The Alchemists: Cinta Abadi

Berangkat Ke Jerman



Berangkat Ke Jerman

0Rune dan Rose pergi ke bandara menggunakan mobil pribadi milik keluarga Linden. Perjalanan ke bandara berlangsung selama setengah jam.      

Kali ini, mereka tidak pergi ke terminal internasional untuk check-in seperti biasanya. Mobil akan langsung menuju landasan. Staf pesawat akan menangani semua dokumen mereka sementara Rose dan Rune bisa segera bersantai di kabin.     

Ketika mobil mewah berwarna hitam itu telah berhenti, Rune keluar dari mobil terlebih dulu. Ia lalu merentangkan tangannya untuk membantu Rose turun dari mobil.     

Interaksi mereka yang semakin dekat membuat si kembar Ireland dan Scotland yang sudah menanti mereka bergegas menghampiri.     

"Selamat pagi, Tante Rose, Paman Rune," Scotland dan Ireland menyapa keduanya. "Senang bisa bertemu kalian lagi."     

"Selamat pagi," kata Rose. "Aku tidak menyangka akan melihat kalian juga ada di sini."     

"Yah, kami izin dari sekolah untuk acara keluarga," jawab Ireland.     

Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki mendekat ke mereka dari arah salah satu mobil yang telah menunggu di bandara terlebih dulu. Rune dan Rose terpancing untuk menoleh ke asal suara dan tampaklah Aleksis berjalan menghampiri mereka bersama Elios Linden.     

Disambut dengan hangat oleh si kembar, Rose merasa senang. Hatinya tenang setiap bertemu Ireland dan Scotland, meskipun Rose masih segan terhadap Elios Linden.     

Sang supir mobil segera mengambil tas mereka dari mobil, mengikuti mereka sekeluarga yang berjalan ke pesawat untuk memasukkan barang-barang. Mereka akan berangkat ke Jerman menggunakan pesawat pribadi milik keluarga Linden.      

Saat memasuki pesawat tersebut, Rose merasa terkagum-kagum karena interiornya sangat berbeda dari pesawat pribadi kebanyakan.  Desain yang ada benar-benar eksklusif dan nyaman.     

Sebagai seorang putri bangsawan, ia sudah pernah naik pesawat pribadi beberapa kali, terutama saat berangkat dengan rombongan keluarga raja Medion.     

Rose juga memiliki sahabat yang sangat kaya, George dan Peter berasal dari keluarga terkenal dan kaya raya, tetapi bahkan pesawat pribadi milik keluarga Linden masih jauh lebih mewah dan nyaman daripada milik raja, dan juga teman-temannya.     

Dalam hati, Rose merasa semakin terkesan dengan sikap Rune. Pemuda itu sangat sederhana, walaupun kekayaan keluarganya sedemikian mengagumkan.     

Selain itu Rune juga memiliki sifat terbuka juga mudah berbaur. Orang luar sama sekali tidak aan menyangka latar belakangnya seperti itu. Padahal, jika ia ingin bersikap sombong, Rune bisa saja melakukannya tetapi ia tidak begitu.     

Pemuda ini benar-benar sederhana dan rendah hati dan Rose sangat menyukainya.     

Pada awalnya Rose berpikiran bahwa keluarga besar Schneider adalah keluarga kaya yang sangat tertutup karena memang status mereka di atas dari yang lainnya.     

Namun, setelah mengenal lebih lanjut, ia menyadari ternyata mereka adalah keluarga yang sangat ramah dan senang hati menerima kehadiran Rose.     

***     

Sepuluh jam kemudian, terdengar suara pengumuman dari pilot yang mengatakan bahwa pesawat sudah tiba di atas Jerman dan sebentar lagi mereka akan mendarat.     

Mereka kemudian membereskan barang-barangnya dan duduk manis di kursi sambil menunggu pesawat mendarat. Tidak lama kemudian Aleksis dan Rune sekeluarga sudah berjalan keluar dari dalam pesawat.      

Karena mereka menggunakan pesawat pribadi, rombongan kecil itu tidak perlu pergi ke lounge penumpang terlebih dulu. Barang mereka langsung diantarkan tanpa harus menunggu di carousell seperti penumpang pesawat kebanyakan.     

Setelah memeriksa semua kelengkapan barang-barang mereka dan memastikan tidak ada yang hilang atau kurang, barang-barang tersebut dipindahkan ke dalam helikopter pribadi untuk melanjutkan perjalanan mereka ke kastil keluarga Schneider.     

