The Alchemists: Cinta Abadi

Mengapa Rose Tidak Menelepon?



Mengapa Rose Tidak Menelepon?

0Perjalanan dua jam itu terasa seperti selamanya. Rune tidak sabar untuk meninggalkan Bacilia. Hatinya kacau dan rasanya ia ingin menangis.     

Sepanjang hidupnya, ia tidak pernah hidup menderita. Ia dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang dan bahagia. Hidupnya sempurna. Ia hanya tahu dan menerima hal-hal yang serba terbaik.     

Orang tuanya menyayanginya, saudara-saudaranya menyayanginya. Ia bisa melakukan apa pun yang ia inginkan dalam hidup. Semua yang ia inginkan, ia akan mendapatkannya.     

Kecuali hari ini.     

Saat ia menyandarkan punggungnya di kursi dan menutup matanya, Rune memikirkan Rose dan apa yang akan wanita itu putuskan setelah ia berbicara dengan Leon.      

Sekarang, ia mengerti mengapa pamannya, Aldebar, memilih untuk tetap melajang dan tidak berpacaran apalagi berpikir untuk menikah.     

Pamannya itu bahagia dengan hidupnya dan begitu juga dengan Rune, sampai ia bertemu dengan Rose. Ia menyadari bahwa jatuh cinta, ketika itu bertepuk sebelah tangan, adalah perasaan terburuk yang pernah ada.      

Ia bisa memahami kebahagiaan orang tua dan saudara-saudaranya ketika mereka bersama pasangannya. Tentu saja, mereka senang. Cinta mereka dibalas dan mereka dicintai kembali.     

Cinta yang tak berbalas itu sangat menyakitkan.     

Ia memijat pelipisnya dan memikirkan bagaimana perasaan Rose selama dua tahun terakhir.     

Wanita itu pasti sangat terluka dan sedih karena laki-laki yang ia cintai tidak balas mencintainya sedalam perasaannya kepada lelaki itu. Ia lebih peduli tentang kekayaan dan kekuasaan daripada Rose.     

Oh, Rune.. hentikan, ia menegur dirinya sendiri. Ia membayangkan dirinya berada di posisi Rose. Gadis itu telah menahan kesedihan sendirian selama dua tahun dan menyimpan dukanya untuk dirinya sendiri.     

Tentunya ia senang bahwa akhirnya... Leon sadar dan menyadari apa yang baik untuk laki-laki itu, bukan?     

Rose adalah wanita yang sangat baik. Ia pantas untuk bahagia, pikir Rune. Ia membuka matanya dan melihat ke luar jendela, mencoba menyingkirkan Rose dari pikirannya.     

Jika Rose merasa senang dengan Leon, maka Rune akan mengikhlaskan wanita itu dan mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua.     

Ia membenci Leon setelah apa yang laki-laki itu lakukan pada Rose, tapi Rune tidak akan memaksakan pendapatnya padanya dengan mengatakan pada Rose bahwa ia pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Leon. Bukan tempatnya untuk melakukan hal seperti itu.     

Hati ingin apa yang diinginkan.     

Jika apa yang Rose ingin rasakan bahagia adalah cinta pertamanya kembali... maka biarlah ia bahagia.     

Biarlah.     

***     

Finland dan Caspar terkejut melihat putra bungsu mereka tiba di rumah mereka di Berlin sendirian. Namun, mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tahu pasti telah terjadi sesuatu antara Rune dan Rose dan wanita itu membatalkan kunjungannya ke Jerman untuk menemui mereka.     

Mereka tahu ketika waktunya tepat dan Rune sudah siap, anak bungsu mereka itu akan berbagi dengan mereka tentang apa yang terjadi.     

"Aku sangat merindukanmu!" Finlanda berkata sambil mendekati putranya untuk memeluk laki-laki itu. "Bagaimana penerbangannya? Apakah kau lelah? Apakah kau ingin makan sesuatu?"     

Rune memeluknya kembali. "Penerbangannya baik-baik saja. Aku tidak lapar. Mungkin nanti."     

"Ah... baiklah."     

"Omong-omong, selamat atas bayinya," tambah Rune sambil melepaskan pelukannya. "Aku bahagia untuk kalian berdua. Aku sudah lama ingin mengucapkan selamat kepada kalian secara langsung. Jadi.. sudah berapa bulan?"     

