Devil's Fruit (21+)

Love Me Like I Do (21+)



Love Me Like I Do (21+)

0Fruit 137: Love Me Like I Do (21+)     

Sepagian ini—di alam mimpi—, Dante menggauli Andrea beberapa kali. Ejakulasinya yang pertama ia dapatkan pada posisi doggy-style berdiri.     

Setelah itu, ia tetap memposisikan Andrea membelakangi dia, meraih tubuh sang Cambion untuk berdiri sejajar dengannya agar dia bebas meremas-remas payudara Andrea sembari dia mulai menegangkan penisnya kembali.     

Kemudian, tak berapa lama, batang arogan Tuan Nephilim kembali memacu liang hangat Andrea sambil mereka melakukan Standing Doggy-Style.     

Dua lengan kecil Andrea dipenjara oleh satu lengan kuat Dante, dijepit ke belakang oleh siku Dante, sedangkan tangan lain pria itu memeluk dada Andrea sembari meremas bongkahan montok itu. Penis terus dipacu kuat-kuat sehingga menghasilkan erangan masing-masing yang saling berkejaran.     

Belasan menit kemudian, Dante memberikan cairan pekatnya untuk diteguk rahim Andrea menjadi energi bagi sang Cambion.     

Dante melepaskan Andrea, berikut juga mencabut penisnya. Namun, Andrea tidak bisa bebas begitu saja. Ia dihadapkan ke Dante untuk dicumbu sebentar sebelum Tuan Nephilim mendorong bahu Andrea ke bawah sehingga gadis itu mau tak mau berlutut di depan penis Dante.     

Menit berikutnya, penis Dante yang akan layu sudah dijejalkan ke mulut Andrea yang segera bergegas mengulum dan menstimulasi penis itu menggunakan mulut dan lidahnya.     

Dua tangan Dante mencengkeram kepala Andrea, menggerak-gerakkan kepala mungil si gadis bagai pria itu sedang menyetubuhi mulut Andrea.     

"Orrghh... terus, Andrea... oorkkhh... ini enak. Kau memang kian terlatih dengan mulut binalmu itu, Succubus!" Tatapan lekat Dante terus pada wajah pasrah Andrea yang mulutnya terus patuh mengocok penis.     

"Mmghh! Mmgghhh! Ermghh!" Andrea tak bisa menjawab apa-apa atas tuduhan Dante. Mata sayunya sesekali melihat ke atas dan bertemu pandang dengan Dante. Wajahnya sudah memerah dan terkadang liurnya keluar dari mulut karena Dante terlalu beringas menyodokkan penisnya.     

Begitu penis itu sudah dikembalikan pada kondisi perkasanya, Dante menarik kembali pusaka berharganya dari mulut Andrea dan memberdirikan gadis yang sudah mulai lemas itu.     

"Jangan buru-buru loyo, Andrea. Kau masih ingin cairanku, kan? Bersemangatlah!" Dante kembali membalikkan tubuh Andrea hingga Andrea memunggungi Tuan Nephilim dan kedua tangannya bertumpu pada tepi meja makan.     

"Aaangghh!" Andrea melenguh keras saat penis arogan Dante lagi-lagi menyumpal liang sempit dia. Liang itu segera memeluk erat penis Dante penuh keintiman.     

"Orrghh... sialan, Andrea... lubangmu begitu sempit meski aku sudah memasukimu berulang-ulang!" Dante menatap lekat penisnya yang sudah lenyap ditelan vagina Andrea dan hanya menyisakan pangkalnya saja yang ditumbuhi rambut-rambut kasar berwarna gelap.     

Dante, kau juga harus rajin bercukur di area itu seperti halnya yang dilakukan Andrea.     

"Aaanghh~ Dante~" Andrea menoleh sedikit ke belakang. Wajah sayunya begitu cantik, apalagi dihiasi oleh rona merah muda yang terlihat jelas pada pipi putihnya.     

