Devil's Fruit (21+)

Kebiasaan Andrea



Kebiasaan Andrea

0Fruit 702: Kebiasaan Andrea     

Tak lama kemudian, rumah pun kosong, tidak berpenghuni. Semuanya pergi bekerja dengan hal masing-masing.      

Andrea ke kantor properti dia, Dante dan yang lainnya ke Tropiza. Zivena sudah dititipkan pada Kyuna dan yang lain di Alam Cosmo.      

Biasanya, Andrea akan memberikan penghalang atau semacam array pada seluruh mansion agar tidak bisa dimasuki siapapun yang bukan kerabat dekat Andrea.      

Jadi, jika Jovano atau Ivy pulang sendiri di saat kedua orang tua mereka bekerja, keduanya bisa masuk dengan mudah. Ia bersyukur mempelajari ilmu array. Ternyata banyak manfaatnya.      

Kepada orang di kantornya, Andrea mengatakan bahwa Giorge meninggal akibat kecelakaan. Ini agar tidak terlalu menimbulkan tanda tanya atas tidak hadirnya si tuan vampire.     

Terkadang di waktu luang Andrea ketika tidak ada jadwal atau klien, dia mengambil Zivena dari Alam Cosmo untuk dia susui sebentar. Kyuna sudah paham jika tiba-tiba bayi manis dan lucu itu menghilang, tandanya ibunya yang mengambil.      

Atau, kadang juga Andrea yang bertandang ke Cosmo menemui putrinya untuk disusui atau sekedar menengok saja, sekalian dia mengunjungi teman-temannya di Alam Cosmo.      

Kehidupan begitu damai saat ini. Meski Andrea masih terus saja khawatir akan Ivy. Ia sangat berharap putrinya itu tidak berbuat polah apapun.      

Rasanya jika memikirkan Ivy, Andrea ingin sekali menyembunyikan Ivy di suatu tempat rahasia sampai bocah itu berusia 10 tahun, namun pastinya itu sangat menyiksa si bocah, dan tidak berbeda seperti Andrea menyekap anaknya sendiri.     

Tidak, Ivy sudah terlalu menderita disekap dua bulan. Tidak seharusnya dia mengalami hal serupa.      

Maka, Andrea hanya berharap, tahun lekas berganti dan dia akan lebih merasa lega.      

Di Tropiza, Kuro dan Shiro mengerjakan tugas mereka dengan sebaik mungkin. Tingkah ceria Kuro membuat pengunjung tertular keceriaannya. Sedangkan tingkah pendiam dan misterius Shiro sangat menggugah rasa penasaran para gadis muda yang datang ke kafe.      

Bisa dikatakan, Kuro dan Shiro sudah memiliki penggemar masing-masing. Kuro tentu saja menjadi idola para remaja putra, dan Shiro menjadi idola remaja putri.      

Banyak pengunjung Kafe Tropiza Teen yang datang hanya demi bertemu Kuro atau Shiro. Segi marketing menggunakan pramusaji berpenampilan menarik ini memang terbukti berhasil.      

Sedangkan di sebelahnya, Restoran Tropiza Family pun Dante dan Kenzo memiliki fans sendiri-sendiri. Kadang pengunjung menginginkan Dante muncul di hadapan mereka agar mereka bisa berterima kasih atas masakan yang lezat dari si Nephilim.      

Walau sebenarnya itu hanya akal-akalan para wanita muda agar bisa melihat Dante saja.      

Kenzo juga tak kalah memiliki penggemar. Panglima iblis itu bergaya jinak-jinak merpati pada penggemarnya. Ramah, namun susah digapai.      

Mereka berdua memang merupakan daya tarik Restoran Tropiza Family.      

"Oniichan���" panggil salah satu wanita muda pada Kenzo yang lewat untuk mengantarkan makanan pada salah satu meja.      

Kenzo yang merasa dipanggil pun menoleh dan menyahut, "Ya, Nona?"     

"Apakah pramusaji yang berambut perak panjang dan gagah itu tidak bekerja di sini lagi?" tanya wanita itu dengan perasaan berdebar-debar penuh antisipasi.      

Segera saja Kenzo paham bahwa wanita muda berusia sekitar 20 tahun itu memaksudkan Rogard. Rupanya si jiwa pedang itu juga telah mendapatkan penggemarnya sendiri. "Ohh, Ro? Dia hanya datang jika di akhir pekan yang ramai saja, Nona."     

"Ahh, ternyata begitu…" Wanita itu tampak kecewa, tapi juga sekaligus senang karena mengetahui informasi ini. Dalam hatinya, dia akan menyempatkan datang ke Tropiza Family lagi di akhir pekan nanti demi bertemu dengan idolanya.      

