The Alchemists: Cinta Abadi

Aku Sudah Memiliki Kekasih



Aku Sudah Memiliki Kekasih

0

Finland tiba di kantor tepat saat Anthony Wu masuk ke dalam gedung. Mereka naik lift bersama ke lantai 7 tempat Departemen Marketing LTX berada.

"Selamat pagi, Finland. Pagi ini aku mendapat kabar bahwa Noah sudah dipecat dari Atlas Corp dan kita akan menandatangani kontrak perjanjian kerja sama ini dengan asisten manajer marketing, Jonathan."

"Oya?" tanya Finland pura-pura keheranan. "Apa yang terjadi?"

"Gosipnya Noah melakukan pelecehan seksual..." Tony mengangkat bahu, "Dia memang kelihatan agak genit. Tapi tak kusangka dia akan dipecat karena kelakuannya itu,"

"Yang penting kontrak kerja sama kita tetap berjalan," kata Finland juga sambil angkat bahu. Ia sama sekali tak mau berlama-lama membahas tentang Noah. "Permisi, aku mesti membuat laporan."

"Baiklah." Tony berjalan ke arah kantornya begitu keluar dari lift dan Finland masuk ke ruangan berisi kubikelnya.

Setelah makan siang, Jonathan dan William datang ke LTX untuk menandatangani kontrak. Tony sendiri yang menemui mereka dan mengajak mereka ke ruang meeting untuk bertemu Ms. Fang, Tran dan Finland yang sudah menunggu dengan proposal dan lain-lain.

Ketika William dan Jonathan melihat Finland, keduanya membungkuk sedikit, membuat orang-orang LTX yang lain merasa keheranan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi tadi malam.

"Selamat siang, Miss," sikap Jonathan terlihat hormat sekali kepada Finland, demikian juga dengan William.

"Selamat siang. Silakan duduk," Finland tetap ramah seperti biasa.

Tony dan Ms. Fang tampak memandangnya keheranan. Mereka tidak tahu kenapa sikap kedua klien mereka menjadi agak aneh, tetapi menduga ini ada hubungannya dengan menghilangnya Noah.

Proses diskusi dan penandatanganan kontrak berlangsung cepat dan tanpa hambatan. Setengah jam kemudian kedua tamu itu sudah pergi dari LTX. Semua orang di departemen Marketing merasa sangat senang dan Tony menawarkan seisi departemen untuk makan malam di De Lune untuk merayakan kesuksesan tersebut, yang membuat semua orang menjadi tambah semangat.

[Direktur Marketing mentraktir kami satu departemen untuk makan malam di De Lune.] Finland segera laporan kepada Caspar untuk memberi tahu bahwa ia akan pulang terlambat.

[Jadi kau tidak makan malam denganku?] Caspar membalas pesan Finland dengan menambahkan emotikon sedih.

[Maaf, ini untuk merayakan keberhasilan mendapatkan kontrak Atlas Corp. Kau makan malam sendiri ya, nanti begitu aku pulang kita bisa minum wine dan makan camilan sebelum tidur.]

Agak lama baru Caspar membalas. [Baiklah.]

Finland tak lupa mengirim pesan kepada Jean yang pasti baru mendarat di Prancis.

[Selamat pagi, Jean. Selamat datang kembali di Paris. Kami baru menandatangani kontrak dengan Atlas. Kemungkinan kau perlu ke Seattle untuk merekam iklan beberapa bulan lagi. Aku sangat senang dengan proyek ini.]

[Sounds amazing. Aku sedang di taksi menuju rumah. Brrr... Paris dingin sekali.]

Demikian isi pesan Jean.

[Berapa suhu di sana?] tanya Finland.

[Sekitar 10 derajat celcius. Ini sudah hampir masuk musim dingin.]

[Wow... sementara di Singapura 34 derajat. Badanmu pasti kaget, ya?]

[Iya, belum lagi perbedaan jam yang cukup jauh. Biasanya tubuh akan terasa sangat lelah dan mesti menyesuaikan diri dulu selama beberapa hari.]

[Caspar baru pulang dari Jerman, sama-sama mengalami perbedaan suhu dan perbedaan jam juga. Apakah dia mengalami kelelahan yang sama?] tanya Finland. Ia seketika menjadi kuatir mengingat Caspar yang tadi pagi terlihat sangat lelah ketika ia tinggalkan.

[Oh, biasanya kalau pindah dari Eropa yang dingin ke Asia yang hangat, tidak perlu waktu lama untuk beraklimasi, cepat menyesuaikan diri, dan tubuh tidak akan terlalu lelah. Yang berat itu kalau sebaliknya, dari Asia yang hangat ke Eropa yang dingin. Tubuh perlu penyesuaian lebih berat dan harus hati-hati juga sama 'winter depression'.]

