The Alchemists: Cinta Abadi

[Bonus chapter] Undangan Makan Malam Keluarga Linden (2)



[Bonus chapter] Undangan Makan Malam Keluarga Linden (2)

0Acara makan malam di rumah keluarga Linden dijadwalkan dimulai pada pukul 6 sore. Aleksis mengirimkan mobil keluarga dan supir untuk menjemput Rose dan Rune karena suhu di malam musim dingin masih sangat dingin dan ia tidak ingin mereka direpotkan dengan naik subway atau taksi.     

Ketika pasangan itu tiba di pelataran mansion keluarga Linden, Rose merasa takjub dengan kemegahannya. Bisa dibilang halamannya saja lebih luas daripada rumah keluarga Fournier di Medion, padahal keluarga Rose termasuk keluarga bangsawan kaya di negerinya.     

Ditambah lagi, gedung mansion milik keluarga Linden memiliki desain yang khas dengan beberapa ukiran rumit yang menghiasi tiang-tiang berwarna putih.      

Rose hanya bisa menyimpan kekagumannya dalam hati dan tidak mengatakan apa-apa. Rune dengan cepat mengetuk pintu dan menunggu tuan rumah membukanya.     

"Hei.. selamat datang!" Aleksis membuka pintu dan menyambut kedua tamunya dengan senyuman lebar. Ia memeluk Rune dan mengacak rambut adiknya dengan gembira. Ia lalu memeluk Rose dengan kehangatan yang sama. "Aku senang akhirnya bisa bertemu langsung denganmu, Rose."     

Ketika Rose melihat Aleksis, gadis itu tampak tertegun. Meskipun telah saling sapa di Virconnect dan melihat betapa wanita itu masih terlihat sangat muda dan cantik, saat itu Rose mengira itu semua karena filter Virconnect atau apalah.     

Ia tidak menduga bahwa di dunia nyata Aleksis ternyata benar-benar terlihat masih sangat muda. Malah, kalau mereka berdiri bersama, orang-orang akan mengira bahwa Aleksis dan Rose seumuran.     

Bukankah Aleksis ini sudah mempunyai dua orang anak remaja? Tidak… bukan itu saja. Malah, Aleksis adalah ibu dari kekasih JM, bukan?     

Kalau Altair Linden, kekasih JM sekarang sudah berusia 26 tahun, bukankah itu berarti sekarang seharusnya Aleksis sudah berumur hampir 50 tahun?     

Kenapa masih tampak seperti gadis umur 20-an ya?     

Rose segera mengenyahkan pikiran itu dari benaknya dan menegur diri sendiri. Tentu saja orang sekaya Aleksis Linden memiliki akses ke teknologi peremajaan dan awet muda terbaik di dunia. Apa sih yang tidak bisa dibeli dengan uang sekarang ini?     

Rose adalah gadis bangsawan dan sudah terbiasa bertemu dengan pejabat tinggi dan bangsawan, tetapi melihat saudara perempuan dari kekasihnya yang merupakan istri Elios Linden, ia tak dapat menahan rasa kagum.     

"Halo, Bibi Rose, Paman Rune!" Ireland menyambut Rose dan Rune dengan senyuman lebar di wajahnya, diikuti oleh Scotland.     

"Hallo Ireland, Hallo Scotland," sapa Rose  sambil tersenyum manis.     

"Senang bertemu dengan kalian lagi," kata Ireland dengan suaranya yang renyah.      

"Kabar kami berdua sangat baik, terima kasih." Suasana hati Rose berubah jauh lebih baik ketika ia melihat si kembar. Dua wajah yang familiar itu seolah-olah memberikan rasa nyaman setelah sempat terintimidasi saat melihat Aleksis yang begitu mengesankan.     

Si kembar langsung bertukar pandang sesaat, mereka lalu tersenyum-senyum dan saling menyikut.     

"Selamat datang, Rose. Aku senang kau menyetujui makan malam bersama kami," kata Aleksis dengan ramah. Ia segera mempersilakan Rose dan Rune untuk masuk.     

Ketika mereka melangkah lebih dalam ke mansion keluarga Linden, mereka langsung disambut dengan berbagai macam karya seni yang menghiasi sudut-sudut ruangan. Mulai dari guci dan vas antik, lukisan-lukisan indah, beberapa patung dan pahatan tanah liat lainnya yang memberikan kesan estetik tersendiri.     

Hal ini mengingatkan Rose untuk memberikan lukisannya sebagai hadiah untuk keluarga Linden.     

