The Alchemists: Cinta Abadi

Rune Membuka Rahasia



Rune Membuka Rahasia

0Ucapan dan ekspresi Rune yang demikian serius membuat Rose sungguh keheranan sampai ia mengerutkan kening. Apa lagi dengan keheningan yang ada di sekitar mereka, sampai suara dedaunan pohon yang tertiup angin terdengar jelas, membuat suara Rune semakin terasa tegas auranya.     

Tangan Rose yang bebas mulai mencengkeram kemeja di dada yang dibalut oleh jaket panjang cokelatnya. Namun, tatapan mata sang gadis tidak bisa lepas dari wajah Rune yang belum sedikit pun mengubah ekspresi.     

Rose lalu mulai berpikir secara logika berapa lama waktu akan habis jika lelaki itu bersedia menunggu lama? Apa jadinya jika mereka justru menikah pada usia yang sangat tua? Tetapi untuk membayangkan hal itu, Rose perlu tahu secara detail kapan Rune lahir.     

Setelah diingat-ingat lagi, sebagai kekasih Rune, gadis itu belum mengetahui tanggal berapa ulang tahun sang lelaki. Akhirnya Rose bertanya, "Omong-omong... Rune, aku ingin tahu tanggal berapa kau lahir?"     

Lelaki itu lalu menjawab dengan jujur, "Aku lahir tanggal 10 Agustus tahun 2024."     

Mendengar jawaban Rune, Rose mengangguk-anggukkan kepalanya. Pikirannya sedang todak fokus sehingga ia tidak memperhatikan tahun kelahiran pria itu. Rose berkata, "Baiklah."     

Ia lalu mulai berpikir dalam-dalam untuk menghitung berapa umur Rune sekarang, serta umur sang pria jika nanti mereka harus menunggu lama untuk menikah sampai ia merasa puas dengan kehidupannya.     

Ketika gadis itu telah selesai menghitung di dalam hati, matanya terbuka lebar dengan ekspresi terkejut tergambar jelas di wajah secara seketika, karena pada tahun 2068 ini, berarti Rune telah berumur 44 tahun.     

Rose melepas genggaman tangannya dari baju di dada. Ia lalu mengangkat sebelah alis dan menatap Rune dengan ekspresi tidak percaya. Sang gadis bertanya, "Apa kau bercanda?"     

Rose pun sedikit mundur dari duduknya untuk menatap Rune secara cermat dari atas kepala hingga ujung kaki. Penampilan sang lelaki masih tampak seperti seseorang yang berumur sekitar 28 tahun, bukan pria 40-an tahun ke atas.     

Wajah Rose semakin menunjukkan tanda kebingungan. Terlebih, ia tahu bahwa pria itu tidak pernah berbohong di depannya.     

Menanggapi pertanyaan Rose, Rune menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa pun.     

Ia tidak bercanda.     

Rose ingat, memang sewaktu dulu Rune pernah mengatakan bahwa ia terlihat jauh lebih muda dari umur aslinya, begitu pula dengan seisi keluarganya yang lain. Saat bertemu dengan saudara-saudara Rune pun Rose telah membuktikannya bahwa mereka masih terlihat tampan dan cantik.     

Tetapi itu semua karena perawatan wajah dan kulit yang mereka miliki bukan? Akses obat anti penuaan dan teknologi perawatan yang maju pasti dengan mudah mereka dapatkan tergolong keluarga Schneider terkaya nomor dua, sedangkan nomor satu dipegang oleh keluarga Linden. Namun, tetap saja dua keluarga itu adalah satu keluarga besar.     

Rose semakin keheranan di dalam hatinya.      

Duduk di taman luas beralas rumput ini justru memancing sang gadis ingin bangun dari duduk, kemudian berjalan menjauh dari Rune dan berpikir lebih dalam lagi. Sebab mengatasi peremajaan kulit untuk umur yang telah mencapai dua kali lipat dari penampilannya, itu sedikit sulit dipercaya. Terlebih jika usia sudah menginjak hampir 50 tahun.     

Gadis itu dibuat sangat kebingungan sekarang. Ia lalu menyentuh kepala sendiri dengan kening yang mengernyit. Rose pun menarik napas dalam-dalam. Namun, bahkan angin yang terus berhembus membawa udara sejuk untuk mereka tidak mampu menenangkan perasaan rumit dalam hati Rose.     

