Devil's Fruit (21+)

Sexy Maid (21+)



Sexy Maid (21+)

0Fruit 129: Sexy Maid     

Dante masih ada di ruang makan ketika Andrea masuk ke kamarnya sendiri. Ia kemudian bangkit dari kursi makan dan bermaksud untuk duduk sebentar di teras depan pondok sembari memandangi alam Cosmo di malam hari.     

Namun, sebelum dia mencapai pintu keluar pondok, tatapannya terpaku pada beberapa helai baju yang diletakkan di semua kursi di ruang depan yang mirip dengan ruang tamu itu.     

Sekali pandang, Dante tau itu adalah baju musim dingin buatan Andrea. Dia mengangkat baju-baju itu satu demi satu dan menyadari bahwa Andrea juga membuatkan baju musim dingin untuk dia pula. Ia tersenyum tipis sebelum meletakkan semua baju di tempat semula.     

Ia pun duduk di kursi teras pondok, memandangi hamparan nuansa malam di Cosmo yang seindah di alam ciptaan Pangeran Djanh, dimana bintang berserakan memenuhi langit dan bulan terlihat sangat besar dan indah bersinar terang namun teduh.     

Ketika Dante sedang asik mengamati langit, dia dikejutkan oleh rangkulan lengan dari arah belakang. Ia lekas menoleh. "Andrea!" pekiknya kaget. Namun, segera wajahnya suram karena ia langsung sadar bahwa ini pasti alam mimpi. "Apakah aku sudah jatuh tertidur di teras? Shit!" maki Dante pelan.     

=[[ Dante POV ]]=     

Gadis sialan ini lagi-lagi berulah binal! Apakah dia sangat kelelahan hari ini? Apakah membuat baju musim dingin itu sangat melelahkan? Ah, aku lupa kalau dia sebelumnya bertarung melawan beruang raksasa. Hm...     

"Tuan Dante~"     

Heh? Tumben sekali dia memanggilku begitu! Apa dia sedang meledekku?     

Dan jantungku nyaris jatuh ke perut ketika aku balikkan tubuh untuk menatap dia. Andrea... memakai kostum Maid yang sangat seksi. Sialan! Untuk apa dia memakai kostum seperti itu segala?!     

"Tuaannn..." Dia berdiri dengan sikap nakal, menggoyang-goyangkan pinggulnya sembari menatap genit ke aku. Akhirnya aku paham kenapa dia memakai kostum Maid begitu. Itu pasti karena aku menyebut aku ini majikan tadi siang.     

Yah, sepertinya itu. Dengan begitu, dia akhirnya berperan sebagai pelayanku. Tapi... tapi... apa-apaan kostum seksi Maid itu?! Dan dia lagi-lagi terlihat lebih dewasa dari yang asli!     

Meski terlihat dewasa, dia tetap saja menggemaskan. Aduh! Kepalaku jadi ingin meledak karena... karena... karena napsuku melonjak!     

"Hekh!" Aku terkesiap. Dia menggunakan tenaga Mossa dia untuk menggerakkan kedua tanganku yang menempel erat di pegangan kursi, sehingga dia dengan mudah memborgol kedua tanganku.     

Again?! BDSM lagi kah?!     

Jangan... jangan pakai duri atau alat macam-macam, please Andrea!     

Andrea berjalan hilir mudik secara sensual sembari terkikik melihat aku yang tak berdaya duduk terborgol di kursi.     

Aku bisa bernapas lega karena tidak lagi di-blindfold oleh Andrea. Mataku tidak ditutupi, sehingga aku bisa bebas menikmati pemandangan tubuh molek dia yang bagai tak bercela.     

"Tuan... apakah Tuan tidak panas memakai baju begitu?" Tangan lentik Andrea mulai menggerayangi dadaku dan mengurai satu per satu kancing bajuku dan akhirnya ia merunduk untuk menciumi kedua puncak dadaku bergantian kanan dan kiri.     

Aku mendesah berat sambil terus menatap lekat padanya. Sesekali pandangan kami bertemu dan dia kadang meringis nakal ketika asik menstimulasi tubuhku, menggoda titik-titik erogenusku.     

Kostum Maid seksi yang dia kenakan hampir seperti pakaian Maid pada umumnya, berwarna dasar hitam dengan celemek putih kecil di bagian pinggang dengan beberapa bagian dihiasi renda. Namun ini sangat minim hingga aku bisa jelas melihat separuh bokong kenyal dia yang karena saking pendeknya kostum itu.     

Bagian atas kostum berbentuk leher V yang sangat rendah sehingga sembulan payudara dia sangat memanjakan mataku, membuatku nyaris lupa bernapas. Atasannya juga tidak berlengan, dan itu ketat transparan.     

Aku bisa melihat bayangan puting merah muda pucat dia di sana. Dan ketika dia membelakangiku, aku baru sadar bahwa dia tidak memakai celana dalam. FVCK! Napasku berpacu tanpa aku bisa kendalikan.     

Dia memakai Garter Belt seksi warna hitam yang lengkap dengan stoking senada dan sepatu hak tinggi warna hitam pula. Tau Garter Belt? Itu kadang disebut Sexy Lace Suspender Belt. Suspender yang dikenakan di paha bersamaan dengan celana dalam (biasanya) untuk mencegah stoking melorot. Cari saja di pencarian laman web supaya tau bentuknya yang... hmmhhh...!     