Rose pun mengangkat tas jinjing kanvas yang terus ia bawa. "Seperti janjiku waktu dulu, aku akan memberikan sebuah lukisan sebagai hadiah saat aku kembali ke New York."     

"Ah… kau masih mengingatnya," kata Aleksis dengan senyuman.     

Wajah Rose berseri-seri saat ia menyerahkan tas tersebut kepada Aleksis. "Sekarang aku membawakannya sendiri untuk kalian."     

Rune tersenyum ringan melihat interaksi antara kakak perempuannya dan wanita yang ia cintai. Ia memang sudah mengatakan kepada Rose bahwa ia tidak perlu memberikan hadiah, tetapi Rose berkeras melakukannya.      

"Oh... terima kasih, Rose. Aku sangat senang dengan pemberianmu!" kata Aleksis.      

Ia lalu mengeluarkan lukisan akrilik milik Rose dari dalam tas tersebut dan wajah cantiknya langsung mengukir sebuah senyuman berseri-seri. "Astaga... ini bagus sekali. Rose, kau memang berbakat!"     

Aleksis segera menggandeng Rose ke dalam dan menuntunnya untuk pergi ke ruang makan keluarga.      

Namun, sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh terdengar suara bel dari arah pintu utama mansion.     

"Oh, itu pasti Vega dan Mischa," kata Aleksis dengan senyuman. "Sebelum kalian tiba ke sini, aku mendapat kabar mereka baru tiba di bandara. Waktunya tepat sekali, biar aku sambut mereka terlebih dulu."     

Sekarang Rose memiliki banyak pertanyaan di dalam benaknya, apakah itu saudara Rune yang lain? Atau keponakannya? Karena Rune belum pernah memperkenalkan siapa itu Vega dan Mischa.     

"Mama!" seru Vega sambil tersenyum lebar saat memasuki mansion. Ia berjalan dengan langkah-langkah panjang menemui ibunya.      

Aleksis yang sudah menggapai putrinya segera memeluk Vega dengan erat. Ia mencium pipi kiri dan kanan wanita itu lalu melepaskannya dan menatapnya dengan pandangan penuh kasih.     

Vega dan Mischa sekarang tinggal di Grindelwald, di mansion yang diberikan oleh Caspar kepada mereka sebagai hadiah pernikahan. Di sanalah mereka mengadakan pesta pernikahan dan kemudian tinggal membesarkan buah hati mereka yang masih kecil-kecil.     

Rose yang melihat interaksi hangat dari ibu dan anaknya itu merasa terkejut. Vega adalah anak kandung Aleksis? Jadi wanita cantik ini sudah memiliki 4 orang anak dan yang tertua, Vega, bahkan sudah memiliki anak yang masih kecil-kecil?     

Ia menatap kehadiran Vega dan Mischa dengan mulut terbuka keheranan. Vega adalah seorang wanita cantik berusia 26 tahun yang terlihat begitu segar dan bahagia. Ia terlihat sangat mirip dengan ayahnya, Elios Linden.     

Ahh.. kalau mereka berdiri berdampingan, rasanya Rose akan mengira keduanya adalah kakak beradik.     

Ia lalu menoleh ke belakang Vega dan menemukan seorang lelaki tampan berambut pirang dan bermata biru, berusia tiga puluhan yang mendorong stroller ganda.     

Ada anak laki-laki berusia sekitar dua tahun di stroller pertama, dan bayi perempuan yang sangat mungil di sebelahnya. Kedua anak itu terlihat sedang tidur dengan damai.      

Vega melahirkan bayi baru di musim semi tahun ini, membuat pasangan itu kini memiliki sepasang anak yang lengkap.     

"Anak-anak masih tidur?" Aleksis menyapa pria tampan itu dan kemudian memeluknya. Mischa mengangguk sambil tersenyum.     

"Sebentar lagi juga pasti akan bangun," katanya ringan. Ia mengangkat wajahnya dan melihat sosok Rune yang berdiri dengan senyum terkembang di sebelah seorang gadis cantik yang tampak sangat mirip dengannya. "Hey, Rune. Senang bertemu denganmu di sini."     

"Hey, Mischa. Aku juga senang," kata Rune gembira. Ia memeluk Mischa dan kemudian memperkenalkan Rose kepada Vega dan suaminya yang baru tiba.     

"Ini Rose Fournier… kekasihku," kata Rune sambil tersenyum malu-malu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.