Devil's Fruit (21+)

Kunjungan Tiap Malam



Kunjungan Tiap Malam

0Fruit 124: Kunjungan Tiap Malam     

Berkat kegigihan usaha dan perjuangan Dante, dia berhasil membunuh hewan elemen sebanyak tiga ekor hari itu. Dan dia beruntung karena salah satunya adalah hewan elemen petir. Meski hanya berelemen petir kuning, Dante tetap puas.     

Ia mengacungkan Pedang Rogard-nya ke hewan elemen petir kuning tadi untuk diserap oleh pedang besar miliknya sehingga kekuatan sang pedang bisa makin besar.     

"Rogard."     

"Ya, Tuan?"     

Mereka duduk di sebuah batu di alam ciptaan Djanh untuk beristirahat. "Apakah jika kau terus menyerap energi petir lain, kau akan makin kuat dan levelmu akan naik menjadi petir putih?" Dante sangat penasaran akan hal itu.     

Ia berharap Pedang Rogard-nya bisa berevolusi menjadi petir putih. Itu artinya ia memiliki pedang petir yang tak tertandingi selama dia tidak bertemu petir hitam yang legendaris.     

"Mhh... mengenai itu... saya tidak berani menjamin apa-apa, Tuan. Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi." Suara berat Rogard bergema di kepala Dante.     

"Dante~" Terdengar suara di telinganya. Andrea menghubungi dia melalui anting-anting komunikasi.     

Dante menekan pelan anting-anting itu untuk membalas. "Ada apa?"     

"Apa kau butuh Pil Inti? Aku akan keluar untuk berikan padamu! Atau kau butuh makan? Ini sudah sore, tentu kau kelaparan daritadi, ya kan?" Suara Andrea terdengar cemas.     

"Tak usah. Aku segera kembali ke Cosmo. Tadi aku sudah makan daging binatang yang aku bunuh."     

Andrea hening sejenak, dan akhirnya muncul lagi suaranya. "Oh iya, aku lupa kamu tuh Nephilim yang bisa makan bangkai, hihi..."     

"Kau!" Dante ingin mengomel tapi sepertinya Andrea takkan menggubris. "Huh!" Ia hanya bisa mendengus keras meluapkan kekesalannya atas ejekan Andrea.     

"Cepat pulang sini, aku sudah masak Daging Balado. Enak dan bergizi!" bujuk Andrea dari alam Cosmo.     

"Hm, kau ini sudah bawel seperti seorang istri saja!" sungut Dante.     

Andrea terdiam di ujung sana. Dante juga akhirnya menyadari akan ucapannya sendiri.     

"Tsk! Iya, iya! Aku pulang!"     

"Hihi... nah begitu kan namanya suami yang baik..."     

Dante nyaris tersedak salivanya sendiri gara-gara kalimat Andrea.     

Sesampainya di alam Cosmo, Dante berlagak dingin dan datar seolah tak ada pembicaraan absurd beberapa menit silam antara dia dan Andrea melalui anting-anting.     

Bersamaan dengan memerahnya langit, mereka berdua duduk berhadapan dan makan malam dengan masakan yang sudah disediakan Andrea.     

Malam itu, Dante tidak 'diganggu' oleh Andrea. Mungkin karena gadis Cambion itu tidak kelelahan sampai nyaris mati makanya tidak membutuhkan 'asupan' bergizi dari Dante.     

Dante bisa tidur nyenyak sampai paginya dan bangun dengan tubuh segar.     

----------     

Seiring waktu berlalu, Andrea makin kuat dan mahir mengendalikan kekuatan pikiran dia. Dia sekarang bisa lebih cepat membuat para Beast tak berdaya dan jatuh tertidur. Hal ini mempersingkat waktu bertarung mereka berdua.     

Meski itu menguntungkan bagi Andrea dan Dante, namun tingkat konsumsi energi yang dikeluarkan Andrea juga cukup besar. Dia akan menelan Pil Inti untuk memunculkan energi baru dan bisa bertarung lagi segera sesudahnya.     

Makin banyak Beast elemen yang mereka basmi, makin banyak pula mereka mendapatkan inti kristal, sehingga Andrea bisa terus memproduksi Pil Inti sebagai stok energi mereka.     

Selama perjalanan mereka pun Dante beruntung bertemu beberapa hewan berelemen petir yang dengan sukacita diserap oleh Pedang Rogard agar pedang besar itu makin kuat dan tirani saat bertarung.     

