The Alchemists: Cinta Abadi

[Bonus chapter] Rune Melamar Rose



[Bonus chapter] Rune Melamar Rose

0"Kenapa kau menangis?" Rune menjadi bingung saat melihat air mata Rose. Jika Rose sudah mengerti keadaan Rune sebagai manusia abadi dan gadis itu bisa menerima Rune apa adanya... lalu, mengapa ia menangis?     

Ini jelas bukan air mata bahagia karena Rune sudah cukup mengenal Rose untuk membedakan kapan ia menangis karena bahagia dan karena sedih.     

"Apakah aku mengatakan sesuatu yang menyakitkan?" Rune bertanya lagi. Ia mulai menjadi panik. Rune menarik Rose ke pelukannya dan mencoba menenangkannya. "Kalau begitu, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Tolong beri tahu aku apa yang kau pikirkan."     

Rose mencoba menahan air matanya, tetapi hal itu rasanya sangat sulit dan, untuk beberapa saat, ia lalu terisak-isak di dada Rune. Momen ini tiba-tiba memberi Rose kejelasan betapa ia ternyata sangat mencintai Rune, sehingga memikirkan berpisah oleh kematian membuatnya merasa sangat sedih.     

Rose mengambil beberapa saat untuk menenangkan diri sebelum ia memasang ekspresi tabah dan memaksakan senyum. "Tidak, kau tidak menyakitiku dengan kata-katamu. Tidak ada yang kau lakukan membuatku sedih... Hanya saja..."     

"Oh..." Rune mengerutkan alisnya. Ia sangat ingin tahu mengapa Rose menangis, tetapi ia tidak ingin memaksa gadis itu bicara. Akhirnya, Rune hanya menunggu dengan sabar sampai Rose mengungkapkan perasaannya dengan baik.     

Rose menunduk malu. Suaranya begitu pelan ketika dia berbicara. "Tidak, kau tidak mengatakan sesuatu yang menyakitkan sama sekali... Maafkan aku... Hanya saja..."     

Kemudian, perlahan, dengan suara serak, Rose mengatakan apa yang ia pikirkan. Rose menyadari bahwa dia sekarang terlalu mencintai Rune sehingga memikirkan mereka tidak bisa menjadi tua bersama karena... yah, ia akan menjadi satu-satunya yang menjadi tua, sangat menyakitkan bagi Rose.     

Gadis itu tidak ingin menjadi beban bagi Rune. Meskipun ia tahu Rune adalah pria yang sangat baik dan tidak akan memperlakukannya dengan buruk meskipun Rose nanti menua, Rose ingin tetap bersikap realistis.     

Hidup seperti itu tidak akan mudah karena mereka adalah orang yang yang berasal dari dunia berbeda.     

Apakah ini yang dirasakan pasangan yang berasal dari status sosial yang berbeda? Ketika seorang pria dan wanita yang sedang jatuh cinta datang dari kelas, atau latar belakang pendidikan yang berbeda, mereka pasti merasakan semacam masalah yang harus mereka atasi.     

Sekarang, masalah Rose dengan Rune tidak ada hubungannya dengan latar belakang kekayaan atau pendidikan, tapi... entah bagaimana rasanya sama beratnya.     

Rune mendengarkan Rose mencurahkan isi hatinya, di antara isak tangisnya. Matanya terpukau saat mendengar ucapan Rose.     

Ia menganggap Rose terlihat sangat menggemaskan ketika dia menyatakan bahwa ia sangat sedih memikirkan masa depan mereka.     

Astaga... Rune jadi tergoda untuk mengisengi Rose dan tidak segera memberitahu gadis itu bahwa kekhawatirannya tidak akan terjadi.     

Rune tersenyum lebar dan harus menahan diri untuk tidak tertawa. Rune bukannya menganggap tangisan Rose itu sesuatu yang lucu. Tidak, justru sebaliknya, air mata Rose sangat menyentuh hati Rune.     

Ia tersenyum sangat lebar karena dia benar-benar bahagia.     

"Rose, sayang..." Rune akhirnya memutuskan untuk tidak membiarkan Rose menangis lebih lama. Pria itu menarik kekasihnya ke dadanya dan memeluk Rose erat-erat. Rune mengusap rambutnya dan berbisik dengan suara serak. "Aku sangat mencintaimu. Aku sangat senang akhirnya bisa memberitahumu siapa aku sebenarnya dan menjadi diriku sendiri di sekitarmu."     

Dia menambahkan, dengan suara yang sangat jernih, lembut dan menenangkan, untuk membuat Rose mendengarnya dengan baik. "Kau tidak perlu merasa sedih tentang masa depan kita. Kau dan aku akan bersama, selamanya ... yah, selama kau bisa menerima kehadiranku dan tidak bosan."     

Rune tertawa kecil dan kemudian mundur sedikit untuk membiarkan Rose melihat ekspresi seriusnya ketika dia berbicara. "Jika kau menikah denganku, kau akan diberikan suatu hadiah... namanya ramuan keabadian. Ramuan itu akan menjadi hadiah pernikahanmu dari keluargaku."     

Mata Rose perlahan membelalak ketika ia mendengar ucapan Rune. Ia mengerutkan kening, berusaha mengira-ngira apakah tadi dia salah dengar atau tidak.     

Melihat alis Rose berkerut bingung, Rune dengan cepat menjelaskan kepada gadis itu apa yang ia maksud dengan hadiah pernikahan.     

