Devil's Fruit (21+)

Kemunculan Rogard



Kemunculan Rogard

0Fruit 131: Kemunculan Rogard     

Tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana nasib Dante keesokan harinya. Dia tidak hanya merangkak dari tempat tidur, malahan dia tak sanggup bangun dari ranjangnya. Apalah daya Tuan Nephilim yang menggila semalam karena dendam seksualnya.     

Sebaliknya, Nona Cambion justru amat sangat penuh vitalitas dan semangatnya berkobar-kobar seolah-olah dia mampu menerobos seribu lapis tembok beton sekaligus.     

Andrea bersiul-siul santai sambil menaruh sepiring penuh sate daging beruang, sup ular pedas, oseng daging singa petir. Tiga piring besar ia sediakan khusus untuk Dante yang tak bisa bangun pagi itu.     

Pria itu hanya mengerang tertahan sambil tetap merebahkan tubuh tak berdaya dia di ranjang, melirik beberapa piring dan mangkuk menyesaki meja nakas sebelah tempat tidurnya. Apalagi ada juga dua gelas besar berisi jus darah ular.     

"Nah, ini pasti cukup kan untuk sehari ini? Tapi aku juga simpenin daging mentah di lemari dapur kalo-kalo kamu pengin nyemil ntar."     

"Hngh..." Dante malas membuka mulutnya. Ia tutupi mata menggunakan satu lengan.     

Cambion di dekatnya menoleh, dan berkata, "Kenapa? Minta disuapi? Duh, maaf... istri hebat kamu ini mo buruan berburu. Sebagai suami yang baik, kamu di sini aja sambil pulihkan tenaga, okei?"     

"Hrrrhh..." deram Dante dalam.     

"Apa, sih Dan? Gak usah ikut. Iya, aku tau kamu kuatir ma aku kalo aku berburu sendirian, makasih, tapi kamu harus di sini, yah! Kamu sih, semalem semangat banget, wihihii~" Andrea masih bisa mengolok-olok Dante yang terkulai tak berdaya.     

Dante amat sangat ingin mengumpat berbagai rupa dan jenis, tapi tenggorokannya terasa malas meski hanya sekedar untuk menggetarkan pita suara. Akhirnya, ia hanya mendengus keras-keras sambil tangan terdekat dengan meja nakas ia julurkan.     

Seakan mengerti kemauan Dante, Andrea mengambilkan tiga tusuk sate daging beruang dan menaruhnya di tangan Dante. Ia tersenyum ketika menyaksikan Dante langsung merenggut tiga daging teratas dari sate itu sekaligus.     

Andrea bangkit dari tepi kasur Dante, bersiap untuk berkelana di alam ciptaan Pangeran Djanh. Dia sudah memakai baju hangat dan juga membekali dirinya dengan mantel serta beberapa Pil Inti.     

Dia agak sayang jika memberikan Dante Pil Inti untuk memulihkan stamina. Alasannya karena proses pembuatannya menguras tenaga. Oleh karena itu, ia berpendapat, lebih baik Dante memulihkan tenaga dengan cara alami saja.     

Dasar Andrea tukang perhitungan!     

Hari-hari berikutnya, Andrea makin terbiasa dengan alam musim dingin dari Pangeran Djanh. Karena banyak Beast di alam Winter itu berlemen es, itu memudahkan Andrea yang memiliki elemen api. Biasanya ia cepat membasmi para Beast elemen es yang dia temui.     

Karena itu, ia makin banyak memiliki inti kristal yang bisa dia ubah menjadi Pil Inti. Sehingga, dalam beberapa hari ini dia tidak perlu 'mengunjungi' Dante.     

Kadang, saking kuatnya Andrea, dia mampu menaklukkan gerombolan Beast elemen es yang berjumlah puluhan sekaligus. Dia hanya memnyerahkan penanganan Beast kepada Dante jika elemen dari Beast itu tidak cocok untuknya, seperti bila bertemu Beast berkekuatan elemen logam atau elemen bumi yang kuat.     

Hari ini, mereka berdua keluar menjelajahi alam Winter milik Djanh. Keduanya sama-sama memakai baju hangat dari bulu beruang kutub yang kini sudah dibuat menjadi satu set pakaian lengkap. Itu karena sebelumnya Andrea berhasil membunuh empat beruang kutub raksasa.     

"Hmmhh~ kayaknya bakalan panen bulu tebal lagi, nih?" Tiba-tiba Andrea berjalan sambil tersenyum senang.     

Dante di sebelahnya menoleh. "Beruang lagi?"     

Andrea mengangguk. "Hu-um."     

Setelah berjalan hampir sepuluh kilometer, akhirnya mereka bertemu dengan apa yang dikatakan Andrea. Namun, ini bukan beruang kutub biasa. Beruang yang ini berwarna kuning terang dan memiliki sepasang tanduk rusa yang indah di kepalanya. Dan mereka berjumlah dua ekor besar.     

Mata Andrea segera berbinar terang. "Baju baru!!!" Ia sudah membayangkan satu set pakaian musim dingin cantik dari bulu kuning itu.     

"Andrea, konsentrasi!" Dante mengingatkan sebelum Andrea lengah dan itu bisa mencelakai mereka nantinya.     

"Iya, iya, aku tau." Andrea masih menyisakan senyum pada wajah cantiknya, bersiap untuk beruang di depannya yang mulai bergerak untuk menyerang. "Dan, dia punya elemen bumi. Kayaknya sih kuat."     