Melihat wajah pucat sang gadis, Rune melepas tangan Rose yang terus ia genggam. Ia lalu menarik syal tipis merah belang hitam yang terus menghiasi mantel musim seminya. Kemudian pria itu memakaikan syal tersebut kepada Rose dengan pelan-pelan untuk memberikan kenyamanan bagi sang gadis.     

Rose pun menaikkan wajah dan kembali menatap ke arah Rune.     

Tetap saja, kedua mata biru sang pria masih sangat tajam. Meskipun sekarang tangan kanannya naik untuk menyentuh pipi Rose lalu beralih ke sisi kepala sang gadis, tindakan lembutnya sangat kontras dari wajah yang sungguh tegas itu.      

Pria itu memang bersungguh-sungguh.     

Rune akhirnya menjawab dengan terus terang, "Keluargaku memang lebih tua dari yang terlihat."     

Mendengar penjelasan dari sang lelaki, Rose masih tidak percaya karena belum menemukan jawaban kenapa bisa seperti itu? Ia lalu menatap Rune dengan serius tepat ke kedua matanya.     

Sayangnya, dari wajah itu tidak tampak suatu kebohongan sedikit pun. Namun, terlihat lebih serius lagi dengan menggenggam kembali salah satu tangan Rose menggunakan kedua tangannya, seperti berusaha menguatkan sang gadis yang kini semakin dibuat tidak paham dengan kalimat itu.      

Gadis itu juga sudah mengenal Rune lama dan tahu secara detail sikap sang pria, tetapi semua penjelasannya sedikit tidak masuk akal.      

"Kalau begitu, bagaimana bisa?" tanya Rose pada akhirnya.     

Rune mendeham dan bicara dengan suara sangat serius. "Sebenarnya... keluarga kami adalah kaum abadi."     

Suara desir angin yang sejuk membuat keheningan terasa kuat ketika keduanya tidak ada yang buka suara, membuat ketenangan alam semakin meneduhi mereka di bawah langit yang sangat biru.      

Namun, itu berbanding terbalik dengan suasana hati Rose yang penuh harap menunggu jawaban dari Rune, sampai ia terus menatap pria yang duduk di sampingnya.     

Di dalam hati, Rune menimbang-nimbang segala kemungkinan, tetapi akhirnya ia mendapatkan satu konklusi. Sepertinya memang ini waktu yang tepat untuk berterus terang. Pria itu pun menarik napas dalam-dalam.     

Akhirnya Rune membuka rahasia bahwa keluarganya sebenarnya adalah anggota klan Alchemist yang hidup abadi.     

"Itu semua, karena keluargaku adalah manusia abadi. Termasuk diriku," kata Rune dengan nada suara dan ekspresi wajah serius. "Umurku sekarang sudah 44 tahun, tetapi aku masih terlihat seperti berumur 25. Kau juga sudah lihat kakakku, kan? Alexis sekarang sudah hampir 50 tahun. Dan ibuku..."     

Rune tersenyum mengingat wajah ibunya yang cantik. Ia berkata, "Ibuku umurnya sudah kepala tujuh dan kemarin baru melahirkan bayi. Kalau kau bertemu dengannya kau akan lihat bahwa ia masih terlihat sangat muda."     

Mendengar itu, Rose langsung tertegun dengan mata yang terbelalak kaget, tetapi ia terdiam di tempat karena membeku dengan kalimat yang pria itu utarakan. Astaga... ternyata... ibu Rune yang selama ini dikiranya sebagai ibu tiri... adalah ibu kandung Rune sendiri.     

Gadis itu sama sekali tidak menduga dengan jawaban yang Rune berikan, sebab bukankah keabadian adalah hal yang sangat sulit digapai? Meskipun dengan teknologi yang maju di zaman ini.      

Di satu sisi, Rose juga sadar sosok pria yang ada di dekatnya adalah bagian keluarga Schneider. Dengan kekayaan, kemampuan, kepintaran mereka, penelitian akan keabadian bisa saja sudah mereka dapatkan dan menjadi rahasia di mata publik.      

Rasanya kalau ada yang bisa menemukan rahasia kehidupan abadi, merekalah orangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.