The Alchemists: Cinta Abadi

[Bonus chapter] Rune Berpikir Hendak Membeli Rumah



[Bonus chapter] Rune Berpikir Hendak Membeli Rumah

0Setelah ciuman itu, Rune mundur sedikit untuk melihat Rose lebih baik. Dia masih secantik biasanya dan Rune merasa sangat beruntung akhirnya memiliki gadis itu kembali dalam hidupnya. Ia tersenyum manis dan berkata, "Aku pulang."     

"Selamat datang..." Rose mengangguk. Ia tidak pernah perlu merias wajahnya agar terlihat cantik, tetapi sepertinya ia sengaja berdandan sedikit malam ini. "Masuklah."     

Mereka bergandengan tangan dan berjalan masuk ke dalam apartemen. Rune mengambil tasnya dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang tangan Rose. Studio loft ini tampak sedikit berbeda dari apa yang diingatnya.     

Ada lukisan-lukisan baru yang tergantung di dinding dan sofa di ruang tamu terlihat masih baru. Sekarang bukan lagi sofabed, tetapi sofa kulit berwarna cokelat yang nyaman.     

Rune hendak meletakkan tasnya di lemari di sebelah sofa tetapi Rose menggelengkan kepalanya. Dia menunjuk ke atas, ke arah mezzanine. Jantung Rune berdetak kencang.     

Ia sudah menduga bahwa ia dan Rose akan tidur di tempat tidur yang sama setelah mereka kembali bersama karena kali ini mereka benar-benar menjalin hubungan, tidak lagi sebagai kekasih pura-pura. Jadi, seharusnya memang mereka akan tidur bersama.     

Sebenarnya... Rune penuh dengan pikiran-pikiran seperti itu  dan dia harus menyingkirkan khayalannya tidur bersama Rose saat dia menuju kemari, supaya ia akan berhenti memikirkan berhubungan intim dengan Rose.     

Rune mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa hal itu akan terjadi cepat atau lambat, tapi itu BUKAN hal utama yang dia ingin dapatkan dengan bersatu kembali dengan Rose.     

"Kita bisa membeli tempat tidur baru yang lebih besar besok," kata Rose malu-malu. "Sekarang, tempat tidurnya masih yang lama. Aku tahu itu kurang besar."     

Tempat tidurnya saat ini sangat bagus tetapi tidak terlalu nyaman untuk menampung dua orang dalam jangka panjang. Hal ini membuat Rune merasa sangat senang.     

"Itu ide yang bagus," katanya sambil tersenyum.     

"Kau bisa meletakkan barang-barangmu di dalam lemari. Aku sudah mengosongkan tempat untukmu," kata Rose. Ia menunjuk ke lemari besar di sudut ruangan. "Kau juga bisa menggunakan ruang di lemari. Rak di sebelah kanan kosong."     

"Aku tidak punya banyak barang," kata Rune. "Jadi aku tidak akan perlu tempat yang besar."     

Ia bersyukur bahwa Rose sangat bijak. Sepertinya gadis itu tadi bekerja keras untuk menyiapkan ruang untuk Rune setelah ia pulang dari pameran sehingga apartemennya akan siap untuk Rune ketika dia datang.     

Pemuda itu melemparkan pandangannya ke sekeliling mereka. Bangunan ini dimiliki oleh sahabat Rose dan ia tinggal di sini secara gratis. Luasnya sebenarnya sudah pas kalau untuk satu orang.     

Namun, jika mereka akan menikah dan kemudian membangun keluarga, mungkin mereka harus mencari tempat tinggal yang lebih besar dan lebih baik.     

Uang bukanlah masalah. Pertanyaannya adalah di mana mereka ingin menetap? Rune suka bepergian tetapi dia telah melakukannya selama beberapa puluhan tahun. Dia bisa menikmati hidup di tempat yang tenang dan memiliki kehidupan yang santai dengan istri dan anak-anak mereka nanti.     

Namun, ia mengerti bahwa Rose masih muda, jauh lebih muda dari dirinya karena mereka memiliki jalan hidup yang berbeda. Rune adalah seorang Alchemist yang bisa hidup abadi, sementara Rose adalah manusia biasa.     

