Devil's Fruit (21+)

Jatuh Iba



Jatuh Iba

0Fruit 946: Jatuh Iba     

"Deandra? Siapa sih Deandra, ya ampun!" Danang menghentikan dulu video Ivy dan mengetikkan kata Deandra di kolom pencarian Yutub, dan di sana ada banyak video-video lagu Deandra dan sebagian besar itu adalah video resminya.      

Ketika Danang menekan salah satu video Deandra, betapa terpananya dia ketika mendengarkan suara Deandra. "Ini-" Dia mendadak kelu dan lidahnya seolah tiba-tiba memiliki tulang, sangat berat untuk berkata-kata.      

Tidak ingin mempercayai apa yang dia tonton, Danang kembali membuka video musik Deandra lainnya dan ternyata sama saja. Itu adalah suara yang sama persis dengan Ivy.      

Oke, pria itu belum ingin berpikir aneh-aneh apapun mengenai itu dan dia melihat dulu tanggal publish dari video musik Deandra dan milik Ivy. Ternyata lebih lama milik Deandra.      

Danang hempaskan punggungnya ke sandaran kursi sambil menghela napas. Dua tangan bergerak menyisir rambut dia secara gusar. Ada apa ini? Dia bertanya-tanya dalam hatinya.      

Mana bisa dua orang memiliki suara sama?     

Dan ketika dia mencoba mencari-cari portal berita online di Jepang, betapa kagetnya ketika dia membaca salah satu berita yang sedang panas di Jepang. "Suara Emas Deandra Hilang!" Mata Danang membelalak takjub dan nyaris tidak percaya jika dia tidak membaca sendiri berita itu.      

Ia pun mulai menelusuri berita seputar Deandra, dan di berbagai portal berita dikatakan bahwa Deandra, seorang idol muda Jepang yang namanya sedang naik daun selama beberapa tahun terakhir ini, mendadak tidak bisa lagi bernyanyi secara baik dan benar.      

Semenjak Deandra kehilangan kemampuan bernyanyi dia, muncullah Ivy setelah beberapa hari dari hilangnya suara emas Deandra dengan video musik dia di Yutub, dan rupanya itu yang memicu kemurkaan banyak fans dari Deandra.      

'Tapi ... bukankah tidak mungkin jika Ivy dikatakan mencuri suara kepunyaan Deandra? Bitplis, dah! Darimana datangnya teori segila itu? Dasar fans ini, yak! Udah pada gila emang namanya fans buta! Logikanya gak jalan sama sekali, huh!' batin Danang.      

Sekarang, Danang mulai paham apa yang membuat Ivy menjadi sangat frustrasi hingga gadis itu kabur dari rumahnya dan menolak kembali ke Tokyo. Jika dia menempatkan dirinya di posisi Ivy, dia juga mungkin akan kabur seperti Ivy karena tidak kuat menghadapi hujatan dan tuduhan tidak logis banyak orang.      

"Ya ampun, kasian banget Ivy." Danang segera saja menaruh iba pada si gadis vampir.      

Ketika dia sedang merenung mengenai nasib malang Ivy menjadi korban bullying, tidak hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya, Danang menjadi lebih iba, dan dia tersentak kaget saat mendengar suara notifikasi chat di ponselnya.      

Ketika dia melihat layar, itu chat dari Ivy. [Om, aku ingin bertemu Om. Aku malas di sini]      

Membaca apa yang dituliskan Ivy, membuat Danang trenyuh kasihan. Jemari pria itu pun bergerak lincah pada layar sentuh ponselnya dan di sana sudah terketik jawaban untuk Ivy: [Sabar, yah! Om akan main ke rumah kamu besok lusa, karena pamerannya kelar hari besok, nih! Ivy sabar dulu, yah. Tetap semangat, hime-cchi] Danang pun menambahkan stiker bear hug setelah pesannya barusan.      

Pria lajang itu terkekeh sendiri ketika dia menatap balasan dia ke Ivy. Bisa-bisanya dia menuliskan sufiks -cchi ke Ivy. Itu adalah sufiks yang senada dengan sufiks -chan, namun lebih intim dan hanya diberikan ke orang yang jauh lebih akrab ketimbang pakai -chan.     