Walaupun sudah mempunyai banyak Pil Inti, Andrea masih juga sering mendatangi Dante ketika malam hari mereka sama-sama lelap. Andrea beralasan dia enggan makan Pil Inti di malam hari menjelang tidur karena itu pemborosan yang berlebihan.     

Oleh karena itu, Dante hanya bisa pasrah jika hampir tiap malam dia harus merelakan cairan sperma hangat berharga milik dia harus diserahkan ke Andrea dengan berbagai cara.     

Biasanya, Andrea akan menyediakan makanan pemulih stamina keesokan harinya, dan bahkan dia akan bersedia keluar sendirian untuk bertarung dengan Beast dan menyuruh Dante untuk tetap di dalam pondok saja menunggu dia sembari memulihkan stamina.     

"Kamu jaga rumah saja, yah Dante ganteng. Biar aku yang kerja di luar. Gimana, aku istri yang sangat terpuji, kan? Hihi!" Andrea kadang menggoda begitu ke Dante sebelum melesat keluar dari alam Cosmo.     

Andrea juga tidak membuta dalam bertarung. Jika dia merasa dia tidak bisa menangani Beast yang dia jumpai, dia akan lari masuk ke alam Cosmo untuk sementara waktu sambil menunggu Beast itu pergi dan dia akan keluar lagi mencari Beast lainnya.     

Dengan menggunakan tenaga Sniffer yang bisa mengendus aura binatang dalam jarak radius ratusan kilometer, itu sangat memudahkan Andrea dalam mempersiapkan diri dan kini tenaga Sniffer dia juga mulai berkembang dengan kemampuan menganalisa tingkat kekuatan Beast yang masuk dalam jangkauan radar dia.     

Makin hari, Andrea makin kuat. Ketrampilan bertarungnya makin cakap, tak kalah dengan Dante yang lelaki. Dia banyak menumbuhkan kekuatan-kekuatan baru dari evolusi kekuatan lamanya. Meski itu berarti dia akan kehabisan energi setiap pulang dari bertempur.     

Namun, Andrea tidak pernah kuatir.     

"Kan ada kamu, Dante... makanya aku tidak cemas kalau tepar malam hari, hehe..." ungkap Andrea setiap Dante menanyakan kenapa Andrea menghabiskan tenaga untuk bertempur seharian penuh dan pulang dalam kondisi lunglai.     

Dante hanya bisa menggertakkan gigi setiap melihat Andrea pulang dalam keadaan loyo. Itu artinya dia harus bersiap-siap jika malam nanti Andrea akan menyambangi dia dalam mimpi untuk meminta asupan gizi.     

Sekarang, Dante justru lebih banyak bersantai di alam Cosmo daripada di luar. Itu karena Andrea kerap mengambil jatah gizi ke Dante hampir tiap malam.     

Sekali lagi, Dante tidak keberatan. Ini bagai... win-win solution bagi keduanya, meski dia takkan memberitahu Andrea mengenai pemikirannya itu. Di luar, dia akan kesal setiap Andrea selesai menguras spermanya, namun sebenarnya dia juga senang karena dia bisa berintim-intim dengan Andrea.     

Di alam mimpi, rasanya bagai di dunia nyata. Benar-benar seperti realita, makanya Dante sebenarnya tidak keberatan mengenai pengurasan oleh Andrea.     

Hanya di alam mimpi Dante bisa puas memperlakukan Andrea sesuai kemauan dia. Dia bisa bebas melampiaskan segala hasrat terpendam dia pada Andrea yang takkan mungkin ia dapatkan di alam nyata.     

Hanya, akhir-akhir ini Andrea lebih sering mendatangi Dante hanya untuk melakukan blow job saja. Kadang Dante kesal karena ia sudah ejakulasi ketika ia ingin menindih Andrea.     

Suatu malam, Dante ingin berintim-intim dengan cara yang sebenar-benarnya dengan Andrea setelah beberapa kali dia hanya memperoleh blow job saja. Ia rindu menindih Andrea, rindu menghentakkan penisnya dalam-dalam ke liang hangat Andrea.     

Maka, malam ini setelah ia yakin Andrea kelelahan dan pasti akan mendatangi dia dalam mimpi, Dante sudah menetapkan dia harus mendapatkan Andrea seutuhnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.