"Keduanya?"     

"Hu-um. Dua-duanya."     

"Oke, aku ambil yang kanan!" Dante segera munculkan Pedang Rogard yang besar dan perkasa. Liukan petir ungu sudah menyelimuti bilah Rogard. Dante melesat ke Beruang Kutub Bumi yang berada di sebelah kanan mereka.     

Petir ungu segera berderak menghantam tubuh Beruang Kutub Bumi, mengakibatkan beruang raksasa itu mundur beberapa belas langkah dan meraung kesakitan. Beruang itu beruntung memiliki bulu sangat tebal sehingga tidak langsung mati begitu dihantam petir Dante yang sudah mencapai level baru.     

Sedangkan Andrea, dia sudah bersiap-siap untuk menangani beruang yang kiri. Beruang itu bergerak lambat seolah-olah tidak begitu menaruh serius pada Andrea.     

Andrea bertanya-tanya, kira-kira serangan apa yang akan dirilis si beruang padanya. Apakah gravitasi? Atau manipulasi tanah? Dia sudah siap semuanya. Itu karena dia sendiri juga memiliki tenaga elemen bumi.     

Mata beruang itu berkilat ke Andrea dan sebongkah tanah yang sudah terbentuk bagai peluru meriam melesat ke Andrea. Gadis itu menciptakan perisai tanah secepat kilat dan segera memblokir serangan bola canon tanah dari si beruang.      

Mengetahui  bahwa Andrea bisa memnblokir serangannya, Beruang Kutub Bumi pun menyerang dengan serangan berbeda. Matanya berkilat lagi dan tekanan gravitasi yang kuat menerpa Andrea.     

Gadis itu agak kewalahan karena tau bahwa kekuatan bumi beruang raksasa di depannya ini lebih kuat dari dia. Tapi Andrea menolak untuk menyerah. Dia mulai gunakan kekuatan pengendali pikiran, Razum, untuk membuat beruang itu jatuh tertidur mumpung mata mereka saling bertemu.     

Beruang itu seakan tau bahwa dirinya sedang akan dikendalikan oleh Andrea, ia meraung marah dan membuka moncongnya sehingga puluhan bola tanah sebesar bola tenis meluncur keluar dan menghujani Andrea.     

Lekas saja gadis itu mengarahkan lengan kirinya ke depan dan mengaktifkan perisai Scudo dia, maka bola-bola tanah berkekuatan besar itu langsung bisa diblokir oleh Scudo.     

Ia melirik di tempat lain dimana Dante juga sedang berjibaku sengit dengan Beruang Kutub Bumi lainnya.     

Ketika Andrea masih terus berjuang untuk mengendalikan beruang menggunakan Razum, tiba-tiba saja melintas Burung Hering besar di atas mereka. Burung yang terkadang disebut Vulture alias burung pemakan bangkai itu melihat ke Andrea yang sedang bertarung dengan beruang.     

Burung Hering pun melayang turun dan tiba-tiba saja kibaskan sayap besarnya ke Andrea dan beruang. Andrea terpental beberapa belas meter ke belakang, sedangkan beruang besar itu hanya mundur beberapa langkah saja karena pertahanan yang kuat dari segi tubuh dan tebalnya bulu.     

"Burung-piiipp! Berani-beraninya dia nyerang diam-diam ke aku!" seru Andrea marah. Belum usai dia memaki Burung Hering, tiba-tiba Beruang Kutub Bumi sudah membuka moncongnya dan pasak-pasak kayu tajam meluncur cepat ke Andrea.     

"Oh-piiippp!" Andrea kembali terpental akibat terjangan pasak-pasak yang untungnya bisa dia tahan menggunakan Scudo. Jika dia terlambat mengaktifkan Scudo, dia akan tinggal nama dan menyeret Dante ke kematian pula. "Beruang kampret tapi cantik ini ternyata juga punya kekuatan elemen kayu!"     

Dante mendengar seruan Andrea. Ternyata Beruang Kutub Bumi memiliki dual elemen. Tak heran jika beruang raksasa itu sangat sulit dirobohkan dengan sekali hantaman.     

Andrea juga masih diserang Burung Hering yang terbang menukik ingin menyambar Andrea. Burung pemakan bangkai itu tau dia takkan bisa menangkap beruang raksasa dengan cakar dia, oleh karena itu, ia mengalihkan target ke Andrea yang lebih kecil dan pasti bisa dia bawa dengan cakarnya.     

Gadis Cambion segera berkelit berguling ke tanah secepatnya sebelum cakar besar Burung Hering menangkapnya. Ia lekas bangun dan melonjak menjauhi Burung Hering. Namun, di belakang dia sudah ada Beruang Kutub Bumi yang bersiap memberikan serangan lainnya.     

Tiba-tiba, Andrea menyaksikan pemandangan aneh. Ia tak tau apakah sedang berhalusinasi, seketika muncul sosok lelaki memakai baju ala kesatria kuno, gagah dengan tubuh tegap setinggi Dante. Rambut ungu sepinggangnya berkibar oleh angin energi. Pakaiannya juga berwarna ungu terang. Lelaki tampan itu tampak tirani dengan tampilan dia yang penuh ancaman pada lawannya.     

"Si-siapa?" Andrea tertegun sejenak.     

"Andrea, awas!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.