Dan yang dipakai Andrea ini yang jenis Lace Garter Belt, dari bahan renda tipis menerawang, membuat aku makin terengah-engah membayangkan berbagai fantasi liar tak terkendali. Dia memakai sexy garter belt tanpa mengenakan celana dalam, astaga Andrea! Kau keterlaluan!     

Andrea mulai berjalan mendekatiku dan akhirnya dia duduk di pangkuanku. Tangannya menurunkan tali bahu kostum dia sehingga dadanya nampak meski masih setengah saja karena Andrea hanya memelorotkan tali bahu sebatas pertengahan lengan. Please, Andrea... kenapa tidak seluruhnya sampai bawah?!     

Beruntung kursi teras ini cukup besar untuk menampung tubuh kami berdua. Itu memudahkan Andrea bergerak binal di pangkuanku, menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil dia meremas-remas payudaranya sendiri dan melenguh. Setan kecil ini luar biasa taktiknya untuk membuatku emosi.     

"Angh~ Dante~ mmmghh~"     

Jemari Andrea kian memelorotkan tali bahu kostumnya sehingga akhirnya apa yang aku dambapun muncul. Payudara montok kenyal dan kencang miliknya menjulang di depan mataku. Jari lentik Andrea terus meremas bahkan memainkan putingnya sendiri sambil menatap nakal ke arahku.     

Bagus! Kau memang ahlinya membuatku frustrasi, nona kecil! Sayangnya ini di dunia mimpi atau aku bisa dengan mudah melepaskan diri dari borgol bedebah ini meski harus merusakkan kursi.     

Goyangan pinggul Andrea kian menggila sambil dia terus meremas dan kadang menempelkan payudara dia ke wajahku. Yang sialan dari itu, aku tak sempat memasukkan putingnya karena sudah dijauhkan lagi oleh empunya dada. FVCK!     

Kemudian dia berhenti bergerak dan merosot turun. Aku bisa menebak langkah dia selanjutnya. Blow job. Dan memang begitu yang terjadi. Dia secara piawai memanjakan pusaka kebanggaanku, menggunakan lidahnya untuk meliuk binal di kepala penisku yang sensitif sebelum menghisap-hisap kuat benda terkenyal milikku.     

"Orrghh! Andrea~" Aku tak bisa menahan suara. Biar saja. Toh, ini di alam mimpi. Aku bebas meluapkan apapun yang aku mau.     

Setelah belasan menit disiksa oleh mulut Andrea, penisku menyerah dan membiarkan Andrea memiliki seluruh cairan kental milikku.     

Tak sampai lima menit, batangku sudah kembali bergairah dan penuh stamina, tegak penuh arogansi menjulang menantang langit. Andrea terkikik melihat batang panasku yang telah siap sedia tanpa menunggu lama.     

"Dedeknya Dante kuat juga, yah! Aku jadi sukaaaaa banget!" ucapnya dengan nada binal. Apa dia sedang memujiku?     

Ia pun merunduk dan itu menyebabkan payudara kencang dan besar dia tampil sangat vulgar di depan mataku. Tapi aku tak bisa berlama-lama menikmati pemandangan alami itu karena daguku sudah diangkat Andrea dan ia melumat bibirku. Satu tangannya menumpu di pegangan kursi dan satu lainnya membelai wajahku.     

Don't worry, babe... I'm ready for that!     

Aku membalas lumatannya, bertarung dengan lidah dia, menarikan salsa bersama. Sesekali aku menghisap-hisap lidahnya dan kali lain giliran dia juga menghisap lidahku, lalu kembali saling pagut tanpa menyadari bahwa kami butuh oksigen segar.     

Saat cumbuan liar kami usai, dia menjauhkan bibirnya dan seutas benang tipis saliva terjalin antara mulut kami.     

Aku berdebar-debar, apa yang akan terjadi selanjutnya.     

Ketika permainan Fem-Dom begini, lelaki benar-benar dibuat tidak berdaya. Beruntung saja aku tidak ditutup mata, meski sebenarnya itu juga memiliki sensasi sendiri, sensasi kejutan, dimana kita akan jauh lebih sensitif ketika tak bisa melihat dan tiba-tiba merasakan sentuhan pada tubuh kita.     

Di situlah letak kenikmatan sensasi jika mata ditutup.     

Tapi aku tak suka, karena aku tak bisa menyaksikan keindahan Andrea. Aku suka melihat tubuh seksinya, aku suka menyaksikan dada besarnya yang kencang menjulang dan terasa nyaman jika sedang aku remas. Aku suka menatap bokong kenyal dia yang begitu enak ketika aku remas kuat-kuat.     

Kini, Andrea berdiri di hadapanku. Tali bahunya sudah melorot, dan akhirnya dia melepas semua kostum sexy maid dia dan menyisakan sexy lace garter belt yang ada di pinggang dan menghiasi paha indah dia.     

Aku menghirup udara dingin saat menatap bokong telanjang dia ketika dia membelakangiku. Ini siksaan visual. Terlebih saat dia sengaja merunduk seolah-olah sedang membetulkan sepatunya tanpa menekuk kakinya.     

Mata laparku jelas melihat belahan vagina dia. Terlihat bibir kewanitaan dia tebal dan pasti enak jika aku kulum. Aku rindu mengulum bibir itu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.