The Alchemists: Cinta Abadi

Rune Ingin Pulang



Rune Ingin Pulang

0Aleksis terkejut melihat adiknya pulang dari pameran tampak melamun. Ada cengiran konyol di wajahnya yang terlihat mencurigakan karena Rune biasanya adalah seorang pria yang serius.     

Jadi... apakah terjadi sesuatu di pameran? Aleksis bertanya-tanya. Pertanyaannya terjawab ketika si kembar memberitahunya bahwa Paman Rune bertemu Bibi Rose di pameran dan mereka menghabiskan waktu makan siang di sebuah kafe untuk saling bertukar kabar.     

"Mereka kelihatan cocok sekali," kata Ireland. "Benar-benar terlihat seperti dua orang yang sedang jatuh cinta."     

"Kurasa mereka balikan deh, Ma," tambah Scotland.     

"Ya ampun..." Alexis sangat senang mendengarnya. Ia menekap bibirnya dengan perasaan gembira dan dengan cepat pergi ke kamar Rune untuk berbicara dengan adiknya. Aleksis tercengang ketika ia memasuki ruangan dan melihat Rune sedang mengemasi barang-barangnya.     

"Kemana kau akan pergi?" ia bertanya kepada Rune dengan rasa ingin tahu.      

"Pulang," jawab Rune sambil tersenyum.     

Pemuda itu memasukkan barang terakhir ke dalam kopernya dan kemudian menutupnya. Jawabannya membuat Alexis bingung.     

Apa? Rune ingin pulang? Kenapa pulang?? Pulang ke mana? Ke Jerman?     

Bukankah percakapannya dengan Rose berjalan lancar? Jadi, mengapa dia memutuskan untuk meninggalkan New York? Apakah anak-anak Aleksis salah paham mengira Rose dan Rune kembali bersama?     

"Kenapa?" Akhirnya Aleksis bertanya.     

"Kenapa tidak?" Rune bertanya balik.     

Aleksis menghela nafas panjang. Ahh.. ini tidak mungkin. Tampaknya putra-putranya salah paham tentang Rune dan Rose yang kembali bersama. Sekarang wanita itu merasa kasihan kepada adik laki-lakinya.     

Pasti sulit rasanya bertemu dengan wanita yang dicintainya hanya untuk mengetahui bahwa Rose telah kembali bersama dengan mantan kekasihnya dan ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Rune.     

Tapi.. jika itu yang terjadi, kenapa Rune terlihat bahagia dan melamun? Apakah dia senang bertemu Rose dan mendapatkan jawaban... sehingga sekarang ia akhirnya bisa Melanjutkan hidup?     

Oh... jika memang itu yang terjadi, maka Aleksis merasa bahagia untuk Rune, meskipun jauh di lubuk hatinya dia sebenarnya berharap adiknya bisa berakhir dengan Rose dan bahagia bersama.     

Namun, takdir mungkin berkata lain. Apa pun yang terjadi, Aleksis akan selalu mendukung Rune untuk menemukan kebahagiaannya.     

Mungkin ia akan benar-benar merasa senang bisa kembali ke rumah dan semua eksperimennya di Jerman.     

"Jam berapa penerbanganmu?" Aleksis bertanya kepada Rune setelah pria itu selesai mengemasi tasnya. "Aku akan menemanimu ke bandara."     

Rune mendongak dan mengerutkan alisnya. "Bandara? Mengapa kau pikir aku ingin pergi ke bandara?"     

"Hah? Bukankah kau bilang kau ingin pulang?" Alexis bertanya balik.     

"Iya, memang."     

"Bukannya kau perlu naik pesawat untuk pulang ke Jerman?" Aleksis bertanya lagi. "Kecuali kau berencana untuk berenang ke Eropa."     

"Oh ..." Rune tertawa kecil ketika ia mendengar pertanyaan Aleksis. Pemuda itu akhirnya menyadari bahwa Aleksis telah salah paham. "Tidak. Aku tidak akan pulang ke Jerman..."     

"Jadi...? Kau ini mau pulang kemana?"     

"Aku akan pulang ke tempat Rose," jawab Rune dengan senyum lebar di wajahnya. Jawabannya benar-benar tak terduga dan, untuk sesaat, membuat Aleksis tercengang.     

"Apakah kau serius?" Aleksis akhirnya bertanya setelah ia menemukan suaranya. Alexis merasa sangat tersentuh. Ia sangat menyayangi adik bungsunya dan sangat ingin melihatnya bahagia.     

Sepertinya bersama Rose benar-benar memberi Rune kebahagiaan. Karena itulah, Aleksis ingin adiknya kembali bersama Rose. Dan itu akhirnya terjadi. Rune terlihat bahagia sekali.     

"Ya ampuun... Selamat, ya!!" Aleksis melompat gembira dan memeluk adiknya dengan penuh semangat. "Aku sangat senang untukmu!!"     