"Setiap anggota klan berhak menerima satu ramuan keabadian untuk orang yang paling mereka cintai. Ketika kau menjadi istriku, aku bisa memberimu ramuan keabadian agar kau bisa menjadi abadi sepertiku. Kemudian, kita bisa hidup bersama selamanya. Apakah kau suka itu?"     

Keheningan terjadi. Rose masih mengira dia salah dengar.     

Bagaimana itu mungkin? Apakah ini benar-benar nyata? Ia bertanya dalam hati.     

"Aku tidak bercanda," kata Rune lagi. Dia berdeham dan kemudian mulai memberi tahu Rose bagaimana beberapa kerabatnya menikah dengan manusia biasa dan pasangan mereka juga diberi ramuan itu. "Jika kami hanya menikah di antara sesama anggota klan, populasi kami akan menjadi sangat, sangat sedikit. Lagipula, tidak baik menikah terlalu dekat. Kami berusaha menghindari inses sebisa mungkin."     

"Tentu saja," gumam Rose dengan suara pelan. "Inses itu buruk..."     

"Memang," Rune mengangguk. "Yah, memang beberapa orang dalam klan kami yang menikah dengan sepupu atau sepupu jauh mereka, tapi itu di masa lalu. Zaman telah berubah sekarang. Kami lebih memilih untuk memperluas klan dengan menikah dengan lebih banyak orang dari luar."     

Setelah beberapa saat, Rose akhirnya menjadi tenang. Ia mengerti bahwa Rune memang serius dan hal itu membuat wajah Rose kini tampak sangat lega.     

"Oh, syukurlah..." Rose menyeka matanya yang basah dan kemudian menghela nafas panjang.     

Rune menarik Rose lebih dekat dan mencium air matanya satu per satu. Ia sangat senang mereka akhirnya melakukan percakapan ini dan dia bisa mengeluarkan semuanya dari dadanya. Akhirnya, Rose benar-benar menjadi bagian dari mereka.     

"Jadi... apakah kau bersedia menikah denganku?" Rune bertanya lagi. Ada binar di matanya ketika dia menanyakan pertanyaan itu.     

Sebelum Rose dapat menjawab, Rune tiba-tiba berlutut dan mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. Ia mengulurkan cincin itu kepada Rose. "Rose Marie Fournier tersayang... apakah kau mau menjadikanku pria paling bahagia dan menikah denganku?"     

Setelah Rune memastikan Rose tahu siapa dia sebenarnya dan menerimanya keadaannya, Rune memutuskan untuk melamar Rose dengan benar.     

Rose terkejut dengan tindakan Rune itu. Ia mengira mereka hanya akan membicarakan masa depan hubungan mereka dan lamaran akan datang kemudian. Namun, ternyata Rune bukan orang yang membuang waktu.     

Untuk sesaat, Rose tidak tahu harus berkata apa.     

Rune menunggu dengan sabar untuk mendengar jawabannya. Rose mengerjap-kerjapkan matanya dan menatap Rune dengan pandangan terpesona. Cincin di tangan pria itu terbuat dari emas putih dan safir biru muda. Tampak sangat indah.     

Akhirnya, setelah Rose berhasil menenangkan jantungnya yang berdebar kencang, gadis itu mengangguk malu-malu, dan berkata, "Ya, aku bersedia."     

Rune sangat senang. Ia memasangkan cincin itu di jari Rose dan berdiri untuk menciumnya begitu mesra. Mereka berciuman untuk waktu yang lama, penuh dengan cinta.     

POP!     

"Selamat yaaaa!!"     

Kedua sejoli itu sangat terkejut ketika mereka mendengar suara confetti muncul dari belakang mereka. Ketika Rose dan Rune berbalik, mereka melihat seorang pemuda yang sangat tampan dengan rambut pirang panjang datang dengan dua robot yang melemparkan confetti dari keranjang yang mereka bawa.     

Sekilas, Rose mengira pria ini sangat mengingatkannya pada Rune.      

Apakah ini... Ayah Rune? Dia bertanya-tanya dalam hati.     

"Waahh.. aku sangat senang kita akan mengadakan pernikahan lagi. Aku sudah membuat begitu banyak jenis minuman pesta yang baru dan asyik!" komentar Aldebar.     

Dia kemudian mengangkat sebelah alisnya dan menggoda Rune. "Yah... keponakan kesayanganku akhirnya menikah. Huh. Sekarang, aku satu-satunya lajang di keluarga ini."     

.     

.     

.     

___________________________     

Dari Missrealitybites:     

Yeayy! Akhirnya Rune melamar Rose betulan ya. Sekarang tinggal pernikahannya nih. Teman-teman, saya sudah publish buku baru utk ikutan WSA (Lomba menulis Webnovel) tahun 2022 ini. Mohon dukungannya yaaa...     

Masukkan ke dalam pustaka, kasi komen, review, dll. Boleh dishare juga ke teman-teman yang lain. Saya udah janji kan, kalau buku saya menang WSA, saya akan terjemahkan semua cerita saya ke dalam Bahasa Indonesia sampai tamat. Soalnya hadiah WSA-nya lumayan, bisa untuk bayar penerjemah tuh.     

Oke, judul buku WSA saya adalah "Istri Rahasia Sang Mafia". Saya publish bab setiap hari lhooo...     

Terima kasihhh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.