Perjalanan mereka dengan helikopter cukup menyenangkan. Mereka terbang agak rendah sehingga Rose dapat melihat kota Stuttgart dan sekitarnya dari atas dengan segala keindahannya. Permandangnya sungguh luar biasa.     

Ketika helikopter mereka hampir tiba di tempat tujuan, Rune menunjukkan kepada Rose kastil keluarga Schneider dari kejauhan. Rose merasa kagum melihat kastil yang terkesan kuno itu masih berdiri kokoh. Tampilannya juga sangat baik dan terawat.     

Kastil megah itu memiliki empat buah menara tinggi. Warna atapnya bernada biru daengan batu penyusun tembok berwarna putih yang memberikan kesan sangat bersih dan nyaman. Pemandangan alam di sekitarnya juga menambah kesan antik, beserta taman terhampar luas mengelilingi bangunan tersebut.      

Ada juga sebuah danau kecil tidak jauh dari kastil, seberang halaman luas terhias beberapa semak tersusun yang berbentuk kotak bertingkat-tingkat.     

Dalam hati, Rose mengira-ngira mungkin kastil tersebut telah berdiri selama ratusan tahun. Ia bertanya-tanya sudah berapa generasi Schneider memiliki kastil itu?     

Dari info-info singkat yang berhasil ditemukannya, Rose menemukan bahwa Keluarga Schneider ini sudah kaya selama beberapa generasi dan mereka mampu mempertahankan kekayaan keluarganya hingga kini.     

Sungguh merupakan hal yang patut dikagumi karena ini merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Banyak keluarga besar, ternama dan kaya yang tidak mampu dijaga dengan baik oleh keturunannya, sehingga nama besar dan kekayaan keluarga itu perlahan terkikis dan akhirnya hilang sama sekali.     

Rose melirik Rune yang duduk tenang di sampingnya dan tersenyum sendiri. Ah, ia hanya menyimpan semua kekagumannya kepada Rune dan keluarganya di dalam hati saja.     

Helikopter mereka akhirnya mendarat di helipad depan kastil.     

***     

Sewaktu baling-baling dari helikopter telah berhenti sempurna dan suara gemuruhnya telah reda, Rune turun dari helikopter terlebih dulu dan menunggu Rose di dekat pintu. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu keluar dari helikopter.     

Beberapa pelayan yang sudah bersiap langsung menyambut kedatangan Rune dan Rose beserta keluarga Linden. Satu persatu pelayan itu menghampiri untuk membawakan barang-barang mereka.     

Saat Rose sudah berdiri tepat di depan kastil keluarga Schneider di Stuttgart, langkahnya terhenti karena kembali dibuat kagum dengan bangunan megah yang tingginya belasan meter itu.     

Saat dilihat dari dekat, ternyata tembok kastil memiliki ukiran rumit tersendiri di bagian atasnya. Ini bahkan lebih megah daripada ketika dilihat dari kejauhan. Bisa dibilang kastil milik mereka ini tidak kalah megahnya dari istana raja yang ada di Medion.     

Namun, tak lama rasa terkesan itu berganti dengan perasaan sedikit gugup. Rose berpikir bagaimana reaksi orang tua Rune ketika bertemu dengannya.     

Rose juga memikirkan apa reaksinya nanti jika melihat bayi yang baru dilahirkan oleh ibu Rune yang pastinya sudah berumur sangat tua itu. Rasanya sulit membayangkan itu semua.     

Namun, kekhawatirannya ini tidak ia utarakan, ibarat dibiarkan hanyut bersama angin musim semi yang menerpa rambut pirangnya yang panjang. Rasa hangat dari matahari yang sudah tinggi pun seperti tidak bisa menghangatkan isi hatinya. Ia menunduk dan menggigit bibir bawah.     

Melihat Rose seketika terdiam dan tampak berpikir sendiri, Rune mengambil kesempatan ini untuk mengajak sang gadis untuk berkeliling ke sekitar kastil sebelum bertemu Finland dan melihat bayinya yang baru lahir.      

Pria itu meraih kerah jaket panjang berwarna cokelat sang gadis untuk menatanya. Ia lalu merapikan rambut pirangnya ke belakang telinga untuk mendapatkan perhatian penuh sang gadis. Ketika Rose mendongak dan menatap ke arah Rune, sang pria memberikan senyuman kecil.     

"Ingin berjalan-jalan ke tepi danau terlebih dulu?" tanya Rune. "Ini kunjungan pertamamu dan akan sangat baik jika kita mengenal tempat ini terlebih dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.