"Orrkkhh... Andrea~ kau benar-benar Succubus sialan! Mrrrghh~ lubangmu—mencekik batangku! Mrrghh!" rutuk Dante berlagak kesal. Padahal dia sangat menikmati ketatnya vagina sang Cambion. Gemas, ia meremas kuat-kuat bokong Andrea yang terpampang jelas di depannya. Putih mulus berhiaskan tali Garter Belt ungu matang dengan stoking warna senada yang pangkalnya berenda.     

Visual indah seperti itu sangat menggairahkan mata pria seperti Dante. Ditambah alunan suara Andrea yang terus menerus mengucapkan mantra terlarang.     

"Dante! Dante! Anghh~ Dante! Angh! Danteee~"Mantra ini begitu terlarang karena akan memicu kegilaan pemilik nama tersebut.     

Benar saja, Dante kian beringas menghentak-hentak tubuh pasrah Andrea sekuat mungkin, dan secepat yang dia mampu.     

Selanjutnya, Dante mengangkat satu kaki Andrea untuk ia taruh di atas meja. Lutut Andrea pasrah menempel pada meja meski tubuhnya tetap setengah tegak bertumpu pada satu siku di meja. Gadis itu bisa menatap Dante yang memandangi Andrea penuh hasrat.     

Dengan posisi demikian, Dante juga bisa mengamati pergerakan penisnya yang keluar masuk di vagina Andrea.     

Tak lama kemudian, Dante menyemburkan peluru cairnya untuk dihisap rahim Andrea seluruhnya tanpa menyisakan satu tetespun yang lolos keluar dari lubang tersebut.     

Andrea harus melakukan blow job lagi setelah itu agar penis Dante kembali pada kondisi primanya. Gadis itu merunduk tanpa menekuk lututnya dan sibuk mengulum penis Tuan Nephilim. Dante menahan napas sejenak melihat tubuh indah Andrea pada posisi demikian.     

Tangan Dante terulur hanya untuk menjangkau bokong Andrea dan meremas sekadarnya demi memuaskan sang tangan.     

Setelah penis itu kembali tegak arogan menantang grativitas, Dante menggendong Andrea, memegangi kedua bokong Andrea sambil ia memompa vagina Andrea. Gadis itu memeluk leher sang pria yang bekerja keras menghentak-hentak tubuh Andrea.     

Gadis Cambion terpekik-pekik kecil seiring dengan sentakan yang diterima liang intimnya.     

Dante terus menggempur lubang hangat Andrea tanpa jeda disertai suara geraman dalam, menandakan dia merasakan birahi yang melonjak tinggi. Tak sampai lima belas menit, pusaka Dante sudah menghadiahkan isinya pada Andrea.     

Dante tetap membopong Andrea, keduanya saling melumat bibir satu sama lain, memagut penuh aroma intim dan sayang.     

"Andrea, berjanjilah..." Dante menghentikan cumbuannya dan menatap serius gadis dalam gendongannya.     

"Hm?" Andrea menyisir helai-helai kelam di kepala Dante menggunakan jari-jarinya. Matanya menatap mata dan bibir Dante secara bergantian.     

"Berjanjilah kau hanya seperti ini padaku saja, entah itu di alam mimpi, atau di alam nyata." Dante menyuarakan kejujurannya. Rasanya ia lebih bisa mengungkapkan isi hatinya apabila di alam mimpi dibandingkan ketika dia terbangun.     

Sudut-sudut mulut Andrea tertarik ke atas. Ia tersenyum tanpa menampakkan giginya. Ia tatap Dante beberapa saat sambil terus pandangi wajah Tuan Nephilim. "Aku tidak tau apa yang nantinya akan terjadi, Dan..."     

Kening Dante berkerut tak suka akan jawaban Andrea. "Apa kau berencana untuk melakukan ini dengan orang lain?!"     