Ia sengaja berbicara tentang bayi baru orang tuanya agar mereka tidak bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi pada Rose.     

Tentu saja, Finland mengetahui hal ini dan ia tidak akan melakukan apa pun untuk mengganggu putranya yang terlihat sedih, tetapi Rune tidak ingin membuat hari itu dengan membahas tentang dirinya.     

Orang tuanya merasa sangat gembira setelah mendapatkan kabar baik yang mereka harapkan. Ia tidak ingin mengganggu kebahagian orang tuanya saat ini dengan kisah cintanya yang mengerikan. Ia lebih baik menyimpannya untuk dirinya sendiri.     

"Sudah hampir 12 minggu," jawab ayahnya. "Jadi.. trimester pertama hampir berakhir. Kita hanya punya dua bulan lagi sebelum aku akan istirahat panjang dari pekerjaan dan menyerahkan semuanya pada Jan."     

"Itu luar biasa," kata Rune. "Jadi... kita akan segera memiliki dua bayi dalam keluarga kita."     

Finland terbatuk saat mendengarnya. "Uhm... tolong jangan ingatkan aku tentang itu..."      

Ia masih belum bisa membiasakan diri dengan kenyataan bahwa ia dan menantunya akan memiliki bayi di tahun yang sama.     

Rune tertawa kecil saat melihat reaksi ibunya. Ia mencium pipinya dan kemudian memberitahu mereka bahwa ia saat ini lelah dari perjalanan dan ingin beristirahat.     

"Aku akan menemui kalian nanti untuk makan malam. Kurasa aku perlu berbaring dan istirahat sebentar," katanya.     

"Tentu. Istirahatlah dengan baik. Kami akan makan malam di London dan L. Mereka senang mengetahui kau ada di sini. Lily juga merindukanmu."     

"Ah, oke."     

Rune mengambil tasnya dan pergi ke kamarnya yang berada di ujung lorong. Itu adalah ruangan besar dengan perpustakaan mini dan sofa lounge yang besar. Ia melemparkan tasnya ke sudut dan duduk di sofa.     

Sudah 2,5 jam sejak terakhir kali ia melihat Rose. Apakah wanita itu masih berbicara dengan Leon? Mengapa ia tidak menelepon?     

Rune sudah menyuruhnya untuk meluangkan waktu dan mengirim pesan atau meneleponnya ketika ia telah selesai berbicara dengan laki-laki itu.     

Jika ia ingin pergi ke Jerman, Rune akan datang dan menjemputnya. Jika wanita itu memutuskan bahwa ia tidak ingin datang lagi... maka Rune akan tahu bagaimana hubungan mereka saat ini.     

Jika wanita itu memilih yang terakhir, Rune akan mengerti bahwa Rose telah kembali bersama Leon dan tidak ada kesempatan bagi Rune untuk menjalin hubungan dengannya.     

Namun, wanita itu masih belum menelepon atau mengirim pesan.     

Jadi .. apakah itu berarti mereka masih berbicara?     

"Astaga.. aku sangat tidak sabar," gumam Rune pada dirinya sendiri.      

Mungkin Rose pergi dengan Leon ke rumahnya, atau mungkin mereka pergi ke bukit favoritnya dan berbicara di sana. Itu membutuhkan waktu, kan?     

Rune hanya harus menunggu.     

***     

Sampai jam makan malam, Rose masih tidak menelepon atau mengirimkan pesan, dan ini membuat Rune semakin gelisah. Apa yang Rose lakukan dengan Leon sehingga mereka masih belum selesai berbicara?      

Apakah mereka bahkan berbicara? Atau... apakah mereka melakukan sesuatu yang lain?     

Uff... Rune mau tak mau memikirkan semua skenario terburuk yang mungkin terjadi.     

Mungkin mereka memang berbicara... dan kemudian Rose jatuh cinta pada Leon lagi. Jadi, mereka melakukan seks berbaikan. Dan mereka masih belum selesai.     

Atau... mereka benar-benar berbaikan dan sekarang Rose merasa tidak enak untuk memberi tahu Rune dan jujur ​​tentang hal itu.     

Dan... bahkan jika Rose mencoba jujur ​​tentang apa yang terjadi, dapatkah Rune menerimanya? Bukankah itu akan sangat menyakitkan? Apakah ia siap menerima kenyataan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.