[Oh, begitu ya?]

[Iya. Jadi selain jam-nya mundur, suhunya menurun, ditambah winter depression, dan apalagi kalau sekalian meninggalkan orang yang disayangi di Asia, banyak orang yang pulang ke sini menjadi depresi...ahahaha...] kata Jean lagi.

Saat itulah Finland baru sadar bahwa Jean mungkin sedang merasa sedih.

[Apakah kau sedih? Apa kau terkena winter depression? Apa kau baik-baik saja?]

Jean lama tidak membalas.

Finland tidak mau mendesak, tetapi ia menjadi benar-benar kuatir atas Jean. Kalau sudah begini ia menjadi iri kepada Caspar yang bisa mengakses informasi di ujung jarinya dan bisa menjadi maha-tahu tentang apa saja yang ingin diketahuinya. Seandainya ia bisa tinggal mengakses informasi dan mengetahui bagaimana keadaan Jean di Paris.

Finland sungguh ingin tahu apakah Jean baik-baik saja atau tidak.

[Call me if you need to talk.]

Telepon aku kalau kau perlu teman bicara.

Selain itu tak ada yang dapat dilakukan Finland. Paris terlalu jauh dari Singapura.

[Aku baik-baik saja, Jangan kuatir. Tadi sedang di taksi dan masuk ke apartemen. Kau jadi ke sini bulan Januari?] akhirnya balasan dari Jean tiba, membuat Finland lega.

[Oh, aku pikir kau kenapa-kenapa. Iya aku akan ke Paris, aku sedang membuat rencana liburan dan minta cuti.]

[Sounds good. Nanti kabari yaaa...]

[Pasti, Jean. Take care!]

[Take care, Finland.]

Finland merasa lega karena ternyata Jean baik-baik saja. Sesaat tadi ia sempat mengira Jean sedang sedih.

***

Semua orang dari Departemen Marketing merasa senang karena bisa makan gratis di Restoran De Lune yang sangat terkenal. Mereka ngobrol sambil makan dan suasana terasa sangat cair. Finland menyukai acara makan bersama ini karena membuat teman-teman kantornya bisa mengenalnya dengan lebih baik dan tidak lagi menyimpan banyak prasangka buruk seperti di saat ia baru masuk kerja.

Bahkan Meilin juga sudah berhenti mengganggunya. Gadis itu belum bersikap baik kepada Finland, tetapi setidaknya sekarang ia tidak lagi mengganggu Finland secara terbuka atau menjelek-jelekkannya kepada staf lain. Mungkin ia tidak ingin menjadi musuh Jean, idolanya, yang ternyata merupakan sahabat Finland.

"Kita merayakan keberhasilan mendapatkan kontrak dengan Atlas Corp, ini bukan akhir dari kerja keras kita ya, ini justru awal dari proyek yang akan lama dan panjang, karena mereka baru masuk ke pasar Asia. Aku mau kalian bekerja sebaik-baiknya agar tidak membuat klien kita kecewa." Tony mengangkat gelas wine-nya memberi tanda untuk bersulang, "Aku mau bersulang untuk kekompakan tim di departemen ini!"

Semua mengangkat gelas dan ikut bersulang dengan riuh.

Setelah acara makan malam selesai mereka semua bersiap-siap untuk pulang. Finland yang terakhir beranjak dari kursinya tiba-tiba dicegat oleh Tony yang sepertinya sengaja menunggunya di depan pintu.

"Finland."

"Eh, ada apa, Bos?" tanya Finland keheranan.

"Berhentilah memanggilku Bos. Kau adik kelasku di universitas," tukas Tony.

"Iya, tapi itu sudah lama sekali. Sekarang kau adalah bosku di kantor," jawab Finland.

"Baiklah, kalau begitu, sebagai bosmu aku memerintahkanmu untuk memanggil namaku saja, jangan pakai embel-embel bos."

Finland mengerutkan keningnya mendengar permintaan Tony, tetapi ia hanya bisa mengangguk. "Baiklah kalau begitu, Bo... eh, Tony."

"Bagus." Tony menatap Finland lama sekali, lalu melanjutkan bicaranya. "Kerjamu sangat bagus. Aku yakin masa depanmu cerah di LTX. Kalau aku dikirim untuk memimpin kantor baru di Amerika atau Eropa, aku mau membawamu serta. Bagaimana pendapatmu? Kau akan mendapat promosi yang pantas."

"Aku baru kerja empat bulan... Sepertinya masih jauh dari itu. Orang lain biasanya perlu bertahun-tahun untuk mendapat promosi dan apalagi sampai dikirim ke luar negeri." Finland balik menatap Tony dengan penuh pertanyaan, "Apakah ada embel-embel di balik ini?"