Meski sebagian besar pengunjung sudah mengetahui bahwa Dante, Kenzo dan juga Rogard telah memiliki istri dan anak, namun para wanita itu tidak peduli dan tetap menjadikan ketiganya idola mereka.      

Wanita jaman kini memang lebih terbuka dalam berpikir, tetap memuja seseorang meski orang itu telah memiliki keluarga.      

"Toh hanya mengagumi saja, tidak apa, kan?" Begitu alasan kebanyakan para penggemar itu.      

Di akhir pekan, kadang Voindra dan Vargana juga ikut membantu di Tropiza Teen sebagai pramusaji bersama Kuro dan Shiro. Ini juga mengundang banyak pelanggan remaja putra untuk datang.      

Myren dan Ronh tidak melarang kedua putrinya menjadi pramusaji di tempat sang adik. Selama anak-anaknya having fun, maka tidak masalah.     

Tengah hari ini, Andrea memutuskan datang ke Tropiza bersama Zivena yang dia ambil dari Cosmo. Ia duduk di sudut Tropiza Family bersama dengan Myren yang datang membawa batitanya berumur 2 tahun, Vicario.      

"Vivi udah tambah gendut aja, ya ampun, gemesin!" celoteh Andrea sambil mencubit lembut pipi keponakan barunya.     

"Ndre, please deh! Dia ini cowok, Ndre. Enak saja kau panggil Vivi.�� Myren protes sambil wajahnya kesal. Adiknya masih saja bertindak seenaknya kalau memanggil anak-anak mereka.      

"Yah, abisnya… mo dipanggil siapa selain Vivi? Caca? Riri? Yoyo?" Andrea menampilkan wajah tak berdosa sambil memangku Zivena yang aktif melonjak-lonjak berdiri di pangkuan ibunya.      

Myren memutar bola matanya. "Nama dia ini Vicario. Panggil Vic, kek! Vicar, kek! Atau Rio, kek!"      

Putri Cambion malah terkekeh. "Ntar aja deh, kalo gak lupa. Oke, Yoyo?" Ia memainkan dagu gemuk si ponakan.      

Myren menyerah. Sudah berapa kali Andrea begitu? Seenaknya menggunakan panggilan aneh pada anak dia, Revka dan Shelly. Padahal Andrea sendiri tidak pernah memanggil anaknya dengan sebutan Jojo, atau Vivi. Hanya Zivena saja yang dipanggil Zizi olehnya.     

Andrea sungguh egois.      

"Hadeh! Biaya pre-school jaman sekarang gila-gilaan!" Tiba-tiba saja muncul Revka membawa balita dia masuk ke Tropiza Family.      

"Halo, Xaxa…" sapa Andrea ke balita tersebut.      

"Jangan panggil dia Xaxa, Cambion tolol!" bentak Revka, kesal anaknya selalu saja dipanggil dengan sebutan aneh. "Terdengarnya seperti nama bumbu masak negaramu!"      

"Xaxa…" Andrea tidak menggubris protes dari Revka dan menyapa balita perempuan yang sebenarnya bernama Xavea.      

"Vea! Panggil dia Vea, idiot!" Revka belum reda. Sudah kesal dengan biaya pre-school yang melejit, sekarang Andrea menambahi dengan panggilan konyol ke anaknya.      

"Ya udah, pilih, deh! Xaxa? Atau Veve? Eh, itu malah kayak anak gue, dong! Atau Yaya?" Andrea kerjap-kerjapkan mata dengan cepat.      

"Vea! Ve-aaaa!" sembur Revka, gemas ingin meremas muka Andrea yang seolah mengejek.      

"Pfftt!" Myren menahan tawa. "Masih beruntung anakmu cuma dipanggil Xaxa. Lah anak cowok aku, dia panggil jadi Vivi. Coba bayangkan."     

"Yoyo! Sekarang aku ganti jadi Yoyo, Kak…" Andrea meluruskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ya ampun, Ndre.     

Perdebatan sengit hampir meletus jika tidak ditengahi oleh kemunculan Dante. "Halo, ladies. Ingin makan apa?" tawar Dante sambil mengambil Zivena dari Andrea.      

Kuro yang mengetahui ibu angkatnya datang, ia pun melongok ke Tropiza Family. "Mama! Tante! Ayo ke bagian sini saja! Akan aku minta Tante Shelly membuatkan makanan yang enak-enak untuk Dek Zi, Dek Rio dan Dek Vea!"     

Revka terkekeh, "Rasanya anak angkatmu lebih punya otak dibandingkan kau, Cambion burik. Dia bisa lebih cerdas mengetahui panggilan anak-anak aku dan Kak Myren."     

Sindiran itu tidak mempan bagi Andrea. Si Cambion malah bangkit dari duduknya, dan berkata, "Yuk, Xaxa… Yoyo… kita pindah ke sebelah, yuk!"     

"Vea!" protes Revka.     

"Rio!" protes Myren.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.