau kemana kau di Jerman?" tanya Duchess Fournier. Ia curiga putrinya ingin melarikan diri dari negara mereka untuk menghindari lebih banyak gosip.     

Ia mendengar beberapa orang berbicara di resepsi pernikahan bahwa keluarga Schneider mengirim perwakilan mereka untuk menghadiri pernikahan dan ingin tahu apakah mereka datang demi Rose Fournier karena ia berkencan dengan putra mereka.     

Duchess menjadi pucat ketika ia mendengar pertanyaan mereka dan hanya tersenyum - pura-pura tidak menjawab karena ia ingin terlihat rendah hati - padahal kenyataannya, ia sangat malu.     

Astaga...     

Akhirnya, orang-orang akan tahu bahwa gosip tentang Rose berkencan dengan seorang laki-laki dari keluarga Schneider yang terhormat adalah salah dan mereka akan meremehkannya.     

"Yah, aku berencana membawa Rose untuk bertemu keluargaku di Stuttgart," kata Rune, atas nama Rose. "Kakak dan adikku ingin bertemu dengannya."     

Ia berencana untuk memperkenalkan Caspar dan Finland sebagai saudara laki-laki dan perempuan iparnya untuk sementara waktu. Ia yakin orang tuanya tidak akan keberatan.     

"Oh begitu." Duchess Fournier menyesap tehnya. "Tolong jaga baik-baik putriku selama ia bersamamu."     

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk menjaga dan melindungi Rose, Yang Mulia," kata Rune sambil tersenyum. Ia senang menerima restu dari sang duchess.      

"Astaga.. aku di sini," kata Rose, pura-pura mengerucutkan bibirnya. "Kalian berbicara seolah-olah aku tidak di sini dan bahwa aku adalah seorang gadis kecil yang membutuhkan perlindungan."     

"Yah... kau harus tahu bahwa kau akan selalu menjadi gadis kecilku," kata duchess dengan tegas. "Kau tidak bisa memintaku untuk berubah."     

Rose menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu itu."     

Duke Fournier yang sedang membaca berita mengerutkan alisnya. Ia mendongak dan berkata, "Ini aneh. Aku membaca begitu banyak permintaan maaf dari situs berita di halaman depan mereka."     

"Permintaan maaf?" Rose meminta ayahnya untuk mengklarifikasi. "Apa maksudmu, ayah?"     

Duke Fournier memberikan tabletnya dan menunjukkannya kepada Rose. "Lihat sendiri. Bacilia Gazette baru saja menerbitkan sebuah pernyataan. Mereka meminta maaf atas kesalahan informasi yang telah mereka bantu sebarkan minggu lalu dan ingin meminta maaf darimu."     

Mata Rose melotot saat mendengar jawaban ayahnya. Ia juga telah membaca berita di tablet di tangannya. Jadi, itu benar!     

Bacilia Gazette baru saja memposting pernyataan tersebut. Ia menggulir ke bawah dan melihat banyak artikel terkait. Rupanya, Medion Times, dan beberapa kantor berita besar lainnya memposting permintaan maaf publik yang serupa.     

Mata Rose berkaca-kaca saat membaca pernyataan itu satu per satu. Ia menyeka air matanya dan mengembalikan tablet itu kepada ayahnya.      

"Terima kasih," katanya dengan suara serak saat ia kembali menghampiri Rune dan memeluk laki-laki itu.     

Meskipun Rune tidak mengatakan apa-apa, Rose TAHU itu pasti perbuatan laki-laki itu.     

Tidak ada lelaki lain yang bisa melakukan hal seperti itu dan cukup peduli kepadanya untuk melakukannya. Hanya Rune yang bisa dan mau melakukan ini untuk Rose.     

Rune menjadi salah tingkah. Ia tidak berharap Rose memeluknya di depan orang tuanya dan berterima kasih padanya.     

Uhm.. sebenarnya ini bukan perbuatannya. Ia hanya mengancam Leon untuk meluruskan istrinya dengan membuat Anne dan kedua temannya mengeluarkan permintaan maaf di depan umum.     

Sepertinya Leon tidak ingin mempermalukan istrinya, sehingga ia malah memaksa media untuk mengeluarkan pernyataan tersebut. Bukan ini yang Rune inginkan.     

Namun, ternyata hal itu membuat Rose merasa senang? Kalau begitu, ini juga tidak apa-apa.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.