Devil's Fruit (21+)

Kancut Warna-Warni



Kancut Warna-Warni

0Fruit 127: Kancut Warna-Warni     

=[[ Author POV ]]=     

"Dan~ yuk sarapan...!" panggil Andrea dari ruang makan sekaligus menjadi ruang mengobrol utama di pondok itu. Pondok memang bukan jenis rumah besar nan mewah. Itu hanyalah rumah kecil dari kayu bermutu tinggi dan pembagian ruang yang sederhana. Dua kamar tidur lengkap dengan kamar mandi di dalam, ruang makan, dan ruang depan.     

"Errnggh~" Terdengar erangan tertahan dari kamar Tuan Nephilim. Dia nyaris merangkak total dari tempat tidurnya untuk mencapai ruang makan pondok.     

Andrea yang melihat itu, lekas membantu Dante berdiri dan mendudukkan di kursi. "Ya ampun, Dante... ampe segitunya, hihi..."     

"Ulah siapa ini, heh?!" sengit Dante sambil layangkan tatapan kesal ke Andrea.     

"Ahaha... sori, sori..." Andrea tertawa inosens sambil kibas-kibaskan satu tangan di depan wajah. "Tenang saja, aku pasti bertanggung jawab."     

"Huh!" dengus Dante sambil membuang pandangan ke arah lain. Dia merutuki kelakuan binal Andrea tadi malam di mimpi yang menyebabkan dia nyaris merangkak dari kasur hingga ruang makan pagi ini.     

Plukk!     

Nona Cambion menaruh sepiring pangsit dan semangkuk sup daging. "Pertanggung-jawabanku." Dia meringis. "Itu pangsit isi daging beruang, dan sup dagingnya dari daging harimau. Semuanya sangat berefek untuk mengembalikan vitalitas. Apalagi itu daging dari hewan elemen, lebih dahsyat manfaatnya dari hewan buas biasa."     

"Ya, ya, ya!" balas Dante malas sambil mengambil sendok dan garpu, siap untuk menyantap semua yang sudah disajikan di hadapannya.     

"Itu pangsit gorengnya bisa kamu cemplungin ke kuah sop-nya. Pasti enak." Andrea menambahkan.     

"Iya, iya, diam saja, tak usah jadi istri bawel!" rutuk Dante sambil melakukan yang disarankan Andrea. Detik berikutnya, dia sendiri yang kikuk karena ucapannya baru saja ke Andrea.     

Puk, puk, puk!     

Andrea menepuk-nepuk kepala Dante yang sedang makan. "Jadilah suami yang baik di sini, yah! Istri ini akan keluar untuk bekerja demi kita."     

Dante hampir saja tersedak kuah sop hanya karena ucapan balasan Andrea padanya. Gadis ini enteng sekali mengatakan demikian? Eh, bukankah Dante juga enteng berucap yang sebelumnya?     

Tuan Nephilim hanya memberikan dengusan singkat untuk menjawab Andrea yang sudah mencapai pintu utama pondok.     

Gadis Cambion lekas keluar dari alam Cosmo untuk mulai berburu binatang elemen lainnya. Ia berjalan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Gulungan Kuno. Ia tidak berani menentukan arah, karena kompas yang ia bawa tidak berfungsi sama sekali di alam ciptaan Pangeran Incubus Djanh.     

"Hm... ini udah masuk bulan kelima kayaknya kalo tanggalan di pondok benar." Dia bergumam sambil berjalan. Di pondok memang ada tanggalan yang tertempel di dinding. Ia yakin kalender tersebut menunjukkan tanggal yang sama dengan yang ada di dunia luar sana. Dan dia sudah menghitung.     

Empat bulan sudah berlalu. Sekarang mereka memasuki bulan kelima.     

Andrea terus berjalan sambil dia tetap waspada. Dari tenaga Sniffer dia, terdeteksi aura binatang elemen. "Hm... ada segerombol babi sepertinya. Mereka berelemen... air? Huft, untung aja aku sekarang punya elemen bumi, jadi gak majablah kalo gelut ma mereka."     

Tenaga Sniffer Andrea mulai memasuki level baru. Selain mulai bisa mendeteksi aura dan bentuk hewannya meski secara siluet, dia juga bisa mendeteksi kekuatan calon lawannya.     

Andrea yakin dia bisa mengatasi gerombolan yang dia anggap babi ini. Oleh karena itu, dia tidak menghindari calon lawannya dan justru bersemangat karena akan mendapatkan banyak inti kristal baru sebentar lagi. Dia sangat percaya diri akan bisa menaklukkan semuanya.     

"Rrrrrrhhh..."     

Andrea sudah tiba di sebuah area tepi danau yang tak begitu luas. Air danau itu berwarna hitam pekat mengerikan, membuat Andrea bergidik melenyapkan angan-angan dia untuk bermain air sejenak di danau tersebut nantinya.     

Mata Andrea kini terpusat pada beberapa sosok di depan mata. "Ulala~ ternyata bukan babi, tapi hamster!"     

Di hadapan Andrea, memang ada segerombolan binatang yang mirip dengan perwujudan hamster di dunia manusia. Perbedaan hanya terletak pada ukuran tubuh. Andrea terlupa bahwa hewan-hewan di alam ciptaan Pangeran Djanh takkan mungkin berukuran normal seperti di dunia manusia.     

"Huff! Kirain babi. Ternyata hamster! Eh tapi warna bulu mereka lucu-lucu! Kyaaaa! Jadi gak tega getokin mereka satu-satu ampe mampus..."     