"Ahaha.. terima kasih," Rune menyeringai senang. "Kami sudah bicara dan menyadari bahwa kami saling mencintai dan ingin kenbali bersama. Jadi, aku akan pindah dan tinggal bersama Rose.... sesegera mungkin."     

"Itu bagus sekali!" Aleksis menekap bibirnya dan menggelengkan kepalanya tidak percaya.     

Jadi, ini benar-benar terjadi, pikirnya. Adik laki-lakinya benar-benar jatuh cinta dan akan menetap dengan Rose. Ini adalah hari yang baik!     

"Jadi, kapan kau akan memberitahunya tentang keluarga kita?" Aleksis bertanya lagi. "Kau belum memberitahunya tentang rahasia kita, kan?"     

"Ya... awalnya sih aku berencana untuk membawanya ke Jerman dan bertemu ibu dan ayah untuk merayakan Natal bersama. Lalu, aku ingiin membawanya ke liburan akhir tahun keluarga kita untuk memperkenalkannya kepada seluruh keluarga dan menceritakan rahasia kita, tapi..." Rune menghela nafas. "Tapi ada banyak hal yang terjadi. Jadi, sekarang, aku harus menemukan momen yang tepat. Ini pasti butuh waktu."     

"Ah.. oke. Aku yakin kau lebih tahu," Aleksis menepuk bahu adiknya untuk memberi dukungan. "Aku ikut bahagia untukmu. Aku harap kau bisa membawanya untuk melihat keluarga kita dan dia bisa menjadi bagian dari kita segera."     

"Kuharap juga begitu, kak," jawab Rune. Ia memeluk Alexis. "Terima kasih telah mendukungku."     

"Sama-sama, Rune. Itu yang dilakukan seorang kakak, kalau-kalau kau tidak tahu," kata Aleksis sambil tertawa. Wanita itu menarik lengan Rune dan duduk di tempat tidur. "Sekarang, ceritakan apa yang terjadi antara kau dan Rose. Bagaimana kalian bisa kembali bersama? Aku tahu dia cukup keras kepala. Jadi, aku penasaran…"     

Rune menjelaskan semuanya kepada Aleksis. Matanya berbinar dan wajahnya berseri-seri dengan kebahagiaan ketika dia berbicara tentang Rose. Jelas sekali bahwa dia benar-benar jatuh cinta.     

Semua ini membuat kakaknya merasa sangat bahagia. Ia senang Rune akhirnya mengalami jatuh cinta dan kisah cintanya berakhir bahagia.     

"Selamat ya…!" Aleksis berkata lagi dan memeluk Rune. "Sekarang, dapatkan dia kembali. Jangan lupa kabari aku tentang apa yang terjadi."     

"Tentu saja," Rune mengangguk. "Bagaimana menurutmu kalau aku datang ke sini dengan Rose untuk makan malam bersama kapan-kapan?"     

"Wahh.. pasti menyenangkan," kata Alexis. "Aku ingin sekali bertemu dengannya secara langsung."     

"Baiklah. Aku akan berbicara dengan Rose. Aku akan memberitahumu kapan kami bisa datang untuk makan malam di sini."     

Rune mengucapkan selamat tinggal kepada kakaknya dan pergi ke apartemen Rose. Tasnya terasa sangat ringan ketika dia mengeluarkannya dari mobil dan dia menekan bel di depan gedungnya. Pintu terbuka dan ia lalu menaiki lift untuk menuju ke lantai tempat apartemen Rose berada.     

"Rune, selamat datang di rumah," Rose tersenyum lebar saat membukakan pintu untuk pria itu.     

Rune meletakkan tasnya ke lantai dan menarik Rose ke pelukannya sebelum ia mendaratkan ciuman manis di bibir gadis itu.     

Mereka berciuman dengan mesra untuk waktu yang lama, melampiaskan kerinduan mereka terhadap satu sama lain.     

.     

.     

______________________     

Dari Missrealitybites:     

Terima kasih ya, teman-teman  yang sudah menunggu dengan sabar. Saya akan update lagi cerita ini pelan-pelan.     

Untuk yang membaca buku Emma dan Emmelyn, mohon maaf, saya nggak bisa melanjutkan versi Indonesianya karena memang yang membaca sangat sedikit dan tidak menghasilkan uang sama sekali.     

Waktu dan tenaga yang saya keluarkan untuk menulis cerita Emma dan Emmelyn tidak sepadan dengan hasilnya.     

Kalau kalian mau membaca kelanjutannya, silakan baca cerita Emma yang lengkap di versi Inggrisnya saja, pakai Google Translate. Mudah dimengerti kok hasil terjemahannya. Judulnya "Finding Stardust" dan buku Emmelyn bisa baca versi Inggrisnya "The Cursed Prince"     

Kalau kalian suka cerita werewolf, bisa baca buku baru saya, dalam bahasa Inggris, pakai Google translate juga bisa kok. Judulnya "The King's Wife Is The Alpha's Mate".     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.