Devil's Fruit (21+)

Terikat Kontrak Hidup Denganmu



Terikat Kontrak Hidup Denganmu

0Fruit 141: Terikat Kontrak Hidup Denganmu     

Andrea menguap lebar ketika berjalan keluar dari kamarnya pagi hari ini. Dengan hanya memakai daster tidur dari bulu Beast, ia melangkah menghampiri ruang tamu untuk melihat kondisi macan cantik.     

Mata Andrea membola cerah ketika melihat Macan Sabertooth sudah bisa duduk sendiri. "Wuaahh! Akhirnya kamu udah mulai pulih tenaga kamu!"     

Andrea sudah akan memeluk gembira macan itu jika tidak dicegah Dante yang memeluk pinggangnya, tepat sebelum Andrea mengambur senang ke Macan Sabertooth.     

"Apa kau lupa dia itu Beast? Kau ingin dicabik-cabik, heh?" Dante mendelik ganas ke Andrea bagai raja iblis.     

"Aduduh, Dan... jangan negatif thinking gitu ke dia, dong. Aku percaya dia gak bakal sejahat itu ke aku." Andrea menoleh ke Dante yang ada di belakangnya sedang memeluk pinggang ramping dia.     

"Tidak ada jaminan untuk itu!" desis Dante masih galak. "Ingat, kau mati, aku juga akan mati! Aku tak mau meti konyol karena kau!"     

"Aku takkan membunuh dia." Tiba-tiba ada suara di kepala Dante.     

Pria itu sipitkan mata, heran dari manakah asal suara baru saja? Pandangannya lekas tertuju ke Macan Sabertooth. "Kau?"     

Andrea menoleh ke Dante dan Macan Sabertooth, bergantian menatap keduanya, sementara dia masih dalam rengkuhan Dante. Mungkin tidak sadar, atau karena nyaman? Hanya Andrea yang tau.     

"Ya, aku yang bicara padamu." Macan itu tiba-tiba meraung rendah tanpa ada suara mengancam. Hanya geraman lirih.     

"Kalian... kalian lagi ngobrol, yah?" Andrea tatap keduanya satu demi satu seraya telunjuknya ikut diarahkan ke dua makhluk beda ras beda kromosom. "Kayaknya iya, deh. Ya, kan?"     

"Ya." Dante pun menyahut. Sekarang dia yakin bahwa suara tadi memang milik Macan Sabertooth. Cuma, yang dia heran, kenapa sekarang dia bisa mengetahui ucapan hewan? Apakah karena dia sudah sering menyatu dengan Andrea? Meski di dalam mimpi?     

Dante menepis asumsi gila itu.     

"Kenapa kau tidak akan membunuh Andrea? Apa kau tidak benci bocah bodoh ini?" Dante belum puas dan mencoba mencari jawaban dari si macan.     

"Hei! Kok jadi menghina ke aku, sih? Dante, isshh~ sebel, ah!" Andrea merajuk dan mencubiti punggung tangan Dante tanpa keberatan pinggangnya masih saja dibelit satu lengan Dante.     

"Karena kami terikat kontrak."     

"Kontrak?!" Dante dan Andrea berucap bersama-sama bagaikan paduan suara yang kompak.     

"Ya. Gadis yang kau sebut bocah bodoh itu sudah memberikan darahnya padaku. Itu sama artinya aku dan dia sudah terikat kontrak." Macan Sabertooth menjelaskan.     

Dante dan Andrea sama-sama bingung. Kenapa memberikan darah bisa membuat dua makhluk terikat akan kontrak? Itu sistem dari mana?     

"Rogard..." panggil Dante dengan suara rendah.     

Tak berapa lama, muncullah sosok tegap tampan dan berambut ungu panjang tanpa kehilangan maskulinitasnya, keluar dari tubuh Dante.     

"Ya, Tuan."     

"Bisa jelaskan ini tadi?"     

Rogard tampak terdiam dan kikuk. "Ini... mmh..."     

"Rogard..." Nada Dante kian rendah menandakan dia mulai serius ingin ditanggapi dengan segera dan jelas.     

"Tuan, Nona, saya minta maaf. Ini memang... saya sengaja."     

"Sengaja?" Andrea dan Dante kembali kompak berseru.     

"Ya, Tuan, Nona, saya sengaja menyarankan Nona Andrea memberikan darahnya ke Macan Sabertooth. Itu... memang agar terbentuk kontrak antara mereka." Rogard terpaksa membeberkan skema yang dia miliki.     

"Kenapa begitu?" Andrea ingin tau.     