Sruuuttt!     

Andrea mendelik dan langsung loncat melenting ke belakang dengan cepat ketika salah satu hamster elemen air itu menyemburkan air dari mulutnya. "Haduduh~ dedek imut ini agresif juga. Mirip Dante. Agresif dan tukang penyembur! Hihi..."     

"HATCHIMM!" Di pondok, Dante tiba-tiba bersin ketika akan meminum darah ular yang sudah disediakan Andrea. Pria itu heran kenapa dia tiba-tiba saja bersin tanpa sebab, padahal dia tidak sedang mengalami influensa. "Hm? Apakah cuaca mulai dingin?"     

Di alam ciptaan Djanh, Andrea sedang menghindari serangan air yang bertubi-tubi datang padanya. Para hamster terus menerus menyemprotkan air mereka yang berwarna hitam ke Andrea.     

Ketika air hitam itu menghantam pohon di belakang Andrea, pohon itu langsung berlubang. Andrea bergidik ngeri melihatnya. "Fyuhh! Untung aja aku cepetan menghindar, ato aku bakalan jadi sundel bolong, haiihh!"     

Ketika semburan air hitam datang lagi, Andrea lekas gunakan tenaga bumi dia. Seketika, muncul dinding dari tanah keras yang menjadi perisai untuk Andrea, tepat ketika semburan air hitam hampir mencapai dirinya.     

Namun, Andrea tak bisa terus mengandalkan perisai tanah karena kekuatan air para hamster itu bersifat korosif. Andrea mencoba kekuatan bumi lainnya.     

"JATUH!" teriak Andrea lantang sambil kedua tangannya bergerak ke bawah. Beberapa hamster di depan Andrea langsung menempel di tanah tak bisa bergerak bagai mereka berakar di sana.     

Hamster yang tidak terkena energi gravitasi dari Andrea, segera menyerbu dari samping. Andrea lekas saja arahkan satu tangannya ke mereka, memunculkan beberapa belas duri kesayangannya. Duri yang ditakuti Dante. Sementara itu, tatapan Andrea masih fokus ke hamster di depan yang terkena serangan gravitasi.     

Menggunakan Mossa, Andrea membidik para hamster di sisi kiri dia yang bergegas menerjang ke arahnya.     

Zupp! Zupp! Zupp!     

Duri-duri itu langsung menusuk cepat ke para hamster, menembus tenggorokan dan batok kepala mereka tanpa mereka sempat bereaksi atau mengantisipasi serangan cepat Andrea.     

Gerombolan hamster di sisi kanan Andrea ganti maju menyerang Andrea setelah melihat banyak teman-teman mereka tak berdaya karena tenaga Andrea.     

"Skiiiissshhh!"     

"Rrrraaaarrrhhh!"     

Para hamster beramai-ramai menyerang Andrea dengan meneriakkan lengkingan mereka yang tajam seakan-akan mereka geram pada Andrea yang sudah banyak membunuh teman mereka. Semua yang ada di kanan Andrea bernapsu ingin membalas dendam pada Andrea.     

Tanpa mengalihkan tatapan ke depan, Andrea mengulang yang tadi, mengulurkan tangan ke kanan untuk memunculkan duri-duri lainnya dan diluncurkan cepat ke arah para hamster yang marah.     

Psss! Psss! Psss!     

Andrea mendelik setelah tau duri-duri kesayangan dia langsung lebur setelah disembur oleh air hitam para hamster.     

Kesal, Andrea pun menggunakan tenaga Mossa untuk menampar para hamster itu sebelum mereka menyemburkan air untuk kedua kalinya setelah melelehkan duri kesayangan dia.     

Para hamster di kanan Andrea terguling-guling di tanah. Tubuh gempal mereka yang seukuran babi jadi terlihat lucu saat jatuh bergulingan di tanah.     

Andrea kembali harus fokus ke hamster di depannya. Itu karena dia sedang menanamkan sugesti pada mereka untuk tidur. Ia menggunakan tenaga pikiran yang dia namai Razum, dari Bahasa Rusia, untuk membuat para hamster di depan patuh dan tidur.     

Nona Cambion tidak bisa langsung menaklukkan mereka karena mereka berjumlah banyak. Ia butuh beberapa waktu untuk bisa seluruhnya membuat para hamster di depannya mematuhi perintah dia melalui kendali pikiran.     

"Tidur! Tidur! Tidur! Buruan kalian tidur, napa? Masa sih aku harus nyanyiin Nina Bobok untuk kalian?!" rutuk Andrea agak kesal.     

Hamster di sisi kanan Andrea mulai bangun dan bersiap menyerang. Andrea terpaksa membuat jarum dari tanah dengan tenaga Mossa dan ia lesatkan jarum-jarum tanah tadi ke para hamster yang masih sempoyongan bangkit.     

Upaya Andrea membuahkan hasil. Para hamster di kanan dia rubuh ke tanah dengan luka tusukan pada titik-titik vital di tubuh mereka.     

------     

"Dduu~ ddu~ dduu~ ddu~" Andrea bersenandung tak jelas ketika masuk ke alam Cosmo sambil dua tangan di belakang punggung. Hari ini dia akan sibuk menguliti bangkai-bangkai hamster berbulu warna-warni. Dia sudah membayangkan beberapa pakaian dari bulu itu. "Bakalan punya banyak kancut baru! Yey! Hai, Dante! Kamu mau aku buatin kancut? Kancut pink!"     

Dante hanya picingkan mata, tak paham.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.