Devil's Fruit (21+)

Penyerbuan ke Desa Siluman Serigala Bulan



Penyerbuan ke Desa Siluman Serigala Bulan

0Fruit 211: Penyerbuan ke Desa Siluman Serigala Bulan     

Komandan Siluman Serigala Bulan tidak sempat bersiaga secara cepat karena dia tidak mengira akan diserbu oleh bola api merah membara yang langsung menghanguskan bulunya. Dia segera berteriak panik sambil berusaha memadamkan api yang bergerak liar menjilat-jilat bulu-bulu kasar dia.      

Sang Komandan Siluman Serigala Bulan adalah seorang werewolf tinggi besar yang terlihat kuat dan menakutkan. Tapi Andrea sudah tidak gentar lagi akan itu. Dia ingin lekas menyelesaikan misi dia hari ini agar hatinya tentram tidak memiliki hutang apapun pada anggota kelompoknya.      

Kepanikan Komandan Siluman Serigala Bulan mengakibatkan suasana seketika heboh dan kacau balau. Para Siluman Serigala Bulan sama-sama terkejutnya ketika dari balik semak tinggi, sudah bermunculan beberapa orang dan juga hewan besar.      

Desa seketika dalam kondisi hiruk pikuk akan serbuan tiba-tiba dari anggota kelompok Andrea. Masing-masing anggota Andrea mulai mengeluarkan kemampuan mereka. Bahkan Dante sudah bisa memadatkan energi petir dia ke dalam sebuah bentuk pedang besar meski itu bukan bentuk fisik. Namun, tentu saja siapapun tidak boleh meremehkan pedang petir Dante yang baru ini.     

Rogard lebih memilik bertarung menggunakan cambuk petir setebal lengan orang dewasa. Bisa dibayangkan betapa sakitnya jika dihantam cambuk energi petir dari Rogard.      

Kuro dan Shiro mulai berubah ke ukuran asli mereka, sebesar ular Anakonda dewasa. Mereka memporak porandakan beberapa rumah jerami di dekat mereka.      

Kyuna sudah berubah menjadi bentuk humanoid dan tak lupa kesembilan ekornya telah ia keluarkan dan meliuk-liuk ganas, siap memberikan marabahaya bagi para musuhnya.      

"Jadi itu kau! Dasar rubah jalang!" teriak salah satu petinggi Siluman Serigala Bulan yang menyadari kehadiran Kyuna.      

"Bersiaplah untuk menerima amarahku!" teriak Kyuna sambil mulai menyerang.     

Sabrina meraung sembari meloncat lincah dan memuntahkan api dari moncongnya ke beberapa Siluman Serigala Bulan yang belum bisa bertransformasi. Noir ada di dekatnya untuk membantu menghanguskan banyak Siluman Serigala Bulan terdekat.     

Gazum mengibaskan sayap besarnya yang berisi elemen angin dan membentuk angin itu bagaikan kibasan pisau ketika menyentuh tubuh para Siluman Serigala Bulan yang mengakibatkan mereka menjerit-jerit kesakitan.     

Sedangkan Andrea, dia menyibukkan diri dengan Busur Sparrow dia yang terus menembakkan banyak panah Cero, membuat belasan Siluman Serigala Bulan tingkat rendah dan menengah bergelimpangan dengan tubuh gosong.      

Raja Siluman Serigala Bulan melotot marah melihat desanya diserbu secara tiba-tiba. Dan akhirnya dia menyadari siapa biang dari penyerbuan ini. "Rubah pelacur!" Raja itu segera melolong marah dan maju ke Kyuna.     

Kyuna yang sedang mencekik beberapa Siluman Serigala Bulan menggunakan kesembilan ekornya pun menoleh karena auman marah si Raja Siluman Serigala Bulan yang lekas mendekatinya.     

"Hyaaakhh!" Setelah Kyuna mencekik para Siluman Serigala Bulan di ekor-ekornya, ia melemparkan mayat-mayat Siluman Serigala Bulan itu ke Raja Serigala yang berlari kesetanan ke arahnya.      

Brukk! Bruukk!     

Raja Siluman Serigala Bulan menepis semua mayat yang dilemparkan ke arahnya tanpa memalingkan pandangan sedikitpun dari Kyuna. Sang Raja adalah sosok werewolf terbesar di sana. Ia murka atas desanya dibuat porak-poranda oleh sekelompok manusia dan hewan di bawah perintah Kyuna. Dia mengira ini adalah skema dari Kyuna.      

Ctaass!     

Craasss!     

Ekor-ekor liar Kyuna bergerak memukul Raja Siluman Serigala Bulan dari berbagai arah. Wajah Kyuna menampakkan kebencian teramat sangat pada sang Raja Siluman Serigala Bulan yanng telah membantai klan dia.     

