Devil's Fruit (21+)

Mimpi Oh Mimpi



Mimpi Oh Mimpi

0Fruit 119: Mimpi Oh Mimpi     

Pagi itu...     

"Sumpah, deh Dan!"     

"Jangan berlagak tak berdosa, Andrea! Aku tau persis itu pasti ulahmu!"     

"Aku beneran enggak—"     

"Sudahlah! Percuma juga kau menyangkal! Memang sudah sifatmu bertingkah begitu, dasar Iblis!"     

Andrea melongo menyaksikan Dante terus marah-marah padanya sepanjang pagi ini, bahkan mengatai dia Iblis. Ia pun mengejar Dante, tak terima. "Aku berani sumpah, Dan! Aku nggak bermaksud kayak gitu!"     

"Tetap saja kau oknum pelakunya yang sudah mendatangi mimpiku semalam dan merayu aku! Arrghh! Perempuan binal yang sok suci sepertimu ini memang susah dikendalikan, yah!" Dante pun gemas sendiri dan memilih menyingkir dari hadapan Andrea ketika mereka masih sama-sama di Alam Cosmo, baru saja bangun.     

Sepanjang pagi ini Dante uring-uringan karena ternyata hal erotis antara dia dan Andrea semalam ternyata itu adalah sebuah mimpi semata. Itu bukan kenyataan. Dante marah sampai ke ubun-ubun sampai dia harus merendam kepalanya di sungai tak jauh dari pondok yang berair dingin.     

Tuan Nephilim benar-benar butuh mendinginkan kepalanya.     

Andrea tidak mengejar lagi dan memilih untuk ke pondok dan mulai memasak untuk sarapan pagi mereka. Ia akui ia semalam memang bermimpi erotis dengan Dante, dan dia hanya bisa tertawa canggung karena ia merasa... ia bermimpi demikian karena kelelahan dan butuh tenaga.     

Ya, dengan kata lain, Andrea sengaja membuat Dante ejakulasi berkali-kali meski di mimpi untuk diambil sebagai tenaga dia. Ini sebenarnya di luar kemauan Andrea juga. Namun, dia tak sempat memakan Pil Inti untuk memulihkan staminanya dan langsung tidur dalam keadaan lelah.     

Tak disangka, tubuh dan alam sadarnya bereaksi sendiri dan mendatangi Dante untuk meminta 'energi' Tuan Nephilim yang ternyata memberikan berkali-kali sampai Andrea merasa penuh pagi ini, bagai baterai yang full seratus persen.     

Tak bisa menahan tawa kecilnya, ia tergelak sambil memasak mengingat Dante marah-marah tak jelas padanya.     

Di tempat lain, Dante merutuki dirinya sendiri. Ia terus menyalahkan diri kenapa harus marah-marah pada Andrea. Kenapa marah? Memangnya kenapa kalau itu hanya mimpi? Memangnya kenapa kalau itu bukan kenyataan?     

"Arrghhh! Brengsek!" Dante memukul air sungai sehingga terpercik kembali ke mukanya dan menambah kekesalan dia sendiri.     

Andai Dante tau bahwa tindakan di bawah sadar Andrea semalam itu disebabkan oleh tubuh Andrea yang mencari energi untuk mengisi bahan bakar tubuh yang hampir menipis.     

Dante hanya mengetahui ketika bangun di pagi harinya, dia merasa lemas dan tak berdaya untuk beberapa waktu.     

Ketika Dante selesai berendam di sungai, ia menolak makan sarapan dan justru meminta daging mentah simpanan Andrea agar mood dia kembali membaik.     

Andrea tak mendebat dan memberikan beberapa kilo daging mentah Beast yang dia simpan di Cincin Ruang ke Dante untuk dibawa lelaki itu ke suatu tempat, menyendiri sambil makan sepuasnya.     

Seharian ini Dante diam tak mau bicara pada Andrea, seakan-akan jika mulutnya terbuka, hanya akan berisi celaan dan hujatan tak jelas untuk Andrea.     

Andrea tidak marah, tidak tersinggung. Dia tau persis dirinya yang salah. Dia yang mengakibatkan Dante lemas sepanjang hari ini. Oleh karena itu, dia meliburkan Dante memburu Beast untuk hari ini. Akan menjadi bahaya jika memaksa pria itu ikut bertarung.     

Sebagai gantinya, Andrea keluar sendirian dari Alam Cosmo ke alam ciptaan Pangeran Djanh untuk bertarung dan mendapatkan inti kristal Beast. Melalui tenaga Sniffer yang bisa melacak keberadaan aura Beast dalam radius ratusan kilometer, Andrea bisa memilih Beast mana yang cocok untuk lawan tarungnya.     

