Devil's Fruit (21+)

Perburuan Kuro dan Shiro



Perburuan Kuro dan Shiro

0Fruit 721: Perburuan Kuro dan Shiro     

Dalam sekejap, Gavin dan Voindra berhasil membasmi 4 vampir. Tim Blanche lainnya pun memuji kecerdasan akting mereka.      

Di tempat lain, Kuro dan Shiro sedang sibuk berdebat tak jelas sambil berjalan.      

"Sudah jelas kau yang tidak paham!" teriak Kuro kesal pada saudara kembarnya.      

"Aku? Kenapa bisa aku yang dibilang tidak paham? Sangat jelas bahwa arah yang sebenarnya mencari Mama itu ke sana! Bukan yang itu!" Shiro tidak kalah berteriak.      

"Heh! Semua orang juga tau, bahwa aku ini yang paling cerdas daripada kamu, putih burik!"      

"Kau pikir hitammu itu keren, huh! Jangan mulai melakukan body shamming! Itu sangat rendahan, tidak bermartabat!"     

"Bisa-bisanya kau menghina wanita terhormat sepertiku!"     

"Kenapa memangnya? Kau tidak terima? Kau yang buta arah, malah ngotot sambil mengejek tubuh. Kau pikir tubuhmu paling indah, heh?"     

"Pokoknya aku yakin Mama di sana! Dan tutup mulut baumu itu, putih jelek! Kenapa? Kenapa kalau aku menghina tubuhmu, heh?"     

"Berarti kau memang tidak terhormat, lupakan apa itu martabat jika melihat dirimu."     

"Kau—"      

"Kalian kenapa bertengkar?" Seorang wanita menyela keduanya. Ia tampak cantik dengan dandanan seksi mengundang, berumur sekitar 30-an.      

"Dia si jelek ini berlagak paling tau di mana Mama!" Kuro mendengus sambil tunjuk Shiro dengan nada sengit.      

"Kalau aku jelek, kau juga jelek, karena kita ini kembar, tolol!" balas Shiro tak kalah sengit.      

Wanita itu terkikik. Dan datang satu lagi wanita lain yang lebih muda. Mereka saling pandang dan menyapa karena kenal.      

"Kalian kembar? Wah, hebat sekali!" Wanita 30-an itu terpana.      

"Saudara kembar? Dan sama-sama cantik dan tampan!" puji yang lebih muda. "Dengar, kalian ini cantik dan tampan, apa kalian tau itu?"     

"Aku cantik, tapi dia buruk rupa dan burik! Euwh!��� Kuro menatap jijik ke Shiro.      

"Apa kau ini tuli, huh? Mereka saja tau kalau aku ini tampan!" Shiro melotot.      

"Hei, hei, daripada kalian bertengkar hanya untuk tau mana yang lebih keren, kenapa tidak ikut kami saja untuk tau siapa yang lebih rupawan. Aku punya teman-teman yang akan menilai dengan sangat baik." Wanita 30-an itu memberi tawaran.      

"Ahh, ya benar! Kita bisa tanyakan teman-teman kami! Mereka paling bisa menilai mana orang yang rupawan dan tidak!" Rekan si 30-an pun terkikik sambil memberi bujukan pada Kuro dan Shiro.      

"Huh! Ya sudah, apa salahnya bertanya ke mereka. Aku yakin aku yang akan dipilih." Kuro mengibaskan rambut kanannya menggunakan tangan secara elegan.      

"Aku tidak mau!" Shiro menolak. "Mama sudah bilang untuk tidak bicara atau pergi dengan orang asing. Apa kau sudah lupa pesan Mama?"     

Kuro memutar matanya dengan bosan. "Bilang saja kau ini takut tidak terpilih sebagai yang paling keren! Duh! Banyak alasan!"     

"Ikut kami sebentar pasti tidak rugi, kok!" Si wanita lebih muda membujuk. "Kami juga punya barang yang menarik, siapa tau kalian tertarik untuk melihat."     

"Barang menarik?!" Mata Kuro pun berbinar. "Ayo! Ayo bawa kami!"     

"Heh! Kau jangan seenaknya ikut orang asing, Kuro tolol!" Shiro berusaha menahan saudara kembarnya.      

"Begitulah kalau orang jele bicara, hu hu hu…" ejek Kuro.      

"Aku tidak jelek!"     

"Kalau begitu kenapa kau takut ikut kakak-kakak cantik ini?"     

"Karena mereka orang asing!"     

"Pengecut."     

"Krrghhh! Oke! Ayo kita buktikan siapa yang lebih menawan!"     

