Devil's Fruit (21+)

Breathtaking Lace Garter Belt (21+)



Breathtaking Lace Garter Belt (21+)

0Fruit 130: Breathtaking Lace Garter Belt     

=[[ Author POV ]]=     

Andrea melirik ke belakang dan terkikik binal karena tau Dante pasti panas-dingin melihat kelakuannya yang sengaja memancing hasrat Tuan Nephilim.     

Gadis Cambion yang tampak lebih dewasa di alam mimpi namun tetap menggemaskan itu beranjak mendekati Dante kembali.     

Dua tangan Andrea melucuti celana yang dipakai Dante hingga pria itu sepenuhnya tak memakai bawahan apapun. Tangan halus Andrea mengelus batang arogan Dante yang menjulang keras. "Enaknya ini digimanakan, yah Dan?" Suara sensual Andrea membelai pendengaran Dante.     

"Kau yakin serius bertanya dan meminta pendapatku?" tanya Dante dengan sikap setenang mungkin meski batinnya bergemuruh hebat.     

"Hu-umh!" Andrea mengangguk imut.     

"Masukkan ke lubangmu."     

"Begitukah?" Andrea miringkan kepala sambil satu telunjuk menempel di bibir.     

"Ya, kau tentu lebih tau kalau semburan spermaku di lubangmu jauh lebih efektif daripada di mulutmu." Dante bertanya-tanya, apakah Andrea akan percaya pada bujukannya dan jatuh pada perangkap Tuan Nephilim?     

Andrea tampak berpikir sejenak. "Aku lupa. Apakah para Soth pernah menyebutkan tentang itu?"     

"Hah! Aku yakin mereka pasti pernah mengatakan demikian! Kalau jenis kalian, Succubus, hanya puas dan kenyang dengan menghisap sperma melalui blow job saja, untuk apa kalian terkenal akan kebinalan kalian bersenggama menggunakan lubang kalian?" Dante berdebar-debar penuh harap.     

"Umm~ ya kali, yah? Aku benar-benar lupa..." Lalu Andrea mengelus lagi batang panas Dante sebelum ia naik kembali ke pangkuan Dante. "Emmhh~ Danteee~ beri aku cairanmu... yang banyak, yah!"     

Dante menggeram singkat sebelum ia mulai kernyitkan kening saat Andrea menyentuhkan ujung penisnya ke bibir vagina dia.     

"A-aaanghh~ Daaaann... mmgghhh!" Andrea agak susah payah memasukkan penis itu ke dalam liang hangatnya meski akhirnya berhasil juga menenggelamkan si batang ke kedalaman vagina. Batang itu segera dipeluk erat vaginanya.     

Dante juga terengah-engah melalui proses itu. Ia tak menyangka ia berhasil membujuk Andrea agar mereka bisa bersenggama secara benar. Meski hanya di alam mimpi.     

Andrea bergerak naik dan turun dibantu sodokan dari bawah oleh Tuan Nephilim. Gadis itu terengah-engah bersama dengan Dante, saling memacu dan saling memuaskan hasrat masing-masing melalui pergerakan intens.     

Sang Cambion berusaha agar dia tidak perlu mengeluarkan cairannya, karena itu akan sia-sia usaha dia malam ini jika dia malah orgasme. Dia membutuhkan sperma Dante, dan tidak ingin kehilangan cairan dia sendiri.     

Andrea memeluk kepala Dante sambil terus mengocok penis Dante menggunakan vaginanya. Sesekali ia memperbolehkan Dante menyesap putingnya setelah ia mengarahkan payudaranya ke mulut Dante.     

Akibat stimulasi dari Andrea, dan ditambah hasrat yang telah memuncak, Dante pun merelakan peluru cairnya menembak semuanya ke rahim Andrea yang nantinya pasti akan dialihkan Andrea menjadi energi, dan bukannya menjadi benih.     

Di alam mimpi, sperma akan secara otomatis berubah menjadi energi bagi Succubus yang memanennya. Hanya di alam real saja sperma bisa memiliki dua opsi, menjadi energi atau benih.     

Setelah cairan itu keluar dan ditampung seluruhnya oleh Andrea tanpa bisa melarikan diri menetes keluar, keduanya sama-sama tersengal-sengal.     