"Supaya sesuai dengan keinginan Nona Andrea, bahwa Nona ingin memiliki peliharaan seperti dia, Macan Sabertooth, apalagi kalian satu elemen."     

"Rogard, apakah kontrak ini... bisa dibatalkan?"     

"Tidak bisa, Tuan. Itu... kontrak hidup. Jika Nona Andrea mati, macan itu juga mati, tapi jika macan yang mati, Nona Andrea masih bisa hidup."     

Andrea mengerang. "Duh, Rogard... aku udah gak berencana untuk mengikat macan ini lagi untuk keegoisanku. Aku udah janji untuk melepas dia kalo dia dah sembuh en gak mau tinggal di sini."     

"Maaf, Nona, saya hanya ingin membalas kebaikan Nona selama ini pada saya yang menyediakan inti kristal petir dan juga hewan buruan untuk energi saya." Rogard membungkuk penuh hormat dan penyesalan.     

Andrea mendesah lirih.     

Dante menatap gadis yang masih dia peluk. "Sudahlah, ini sudah terlanjur. Toh Rogard juga maksudnya baik."     

"Benar, Nona. Karena dengan memberikan darah Nona ke macan itu, selain menciptakan ikatan kontrak di antara kalian, itu juga bisa mempercepat perbaikan inti energi elemen dia," imbuh sang jiwa pedang.      

Andrea menoleh ke Macan Sabertooth yang diam sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka bertiga. "Bagaimana? Apakah kau keberatan."     

Macan Sabertooth palingkan pandangan dari Andrea. "Kita lihat saja nanti."     

"Jangan bertingkah keras kepala kalau kau sendiri mendapatkan keuntungan dari Andrea," tukas Dante agak kesal melihat gaya jual mahal si macan.     

Andrea menyodok perut Dante menggunakan sikunya. "Dante, aiihh~ jangan kasar gitu dong ngomongnya, ih!"     

"Tapi dia—"     

"Ssshh..." Andrea tempelkan jarinya ke bibir Dante. Ia tersenyum lembut. "Jalani aja dengan perlahan. Beri Macan Sabertooth waktu untuk percaya dan membangun ikatan kedekatan denganku." Ia membisik ke Dante dengan wajah penuh damai.     

Jika ini di alam mimpi, Dante takkan ragu untuk melumat bibir di depannya sampai puas.     

"Rogard, tadi kau katakan bahwa ini kontrak hidup. Aku hidup dia hidup, tapi dia mati, aku masih bisa hidup. Benar?" Andrea ingin memastikan lagi.     

"Benar, Nona."     

"Bukannya ini rada egois yah buat pihak aku? Gak adil buat dia."     

"Karena yang memberikan darah adalah Nona, maka yang berperan sebagai pemegang kendali adalah Nona. Begitu aturannya." Rogard menjelaskan.     

Sekali lagi Andrea mendesah. Ia makin merasa tak enak dengan sang Macan Sabertooth. "Rogard, apa aku... harus terus memberikan darahku ke dia? Misalkan... rutin?"     

Rogard menggeleng. "Tidak perlu, Nona. Pemberian darah hanya cukup sekali saja untuk membuat kontrak, kecuali keadaan gawat darurat di mana Macan Sabertooth dalam keadaan sekarat dan membutuhkan darah Nona untuk bertahan hidup."     

"Lalu, untuk sumber daya makanan macan ini, apakah cukup hanya daging mentah seperti yang biasa aku sediakan beberapa hari ini?"     

"Menurut pengetahuan saya, itu sudah cukup, Nona. Kecuali jika Nona hendak meningkatkan kekuatan dia, Nona bisa memberikan dia daging makhluk berelemen api untuk dia."     

"Benarkah itu?"     

"Ini pengetahuan yang saya tau dari waktu ke waktu." Rogard berkata penuh hormat ke Andrea, lalu dia menoleh ke Macan Sabertooth. "Benar demikian, bukankah begitu, Macan Sabertooth?"     

Macan Sabertooth berikan dengusan pendek sebelum menjawab tanpa memandang mereka. "Anggap saja demikian."     

"Termasuk energi elemen apiku? Boleh juga sebagai makanan dia, kan?" Andrea jadi gemas dengan sikap macan yang jinak-jinak merpati, meski dia adalah macan.     

"Ya, boleh Nona. Tapi itu tentu akan menguras tenaga Nona." Rogard seperti memperingatkan Andrea.     

"Hm, asalkan itu bisa membuat dia makin kuat, aku tak keberatan." Andrea mulai berbinar menatap si macan yang masih enggan menatap dia. "Aku akan membuatmu terus dan terus kuat!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.