Sufiks -cchi itu terkesan imut, memanjakan, dan untuk orang yang dianggap menggemaskan.     

Di tempat lain, ada gadis muda yang tersenyum-senyum penuh rona pada pipinya ketika membaca sebuah pesan balasan yang terpampang di layar ponsel dia. "Lusa dia datang, ungh ... hi hi hi!" Ivy terkikik gembira. Ini adalah sesuatu yang langka darinya sejak dia lahir hingga kini. Yaitu, tertawa terkikik apa adanya.      

Sepertinya Ivy benar-benar telah terpukau akan Danang dan mulai mengkultuskan pria itu, menggantikan Jovano. Entah apakah ini patut disyukuri karena dia tidak lagi terobsesi pada sang kakak, atau justru hal yang harusnya terlarang karena perbedaan usia dia yang begitu jauh dengan Danang.     

Oke, setidaknya, bocah ini terhindar dulu dari perasaan cinta tabu semacam incest. Itu lebih penting untuk menghindari hujatan netizen budiman semuanya.      

Ivy rasanya berbunga-bunga setelah dia mengetahui bahwa lusa Danang akan datang untuk dia. Ya, untuk dia, ya kan? Pria itu tidak mungkin datang untuk yang lainnya di mansion, kan? Oke, si gadis vampir ini sudah yakin bahwa si Om Danang ini sungguh bertandang ke mansion khusus untuk dia.      

-0-0-0-0-     

Sama seperti sang adik yang sedang berbunga-bunga karena asmara, Jovano pun demikian. Dia sedang mengalami fase termehek-mehek pada sang kekasih. Di mata dia, Nadin begitu sempurna dan tidak terkalahkan.      

Pagi dia akan berangkat pagi-pagi untuk mengantar Nadin sekolah, dan dia akan pergi ke kampus setelahnya. Siangnya, dia akan lekas menjemput Nadin dari sekolah, lalu disambung kencan malam berduaan.      

Rutinitas Jovano yang kini sering berangkat pagi membuat Andrea terheran-heran. Ketika sang ibu menguntit sang putra, taulah dia apa yang menyebabkan si sulung jadi begitu rajin bangun pagi, tidak seperti biasanya. "Ulalaa ... ternyata udah jadi ojek spesial, yak!" sindir si ibu usai melihat mobil putranya berhenti di depan apartemen Nadin.      

Betapa kagetnya Jovano ketika dia sudah mendapati sang ibu telah duduk di jok belakang dalam kondisi transparan, hanya si sulung yang melihat ibunya. Sempat terkesiap namun Jovano lekas menormalkan sikapnya.      

Nadin tetap saja masuk ke dalam mobil tanpa ada fluktuasi kekagetan apapun karena dia memang tidak melihat keberadaan Andrea yang tidak bisa diketahui dengan mata manusia normal.      

Setelah Nadin diturunkan di depan gerbang sekolahnya dan Jovano mendapatkan kecupan ringan dari si gadis, Andrea langsung saja menyorakinya usai Nadin sudah jauh masuk ke area sekolahnya. "Wuu huu ... cieee ... cieee ... yang lagi jadi sopir ojek."     

Jovano memutar bola matanya. "Mom, please ... jangan berlebihan, seperti tidak pernah muda saja."     

"Masa mudanya Mama beda ma kamu, Jo. Gak ada antar jemput sekolah atau juga kencan malam." Andrea pindah duduk di depan meski masih tidak memperlihatkan wujud fisiknya.      

"Mau aku ceritakan ulang bagaimana masa muda Mom waktu di Hutan Kegelapan?" Jovano tidak mau kalah menggoda.     

Andrea pun melirik dan akhirnya dia berkata, "Dasar anak durhaka, berani-beraninya masih inget-inget hal gituan! Udah, ahh! Pokoknya ... main aman dan cantik kalo pacaran, yah Pangeran Muda ... jangan ampe kenapa-kenapa."     

"Yang boleh kenapa-kenapa cuma Mom, yah? He he he ..." Si pangeran muda terkekeh nakal ketika dia mengatakan itu.      

"Jo!" Andrea mendelik gahar ke anaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.