Andrea mengecupi wajah Dante sebelum melepaskan penis dari jepitan vagina. Ia bangkit dari pangkuan Dante, merunduk di depan Dante tanpa menekuk lututnya dan menghisap-hisap batang arogan itu lagi agar bisa tegak seperti yang diharapkan.     

Hanya butuh tiga menit bagi Andrea merangsang penis tersebut agar bisa kembali arogan sepenuhnya menantang gravitasi.     

"Dedek udah siap, nih!" ucap Andrea sambil ia tegakkan tubuh.     

Kali ini dia tidak menghadap ke Dante, namun justru duduk membelakangi Dante. Gaya Reverse Cowgirl. Dante lekas menghentakkan pusakanya dari bawah begitu penisnya sudah tenggelam dalam kehangatan pelukan vagina Andrea.     

Lenguhan erotis keduanya saling bersahutan, bersaing dengan nyanyian serangga malam di alam Cosmo.     

"Angh! Angh! Dante! Angh!" Andrea mulai sandarkan punggungnya pada dada Dante dan kedua kakinya dibuka dan diletakkan pada pegangan kursi.     

"Hrgh! Ergh! Hrgkh!" Geraman Dante tegas, setegas tusukan penisnya pada liang sempit Andrea.     

Andrea tak perlu banyak bergerak karena Dante sudah mengambil alih kendali dengan sentakan penisnya kuat-kuat. Hanya setengah jam dan Dante memberikan seluruh cairannya ke Andrea.     

Keduanya sama-sama berhenti bergerak. Andrea menoleh ke belakang, mencari bibir Dante yang siap untuk bercumbu. Satu tangan Andrea meremas rambut Dante sembari mereka terus saling memagutkan bibir masing-masing.     

Klakk! Klaakk!     

Dante terkejut, matanya membola bulat.     

Borgolnya dilepas!     

"Annghh~ Daann~" Wajah kuyu Andrea menatapnya.     

Dante tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia lekas saja buang kedua borgol dari tangannya dan bergegas selipkan dua tangan dia di bawah lutut Andrea yang masih ada di pegangan kursi untuk memacu hasrat mereka lagi.     

Dengan tarikan dua tangan Dante pada kaki Andrea, menyebabkan paha si gadis Cambion kian terbuka lebar dan membuat vagina gadis itu kian ketat mendekap penis Dante yang sudah tegang sempurna.     

Ini sesuai ekspektasi Dante.     

Puas membuka lebar-lebar kaki Andrea, tangan Dante meletakkan dua kaki gadis itu kembali ke pegangan kursi, sementara kini kedua tangan berpindah ke payudara Andrea dan meremas hingga dia merasa 'kenyang'.     

Meski begitu, sodokan penisnya masih tetap kejam dan beringas, sehingga Andrea tak bisa menahan rintihan dan tangisan erotisnya. Kedua tangan nona Cambion menjulur ke belakang meremas rambut Dante sambil ia terus bersuara sensual memanggil nama Dante dalam erangannya.     

Itu memicu semangat Dante.     

Satu tangan Dante terjulur ke bawah dan menyentuh klitoris Andrea. Gadis itu terlonjak kaget.     

"Dante~ jangan~ jangaaann..." Andrea tampak ketakutan. Ia kuatir tak bisa menahan diri dan akan menyemburkan cairannya.     

"Tak apa, sayank! Sekali saja tak apa. Ayo, cuma sekali! Nanti akan aku ganti berkali-kali! Emrrghh!"     

Karena bujukan Dante, Andrea pun pasrah dan membiarkan Dante menggesek-gesekkan jarinya ke klitoris Andrea sembari penisnya terus memompa kuat-kuat vaginanya.     

Hanya belasan menit berlalu saat Andrea menyerah dan menyemburkan air bening lengketnya keluar membasahi lantai teras. "Aaaaangghhh~ Daaannnhh~"     

Dante tidak mengendur dan terus memacu penisnya dan menyusul Andrea lima menit berikutnya. Setelah sama-sama klimaks, keduanya saling berciuman lagi, meski pinggul masing-masing masih bergerak pelan dan santai.     

Srett!     

Dante mencabut penisnya. Ia bangun dan mendudukkan Andrea di kursi, mengangkangkan dua kaki Andrea pada pegangan kursi, kemudian ia melomoti kewanitaan sang Cambion.     