Tony tertawa pelan mendengar keterusterangan Finland.

"Ahaha, kau masih pencuriga seperti dulu. Untuk urusan kerja, tidak ada embel-embel. Menurutku kau marketing yang sangat bagus, dan kau punya berbagai kemampuan tambahan yang membuatmu versatile dan dapat melakukan peran apa saja yang dibutuhkan. Kau adalah orang yang ingin kubawa kalau aku pindah nanti." Ia mengangguk, "Tetapi di luar urusan kerja, menurutku kau adalah perempuan yang sangat cantik dan menarik, dan aku sudah menyukaimu sejak kita masih kuliah di NTU."

"Oh..." Finland terkesiap mendengar perkataan Tony yang blak-blakan barusan. "Jean sudah bilang. Katanya kau malu karena aku adalah gadis miskin dan tidak mau melanjutkan mengejarku."

Tony mengangkat bahu. "Waktu itu aku masih muda dan mengandalkan uang orang tua. Tapi aku yang sekarang berbeda, aku sudah mapan dan tidak perlu memikirkan apa pendapat orang lain."

"Baiklah..." Finland mengangkat bahu. "Good for you. Tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu. Aku sudah memiliki kekasih."

"Aku tahu Jean bukan kekasihmu. Waktu itu kalian hanya berpura-pura di depan orang Atlas Corp karena kau ingin membuat Noah berhenti menggodamu."

Berarti saat itu Tony juga menyadari bahwa Noah sedang mengganggu Finland ketika mereka makan malam bersama di De Lune, namun ia tidak mengatakan apa pun!?

Ini membuat Finland menjadi agak marah. Seharusnya sebagai bos, ia berharap Tony membelanya waktu itu, tetapi ia membiarkan saja Noah bertindak terlalu jauh dan terus berusaha menggoda Finland dan mengajaknya ke Bali.

"Kalau kau tahu bahwa Noah sedang menggangguku, kenapa kau tidak membantuku?" tanya Finland.

"Itu kan tidak terlalu kentara, Finland. Dia tidak secara terang-terangan melecehkanmu, hanya berusaha menggodamu dan melihat sejauh apa dia bisa bertindak. Aku tidak punya alasan kuat untuk menegurnya." kata Tony dengan nada menyesal, "Kedatangan Jean saat itu adalah cara terbaik untuk membungkamnya..."

"Baiklah kalau menurutmu begitu," kata Finland akhirnya. "Tapi aku tetap tak bisa menerima perasaanmu. Aku sudah memiliki kekasih."

"Aku sudah bilang aku tahu Jean bukan kekasihmu, kalian hanya berpura-pura." kata Tony lagi. Ia tersenyum sambil memegang tangan Finland. "Aku sudah bukan mahasiswa yang dulu yang mengandalkan uang orang tua. Aku sudah mapan, aku akan segera memimpin perusahaanku sendiri di Amerika, dan aku menyukaimu."

Finland melepaskan tangannya dari Tony, "Tolong lepaskan aku. Aku benar-benar sudah punya kekasih. Kau akan bertemu perempuan lain yang mau menjadi kekasihmu."

"Aku akan memperlakukanmu dengan baik, Finland. Aku tulus menyukaimu sejak masih kuliah dulu, Kau tidak akan menemukan pria yang lebih baik dariku." Tony berkeras.

Saat itu ingin rasanya Finland menelepon Caspar dan memintanya datang agar Tony bisa melihat bahwa kekasih Finland memang JAUH LEBIH BAIK daripada dirinya... Ugh...

Tiba-tiba ia melihat Maybach hitam masuk ke area lobi restoran dan Finland segera melambaikan tangannya. Ia tak peduli sekarang bila Tony melihatnya masuk ke dalam mobil mewah itu.

"Aku sudah dijemput. Selamat malam." Sambil berkata demikian ia buru-buru berlari menuju ke mobil, ia segera masuk sebelum Ben sempat keluar dan membukakan pintu untuknya. "Kita langsung pulang, Pak Ben."

"Baiklah, Nyonya."

Tony memandang Maybach hitam itu berlalu dengan perasaan campur aduk. Ia kembali menjadi bingung apakah Finland memang gadis simpanan atau tidak. Jangan-jangan omongan Meilin benar. Kalau Finland memang tidak menjadikan pekerjaannya di LTX sebagai kedok, ia tentu akan senang diberikan kesempatan promosi untuk ke Amerika, apalagi ia tahu bahwa Finland sekarang yatim piatu yang tidak punya siapa-siapa lagi di Indonesia.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.