"Jangan kau pikir bisa mengacau di sini lagi, pelacur murahan!" seru Raja Siluman Serigala Bulan penuh amarah sambil kibaskan cakar besar dia ke ekor-ekor Kyuna yang hendak memukulnya.      

"Huh! Jangan kira kau adalah makhluk suci yang tidak pernah membuat tanganmu berlumur darah! Kau sudah membasmi klanku! Dan kini kau harus melihat klanmu dibasmi!" teriak Kyuna tak mau kalah.      

Kesembilan ekor Kyuna makin meliuk ganas menyerang Raja Siluman Serigala Bulan.      

Andrea tau dia harus melindungi Kyuna yang masih terfokus melawan Raja Siluman Serigala Bulan. Oleh karena itu, Andrea terus menjaga sekeliling Kyuna agar tidak ada satupun Siluman Serigala Bulan yang bisa menyerang Kyuna secara diam-diam.      

Dante terbang ke ketinggian yang cukup dengan ekspresi tenang di wajah tampannya sebelum dia dengan santai menggunakan pedang energi petir ungu di tangannya untuk menghalangi beberapa Siluman Serigala Bulan  yang ingin mengepung Andrea.      

Andrea melirik ke Dante sambil tersenyum seolah mengucapkan terima kasih atas penjagaan sang Nephilim. Dante melihat senyum sekilas Andrea, hatinya terasa hangat dan tentram. Tapi dia tidak boleh berlama-lama terhanyut karena mereka masih dalam medan peperangan saat ini.      

"Enyah!" Tiba-tiba Dante meraung keras ketika melihat banyak Siluman Serigala Bulan tingkat rendah ingin menghampiri Andrea sambil mengacungkan cakar-cakar berbahaya mereka. Pedang energi petir ungu di tangannya meledakkan kekuatan besar sebelum akhirnya menyapu dan menyelimuti para Siluman Serigala Bulan sepenuhnya bagaikan menghancurkan dedaunan kering saja.       

Kyuna masih terus melawan Raja Siluman Serigala Bulan secara one on one. Raja jahat itu masih punya banyak hutang darah pada Kyuna. Darah penduduk desa klan siluman rubah. "Di mana Tuan Putri Kyuri?!" tanya Kyuna sambil tak henti memukulkan ekor-ekornya pada tubuh Raja Siluman Serigala Bulan.     

Raja Siluman Serigala Bulan terkekeh jahat dengan raut mengejek Kyuna. "Oh, kau memaksudkan rubah jalang berbulu emas itu?"     

"Cepat katakan di mana dia!" Kyuna kesal karena daritadi serangan ekornya masih belum bisa membuat Raja Siluman Serigala Bulan terluka. Tak disangka, pertahanan diri sang Raja sangat kuat meski sudah dipukul ekor-ekor Kyuna.      

"Kalau jalang itu yang kau maksud, rasanya aku sudah membuangnya setelah bersenang-senang sebentar dengannya. Yah, kuakui dia memang memuaskan. Dan ... kau bisa bertanya ke anggota-anggota klanku apakah mereka sudah selesai bersenang-senang dengan si jalang berbulu emas itu? Hahaha!" Raja Siluman Serigala Bulan terbahak tanpa malu.     

Mata Kyuna mendadak merah dan perih. Hatinya merintih ingin meraung sejadi-jadinya. Ternyata Putri Klan Siluman Rubah dia sudah dihinakan terlalu dalam oleh para Siluman Serigala Bulan bejat.      

Ucapan Raja Siluman Serigala Bulan bagai menambahkan bensin ke api amarah Kyuna, bagai mengoleskan garam ke luka Kyuna. "Kalian semua harus bersujud dan menjadi budak Putri Kyuri di alam bawah! Gyaaakkhh!" Serangan Kyuna makin menggila.      

Tepp!     

Salah satu ekor Kyuna berhasil ditangkap oleh tangan besar Raja Siluman Serigala Bulan dan segera menyeret Kyuna. Sang siluman rubah kehilangan kontrol dirinya akibat murka, dan Raja Siluman Serigala Bulan memahami kelemahan seperti itu. Bertarung itu harus fokus dan jangan terlalu memenuhi benak dengan emosi atau akan buyar semua konsentrasi.      

"Arrghh!" Kyuna sudah dicengkeram oleh Raja Siluman Serigala Bulan di lehernya yang putih mulus.      

"Harusnya aku menahanmu saat terakhir kali kau menyerang ke sini sendirian waktu itu, heheh, kulihat kau tidak buruk juga... setidaknya kau bisa mengisi waktu bosanku." Raja Siluman Serigala Bulan menyeringai sambil dekatkan wajahnya ke Kyuna yang dicekik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.