Orang seperti Rose mungkin masih suka jalan-jalan, atau tinggal di kota besar dan mengejar mimpinya.     

Bukankah ia pernah mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang pelukis? Mungkin Rose akan lebih memilih untuk terus tinggal di New York dibandingkan menetap di tempat lain.     

Jika itu masalahnya, Rune akan mendapatkan rumah, atau mansion di kota ini sehingga Rose masih bisa tinggal di dekat teman-temannya, tetap terhubung dengan dunia seni di New York dan mengukir karirnya sebagai seniman.     

Rune sudah bertekad akan mendukung mimpi Rose dan menjadi bagian dari kebahagiaannya.     

"Terima kasih, Rose." Rune mengangguk senang. Ia mengeluarkan isi tasnya dan menatanya di lemari. "Aku akan mengatur barang-barangku nanti. Sekarang aku merasa lapar. Kau mau makan malam?"     

"Ya. Kau mau makan apa?" Rose bertanya kepada Rune.     

"Biasanya aku lebih suka masakan rumahan. Kita bisa memasak bersama," jawab pria itu. "Tapi itu untuk besok-besok saja. Kita bisa pergi berbelanja bahan makanan besok dan memasak makanan malam. Malam ini kita bisa makan di luar. Bagaimana kalau kita makan malam di brasserie di seberang jalan?"     

"Itu ide yang bagus," Rose setuju. "Tunggu aku berganti pakaian dulu. Setelah itu kita bisa pergi."     

"Kalau begitu, aku akan menunggu di bawah." Rune mencium pipi kekasihnya dan turun dari mezzanine.     

Ia merasa dirinya pulang ke rumah.. Segala sesuatu sepertinya berjalan ke arah yang ia inginkan.     

Setelah makan malam, mereka dapat melanjutkan dengan minum wine di balkon dan berbicara tentang rencana mereka untuk masa depan. Ia juga harus bersiap untuk mengungkapkan rahasia keluarganya kepada Rose.     

Rose menyembunyikan identitas aslinya dari Rune selama berbulan-bulan ketika mereka pertama kali mengenal satu sama lain. Ia menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya ia adalah anggota keluarga kerajaan di sebuah kerajaan kecil di Eropa. Rahasia Rose itu sama sekali bukan rahasia yang buruk.     

Itu hanya menunjukkan bahwa Rose adalah wanita rendah hati yang tidak ingin menggunakan latar belakangnya sebagai gadis bangsawan kaya untuk terlihat lebih baik daripada orang lain.      

Sebaliknya, rahasia keluarga Rune jauh lebih besar daripada rahasia Rose dan ini bisa jadi buruk atau baik, tergantung bagaimana Rose akan melihat situasinya.     

Apakah Rose akan marah jika dia tahu Rune berbohong kepadanya selama ini? Apakah Rose akan menganggap Rune hanya mengarang cerita jika ia mengatakan kepada gadis itu bahwa dia adalah seorang manusia yang abadi dan begitu juga anggota keluarganya yang lain?     

Atau... lebih buruk, apakah Rose akan takut kepadanya dan menganggap ia dan keluarganya adalah orang aneh?     

"Rose tidak akan pernah melakukan itu," gumam Rune kepada dirinya sendiri sambil berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum. "Ia tidak akan pernah menganggapku sebagai orang aneh, tapi... ia mungkin akan merasa tidak nyaman dengan kenyataan bahwa laki-laki yang menjalin hubungan dengannya lahir hampir dua puluh tahun sebelum dia."     

Langkahnya terhenti. Tiba-tiba saja ia merasa kuatir dengan tanggapan Rose. Apa yang akan dipikirkan gadis itu kalau tahu berapa sebenarnya usia Rune? Ia memang terlihat masih muda, tetapi sebenarnya tahun ini Rune akan berusia 43 tahun. Hampir dua kali lipat umur Rose.     

Rune itu melihat ke lantai dua dan menghela nafas. Ia perlu mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semua rahasianya kepada Rose. Mereka harus membahas itu semua sebelum ia dapat membahas dengan Rose tentang masa depan mereka bersama.     

Percakapan tentang membeli rumah dan menetap di mana seharusnya hanya terjadi setelah Rose tahu siapa Rune sebenarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.