Andrea mendorong kepala Dante. "Dante, jangan! Jangan! Nanti... nanti... mmghhh~" Ia terpejam merasakan nikmat luar biasa ketika lidah Dante meliuk nakal menggelitik klitorisnya. Itu sumber kelemahan Andrea yang sepertinya diketahui Dante.     

"Ingat, aku akan mengganti berkali-kali lipat." Dante membujuk sekali lagi.     

"Be-bener loh yah~ aaanghhh~"     

Andrea pasrah untuk sekali lagi dan membiarkan Dante bercumbu dengan klitoris dan segala yang ada di sana.     

Ketika Andrea orgasme kedua kali, Dante lekas masukkan penisnya dalam-dalam ke vagina Andrea sehingga gadis itu terlonjak. Namun, Dante tidak menggubris dan lekas memacu kuat-kuat vagina itu secara agresif sambil dia berlutut dan kaki Andrea terbuka lebar.     

Ia bisa dengan bebas menuntaskan hasratnya pada Andrea, bahkan bebas meremas payudara favorit dia.     

Dante menepati janjinya saat dia memenuhi rahim Andrea dengan cairannya.     

Menit berikutnya, ia mencabut penis dan bangkit berdiri. Ia jejalkan penis itu ke mulut Andrea yang masih terkulai di kursi. Andrea paham dan mulai menstimulasi sang pusaka hingga tegang lagi dan mulai serius untuk memanen sperma Dante yang berikutnya.     

"Errghh! Errrghhhh! Aghhh-Andreaaaakkhh! Aaakkhh! Akkhh! Hgghh! Hgh!" Dante ejakulasi untuk kesekian kalinya.     

Nyatanya, hasrat terpendam Dante begitu besar dan itu mengakibatkan dia masih belum puas menggauli Andrea.     

Dengan sekali angkat, ia membopong Andrea, meletakkan dua kaki Andrea pada kedua siku pria itu, dan memompa vagina Andrea dalam posisi berdiri dengan Andrea ada dalam gendongannya.     

Dante begitu kuat dan kokoh menggerakkan tubuh Andrea naik dan turun meski sudah berulang kali ejakulasi. Dia bagai tak kenal lelah untuk menyetubuhi pujaannya.     

Andrea tampak sangat seksi dengan memakai Garter Belt pada pahanya yang berstoking hitam berenda dan memakai sepatu high heels hitam. Itu sangat memicu birahi Dante ke puncak ubun-ubun.     

Sesudah Dante ejakulasi dalam gaya Lift and Carry Sex Position, ia menurunkan Andrea, mengarahkan agar gadis itu menungging sambil berpegangan pada kursi, ia menikmati pemandangan bokong mulus telanjang Andrea yang berhiaskan Garter Belt, membuat tampilan bokong itu lebih provokatif di visual Dante.     

Tangan Dante meremas-remas bokong kenyal itu dengan Andrea masih berposisi menungging berdiri. Tak puas hanya meremas, Dante ikut merunduk dan menciumi bokong itu dengan gemas. Andrea melenguh.     

Dante ingin menampar bokong provokatif Andrea, tapi kuatir akan dihajar petir hukuman dari Djanh karena disalahpahami menyakiti Andrea. Maka, ia hanya bisa menahan diri saja dan berpuas diri meremas dan mencumbui bokong itu sebelum akhirnya mendesakkan masuk penis dia ke dalam vagina Andrea.     

Keduanya sama-sama mendesah ketika terjadi penyatuan. Dante lagi-lagi bergerak beringas memompa vagina Andrea, dan Gadis Cambion itu juga memeluk erat-erat penis Dante menggunakan otot-otot vagina yang dia ketatkan kuat-kuat.     

Dante menggeram gemas karena ulah Andrea. Akibatnya, ia mengangkat satu kaki Andrea agar dia kaitkan pada sikunya dan ia tegakkan tubuh Andrea, lanjutkan menggempur liang hangat gadis itu.     

Satu tangan menahan kaki Andrea, dan tangan lainnya meremas-remas payudara montok kencang si gadis Cambion. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, duhai Dante dan Andrea? Itu pun masih ditambah pompaan penis pada vagina ketat sang Cambion dan bibir mereka saling berpagut intim.     

Tak berapa lama, Dante menyerah tuntas tanpa memaksa Andrea untuk orgasme.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.