The Alchemists: Cinta Abadi

Permintaan Maaf Leon



Permintaan Maaf Leon

0"Rose ... tolong, maafkan aku. Aku sangat bodoh dan aku tidak tahu apa yang baik untukku," Leon memohon pada Rose.     

Suaranya serak dan ia tidak bisa menahannya ketika air mata mulai jatuh dari sudut matanya. Laki-laki itu terlihat sangat menyedihkan. "Aku selalu merasa tidak sebanding denganmu dan aku terus mengejar pengakuan dari ayahku..."     

Rose membeku di tempatnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa Leon akan datang menemuinya di bandara seperti ini... dan memohon agar ia dimaafkan.      

Rose sudah lama menginginkan ini terjadi, dan setelah dua tahun, ia pikir hal itu tidak akan pernah terjadi. Maka ia telah mencoba untuk mengikhlaskan hal tersebut.     

Siapa yang mengira hal yang ia inginkan selama ini akhirnya tiba juga?     

"Rose..." Rune turun dari mobil dan menyentuh lengan Rose. Ia menatapnya dengan penuh kasih sayang dan bertanya, "Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau ingin berbicara dengannya?"      

Tolong katakan tidak, katakan kau tidak ingin berbicara dengannya lagi, harap Rune dalam hati.     

Sebagai seorang laki-laki, Rune akan menawarkan wanita itu kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya dengan mantan kekasihnya, tetapi sebagai laki-laki yang sedang jatuh cinta, ia berharap wanita itu tidak memberikan waktunya untuk Leon sama sekali.     

Bukankah Leon sudah mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf selama dua tahun berturut-turut? Apa yang ia lakukan dengan waktunya?     

Itu semua sudah cukup dan sekarang Rose harus menendang laki-laki itu ke tepi jalan. Ia sudah membuat tempat tidurnya dan ia harus berbaring di atasnya.     

Rose tidak menjawab. Ia terlalu shock untuk mengatakan apapun. Ia hanya bisa menatap Leon dengan tidak percaya.     

"Aku tidak mencintai Anne. Kupikir aku bisa mencintainya jika aku berusaha. Aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku melakukan hal yang benar... untuk keluargaku, untuk kerajaanku..." Leon melangkah perlahan, mendekati Rose, dan akhirnya berhenti tepat di depan gadis itu.     

Ia menatap Rose dalam-dalam. "Aku tahu ia kekanak-kanakan dan picik, aku mencoba untuk memakluminya karena kupikir itu karena wanita itu masih muda. Tapi ketika aku tahu apa yang ia lakukan padamu... Aku tidak tahan lagi. Aku sadar... Aku tidak bisa hidup dengan seseorang yang dengan sengaja menyakitimu. Jadi, akhirnya aku memutuskan untuk pergi."      

"Oh, Leon...." Rose menekap bibirnya dengan kaget dan air mata mulai mengalir di matanya. Ia berbisik, "Kenapa kau melakukan ini? Tolong jangan lakukan ini ..."     

"Untuk sekali ini, aku ingin jujur ​​​​pada diriku sendiri, Rose ..." Leon terlihat sangat bersalah dan malu, dan pemandangan itu benar-benar menghancurkan hati Rose. Ia tidak ingin melihat laki-laki itu terlihat seperti itu.     

  "Aku hanya mencintaimu. Kemarin, yang bisa kupikirkan hanyalah fakta bahwa satu-satunya saat aku merasa benar-benar bahagia... adalah saat aku bersamamu."     

Air matanya mulai menetes tak terkendali. "Aku telah mendapatkan semua yang aku inginkan dalam hidup. Jadi aku pikir aku seharusnya bahagia, kan? Tapi mengapa aku merasa saat ini paling menderita yang sebelumnya pernah aku alami?"     

Ia menangis, "Aku membenci hidupku. Aku membenci keluarga kerajaan... dan aku benci wanita yang kunikahi. Yang bisa kupikirkan hanyalah dirimu, Rose, dan betapa aku telah menghancurkan satu-satunya kesempatan yang pernah kumiliki untuk bahagia. Aku benar-benar bodoh..."      

Leon melanjutkan kata-katanya. "Segera setelah aku mengetahui bahwa kau akan pergi ... Aku menyadari bahwa aku tidak boleh membiarkan kau pergi tanpa memberitahumu betapa menyesalnya aku atas apa yang terjadi."     