"Bukan gitu, Dan~" Andrea mengelus lembut pipi Dante. "Kan kita nggak tau bagaimana nasib kita nantinya. Aku sih penginnya hanya begini pada satu pria aja..."     

"Ya sudah, taati niatmu itu!" desak Dante tegas.     

"Uhuhuu~ Dante manis juga kalo lagi posesif... Aku jadi berdebar-debar, nih..." Andrea malah meledek menggoda pria yang masih menggendongnya.     

"Kau—hrrmhh!" Dante menggeram kesal.     

Pria itupun membawa Andrea ke meja makan dan meletakkan pantat gadis Cambion itu di atas meja. Setelahnya, ia menyetubuhi Andrea yang duduk mengangkang di atas meja.     

"Angh! Hangh! Dante! Angh!" jerit-jerit kecil Andrea menguasai ruang. Satu lengan si gadis memeluk tengkuk Dante sambil mengamati bagaimana vaginanya dipompa oleh penis besar yang sudah tegang kembali.     

Dante hanya berikan tatapan tegas sembari kerutkan kening. Dia masih kesal akan jawaban Andrea tadi.     

"Dante! Pelan! Angh! Pelan! Oughh!" Andrea lepaskan belitan lengan pada leher Dante dan gunakan dua sikunya untuk bertumpu di atas meja. Sesekali ia melemparkan kepalanya ke belakang karena aksi Dante terlalu intens dan beringas melebihi sebelumnya.     

"Berjanjilah dulu, Andrea! Rgghh! Hrghh! AYO!" perintah Dante menginginkan kepatuhan Andrea.     

"Angh! Akh! Agh! Dante! Iya! Iyaaa! Argh!" Andrea terlonjak-lonjak kuat dikarenakan sodokan keras penis sang pria yang ganas menggempur lubang intimnya.     

"Iya apa?! Yang jelas, Andrea!"     

"Argh! Iya! Argh! Iya enggak—argh! Enggak gini—arrghh! Ma orang la—arrgh! Ma orang lain—arkhh! Dante, pelan!" jerit Andrea kewalahan atas kebuasan permainan kejam sang Nephilim.     

Setelah mendengar ucapan Andrea, Dante mulai mengendur dan perlambat tempo pompaan penis dia. Ia kini bergerak lembut penuh kasih sayang.     

Andrea menghela napas lega. Keduanya saling berciuman sambil Dante intens memasuk-keluarkan penisnya tanpa tergesa-gesa.     

Hati Dante merasa lega. Meski dia juga was-was karena Andrea terlalu cantik dan memikat siapapun yang melihatnya. Ia kuatir dan penuh antisipasi.     

"Aku percepat, yah sayank..." bisik Dante meminta ijin di telinga Andrea.     

Gadis itu mengangguk seraya menjawab, "Hu-um..."     

Menit berikutnya, Dante benar-benar mewujudkan ucapannya. Sedangkan Andrea sudah merebahkan punggungnya ke meja untuk menikmati sentakan agresif penis sang pria, lelakinya yang diam-diam dia akui dalam hatinya.     

Erangan kedua makhluk berbeda ras itupun memenuhi ruangan, saling bersahutan seraya terus menggulirkan mantra indah berupa nama masing-masing satu sama lain, menambah gairah mereka yang terus meletup untuk mencapai sebuah puncak pelepasan.     

Dante tidak memaksa Andrea harus orgasme, oleh karena itu, ia terus memacu miliknya tanpa menunggu Andrea meski gadis itu jelas-jelas sangat menikmati desakan penisnya pada vagina ketat tersebut.     

Disertai geraman panjang Tuan Nephilim, cairan putih pekat pun mencuat lolos dari batang pusaka untuk dihisap oleh Nona Cambion.     

Dante membisikkan sesuatu selepasnya, "Aku mencintaimu, jadilah milikku dan cintai aku sepenuhnya, Andrea."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.