Dan duo hybrid itu pun mengikuti dua wanita yang berjalan di depan. Dua wanita itu terkikik sambil jalan dan mengobrol sendiri.      

Diam-diam, Kuro mengarahkan kaca cermin ke dua wanita itu dan Shiro melirik, ternyata tidak ada refleksi bayangan keduanya. Sudah bisa dipastikan 100 persen, bahwa dua wanita seksi itu adalah vampire.     

Ketika mereka tiba di sebuah bangunan, ada belasan vampire lainnya yang duduk santai sambil mengobrol, masih dengan penampilan manusia mereka.      

"Hei, Junot, kau bawa … teman baru?" Hampir saja dia keceplosan berucap mangsa baru. Ia langsung berdiri untuk menyambut Kuro dan Shiro.      

"Wah, tampan sekali! Dia idamanku sekali!"     

"Yang perempuan juga manis! Dia untukku saja, yah!"     

Para vampire itu saling berebut memilih antara Kuro dan Shiro. Sedangkan duo hybrid terus masuk ke bangunan itu dengan sikap normal.      

"Nah, guys, mereka ini butuh tau siapa yang paling keren di antara mereka ini. Kalian bisa bantu memilih, kan?" tanya si 30-an pada teman-temannya.      

Semua wanita di sana saling bersorak riuh.      

"Biarkan aku mencicip dulu rasa mereka, untuk menentukan siapa paling memuaskan ehh, paling keren! Ha ha ha!" Salah satu vampire yang tampak beringas sudah bergerak maju ke Kuro dan Shiro.      

Kuro dan Shiro berlagak takut, mundur ke belakang beberapa langkah.      

"Jangan takut, sayank… aku akan membuat kalian merasa enak…" Wanita beringas itu melebarkan senyumnya sambil matanya mulai berubah merah dan bersinar. Dia sedang memancarkan teknik hipnotis pada Kuro dan Shiro. Lalu, taringnya mulai muncul, siap ditancapkan pada salah satu dari duo hybrid.      

Sebelum taring itu berhasil merobek leher Kuro, tiba-tiba saja tangan Kuro sudah terjulur dan menembus jantung wanita beringas itu.      

Lolongan jerit kesakitan terdengar dan tak lama ia langsung berubah menjadi kabut darah.      

Semua vampire lainnya terkejut memandang Kuro, sedangkan gadis hybrid itu malah masih menampakkan wajah linglung bagai sedang kena hipnotis. Begitu juga Shiro.      

"Me-mereka sudah kena hipnotis Khansel, kan?"     

"Iya! Lagipula, hipnotisnya Khansel itu paling kuat di antara kita, benar?"     

Mereka saling bertanya-tanya keheranan. Ini terlalu mengejutkan dan aneh. Kenapa Kuro yang sudah dalam pengaruh hipnotis masih bisa bergerak, bahkan membunuh Khansel yang tergolong paling kuat di gerombolan itu?     

"Kalian harusnya tidak bisa bergerak! Kalian dalam pengaruh hipnotis!" teriak salah satu wanita vampire, tidak terima rekannya terbunuh mudah begitu saja.      

"Maaf, sepertinya … hipnotis teman kalian … salah mantra?" Kuro masih menampakkan wajah hipnotisnya. Namun, dia dengan secepat kilat menjadikan rambutnya bagai ular dan menembus jantung belasan vampire wanita itu. "Atau lemah?"     

Sudah tentu mereka lekas berubah menjadi kabut darah karena tindakan bergegas Kuro yang tidak disangka satupun dari mereka.     

"Ka-kau… kau…" Wanita vampire 30-an itu menatap Kuro dengan tatapan benci, mendapati ular rambut Kuro masih menancap di jantungnya, oleh karena itu dia masih bisa bicara.      

"Ya, ya, ya… ini aku." Kuro pun mulai sudahi aktingnya dan tersenyum sambil julurkan lidah nakal ke wanita itu. "Supaya kau tidak mati penasaran, sebenarnya kami sudah sangat banyak membantai bangsamu 4 tahun lalu di Kutub Selatan."     

"T-ternyata kalian… krrhhh… aarghh!" jerit wanita vampire tersebut ketika ular rambut Kuro dicabut empunya, mengakibatkan sosok seksi itu pun berubah menjadi kabut darah dan suasana pun menjadi sunyi.      

"Tsk! Kau tidak menyisakan satupun untukku?" Shiro memandang kesal saudara kembarnya.      

Kuro hanya angkat bahu. "Mungkin karena kau lamban?"      

"Tukang pamer!" rutuk Shiro.     

Krek!     

Ada bunyi lain di atap dekat mereka. Shiro langsung sadar masih ada vampire lain mengintai tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.