Leon terus memohon. "Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan kepadamu dan untuk semua rasa sakit yang telah aku lakukan padamu. Rose... aku benar-benar minta maaf..."     

Ia menatap Rose dengan tulus dan mengulangi kata-katanya karena gadis itu tidak menanggapi permintaan maafnya. "Rose... maukah kau memaafkanku? Aku sudah membuat semua reporter yang menulis gosip tentangmu meminta maaf dan aku juga akan membuat Sarah dan Lisa meminta maaf."     

Ia menunduk lesu. "Aku juga sadar, orang yang paling berhutang maaf padamu adalah aku sendiri. Aku adalah orang yang paling menyakitimu, dan aku bahkan tidak bisa untuk mulai menjelaskan betapa menyesalnya aku atas apa yang terjadi..."     

Rose mengerutkan alisnya ketika ia mendengar penjelasan Leon. Ia menatap Rune dan Leon secara bergantian. "Kau.. melakukan apa? Jadi, kau yang membuat semua kantor berita kemarin mengeluarkan permintaan maaf publik?"     

Leon mengangguk. "Ya. Setidaknya itu yang bisa kulakukan. Aku tidak tahu mereka telah menulis begitu banyak gosip buruk tentangmu. Aku terlalu sibuk untuk memperhatikan hal-hal seperti itu. Aku baru mengetahuinya setelah pernikahan... Maafkan aku yang tidak melakukannya lebih cepat. Aku benar-benar minta maaf, aku gagal melindungimu."     

"Oh ..." Rose menoleh ke Rune yang sejak tadi berdiri di sampingnya dengan ekspresi yang bertentangan.     

Ia mengira itu semua adalah perbuatan yang dilakukan oleh Rune dan berterima kasih kepada laki-laki itu untuk hal itu padahal sebenarnya Leon yang melakukannya.     

Apakah Rune membohonginya? Tapi Leon sepertinya mengatakan hal yang sebenarnya.     

Jadi siapa yang mengatakan hal sebenarnya?     

Rose benar-benar merasa bingung saat ini dan hanya bisa menatap Rune untuk menunggu penjelasan dari laki-laki itu.     

Rune tiba-tiba merasa terpojok. Ia tidak membantah ketika Rose mengucapkan terima kasih atas permintaan maaf publik karena meskipun ia tidak memerintahkannya secara langsung, ia adalah alasan mengapa Leon memaksa para jurnalis untuk meminta maaf.     

Tapi sekarang, ini membuat dirinya tampak seperti pembohong yang mengambil pujian atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain.     

Sialan. Ia bisa melakukan lebih dari apa yang dilakukan laki-laki itu. Tapi ia tidak ingin menggunakan kekuatan yang berlebihan ketika ia sudah mengancam Leon untuk melakukan sesuatu untuk Rose.     

"Rose, kuharap kau tahu bahwa ia baru melakukannya setelah aku menyuruhnya," kata Rune pada Rose. "Jika ia benar-benar tulus, ia tidak akan menunggu untuk melakukannya sampai ia tahu kau akhirnya telah melanjutkan hidup dan melupakannya," Rune memberikan penjelasan agar Rose tidak salah paham terhadapnya.     

"Rose, kau adalah orang yang paling dekat denganku di alam semesta ini. Aku pernah kehilanganmu sekali, karena kebodohanku sendiri... Aku tidak ingin kehilanganmu lagi," ucap Leon.     

Ia menambahkan, "Aku tidak melakukannya karena aku cemburu bahwa kau telah menemukan laki-laki baru. Tidak, aku melakukannya ... dan aku melakukan ini .. untuk menunjukkan kepadamu bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku selalu mencintaimu. Dan aku menyadari bahwa kekayaan dan kekuasaan tidak berarti apa-apa... ketika kau tidak berada di sisiku."     

'Sudah terlambat, bung,' itulah yang ingin dikatakan Rune sambil memutar matanya. Namun, ia berhasil menahan diri dan menunjukkan ekspresi datar.     

Ia tidak ingin terlihat seperti laki-laki pencemburu saat ini.     

Ia menatap Rose dan mengusap lengannya dengan lembut. "Rose, sudah waktunya untuk pergi."      

Namun, Rune sangat terkejut ketika Rose menarik lengannya lepas.     

"Rose..?" Rune tidak bisa menyembunyikan keterkejutan dalam suaranya. Ketenangannya menghilang dan digantikan oleh ekspresi kecewa.     

Mengapa Rose menepis tangannya?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.