Dia yang sudah mempelajari elemen, akan menghindari Beast yang memiliki elemen air dan tanah, karena itu kelemahan dia. Setiap dia menjumpai Beast dengan dua elemen tersebut, maka dia akan langsung masuk ke Alam Cosmo dan mencari Beast lainnya yang cocok untuknya.     

Sehari ini, Andrea berhasil mendapatkan empat inti kristal yang lumayan besar. Ia berjalan gontai dan penuh bangga sembari menyenandungkan lagu antah-berantah untuk berjalan ke arah pondok. Ia tiba di Alam Cosmo setelah langit bertiraikan gelap dengan hiasan bulan yang besar nan indah dikelilingi kilauan milyaran bintang.     

Andrea yakin Dante takkan kelaparan karena sebelum dia pergi, dia sudah meletakkan berpuluh kilo daging mentah Beast di meja makan pondok agar bisa dilahap Dante kapanpun pria itu lapar.     

Ketika ia sampai di ruang makan pondok, ia melirik piring yang kosong, tanda semua daging yang telah ia sediakan untuk Dante sudah berpindah di perut Tuan Nephilim. Andrea maklum, karena semalam Dante sudah keluar habis-habisan. Wajar saja jika pria itu makan dengan kesetanan sepanjang hari.     

"Dan, nih Pil Inti yang baru aku bikin. Makan, gih, biar tenaga kamu pulih lagi." Andrea menyodorkan dua Pil Inti ke Dante yang sedang rebah di ranjangnya.     

"Hm." Pria itu hanya menjawab demikian dan mengganti posisi rebah memunggungi Andrea.     

Andrea paham Dante masih kesal padanya, dan meletakkan kedua pil tadi di atas meja di sebelah ranjang sang pria. Lalu dia beranjak keluar dari kamar Dante.     

Dia sendiri tidak lupa untuk mengisi perutnya dengan makanan yang buru-buru dia buat dan menelan Pil Inti juga karena dia sudah lelah seharian ini memburu Beast, dan tak mau mendatangi Dante lagi malam ini.     

Keesokan harinya, untung saja tidak ada lagi mimpi erotis mereka berdua malam tadi, sehingga tak perlu lagi terdengar Dante yang uring-uringan menyalahkan Andrea.      

Dante masih menolak makanan yang dibuatkan Andrea dan juga menolak bicara dengan gadis itu. Ia hanya menulis sebuah memo agar Andrea meninggalkan daging mentah saja untuk makanan dia.     

Andrea tidak berkomentar apa-apa dan melaksanakan sesuai kemauan Dante.     

Hari ini mereka sama-sama tidak ke alam ciptaan Djanh dan berdiam di Cosmo untuk memperdalam latihan mereka masing-masing. Andrea berlatih di dekat pondok, sedangkan Dante menjauh ke arah bukit di dekat hutan Alam Cosmo untuk melatih tembakan jarum Vreth dia agar lebih tirani dan akurat.     

Sedangkan Andrea, dia berkonsentrasi pada kekuatan mental untuk mengeluarkan potensi pengendali pikiran dia yang mulai tumbuh berkembang akhir-akhir ini. Ia melatih pikirannya untuk menggerakkan benda-benda tanpa perlu memakai gerakan tangan lagi.     

Jika biasanya ketika Andrea mengeluarkan tenaga Mossa dia sambil menggunakan gerakan tangan atau jari, maka kali ini dia menahan tangannya di belakang punggung agar dia bisa menggerakkan benda murni dari pikirannya saja.     

Pertama-tamanya memang tak mudah, tapi makin susah, Andrea makin tertantang. Ia menganggap ini sebuah adventure bagai kisah para petualang yang menjelajahi dunia dan meningkatkan ketrampilan hingga peringkat tinggi.     

Setelah terus mencoba, Andrea berhasil menggerakkan batu seberat sepuluh kilogram dari atas tanah. Itu sangat menguras tenaganya. Makanya, dia sudah menyiapkan banyak Pil Inti untuk mengantisipasi kelelahan.     

Jikalau dia memakai Mossa untuk menggerakkan batu seberat itu sambil menjentikkan jarinya, itu hal yang sangat mudah. Tapi jika murni memakai pikiran saja, maka itu hal lain.     

Sesudah berhasil dengan batu sepuluh kilogram, Andrea mencari batu yang lebih besar lainnya. Dan dia menemukan batu itu tak jauh dari tempat Dante berlatih. Andrea antara ragu dan ingin mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.