Devil's Fruit (21+)

Aku Pasti Akan Bertanggung Jawab



Aku Pasti Akan Bertanggung Jawab

0Fruit 123: Aku Pasti Akan Bertanggung Jawab     

Paginya, Dante bangun dengan tubuh lemas. Ia tak tau sudah berapa kali ejakulasi semalam di alam mimpi. Ia hanya teringat hitungan terakhir yang sempat ia tau adalah lima.     

"Shit! Iblis itu!" geram Dante sambil susah payah bangun dari ranjangnya.     

Meski mengumpat seperti apapun, ia tak bisa lagi menyalahkan Andrea karena ini juga yang dia inginkan, meski efeknya adalah tubuh loyo sesudah semua selesai.     

Bertemu dengan Andrea di meja makan yang juga menjadi meja santai tempat mereka biasa mengobrol, gadis itu tersenyum secerah mentari.     

'Ya, ya, kau bisa enteng tersenyum selebar itu karena sudah mendapatkan tenaga baru dariku. Sedangkan aku?!' batin Dante agak kesal meski tak bisa berbuat apa-apa.     

"Dante pengin sarapan apa? Aku sudah buatkan Oseng Daging dan Jamur. Ah, aku juga sudah membuat jus darah ular kobra untukmu yang bermanfaat untuk menaikkan stamina kamu." Andrea menyodorkan segelas jus berwarna merah gelap. "Kan kamu... um... pasti agak lemas pagi ini, kan?" Dia agak takut-takut melirik Dante.     

"Agak lemas?" Dante menaikkan suara. "Kau bilang agak lemas?!"     

Andrea meringis canggung sekaligus takut jika amarah Dante mulai keluar. "A-aku tidak sengaja! Itu... itu beneran refleks!" Ia tau, Dante sedang kesal karena peristiwa semalam di alam mimpi. Menerima delapan kali semburan air mani dari Dante, itu sungguh melonjakkan energinya di pagi ini.     

Untung saja Dante bukan manusia biasa, atau dia bisa mati kering.     

"Ya, ya, kau tidak sengaja! Seperti biasanya, tidak sengaja!" sindir Dante kesal sambil meminum darah ular kobra yang mereka kalahkan tiga hari lalu. Dahinya mengernyit merasakan darah itu di lidahnya, namun ia tak peduli dan terus meneguk meski tidak langsung menghabiskan semuanya.     

"Aku... aku kebetulan kehabisan Pil Inti. Kau tau sendiri, kan bagaimana akhir-akhir ini kita sering kelelahan saat melawan para binatang elemen..." Andrea masih melirik takut-takut sambil ketuk-ketukkan ujung kedua telunjuknya satu sama lain, menggemaskan bagai loli anime.     

Dante menatap tajam ke Andrea yang bersikap takut-takut namun menggemaskan. Ia tak bisa berbuat apapun selain mendengus keras dan meneruskan minum darah ular hingga habis satu gelas, kemudian ia mengambil sepiring oseng daging dan jamur yang sudah disiapkan Andrea.     

Mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi. Tak mungkin dikembalikan. Maka, yang bisa dia lakukan hanya menatap ketus ke Andrea sambil berkata, "Kau harus terus bertanggung jawab pada kebutuhan pemulihan staminaku jika memang kau sudah merugikan aku!"     

Itu bisa diartikan, Dante tidak lagi mempermasalahkan pengambilan air mani dia dalam mimpi oleh Andrea, asalkan gadis itu menyediakan sesuatu untuk Dante bisa memulihkan staminanya.     

Mata Andrea berbinar senang sekaligus lega mendengar kalimat Dante. "Kyaaa! Makasih, Dante! Kau memang lelaki baik!" Ia secara impulsif memeluk Dante.     

Pria Nephilim terkejut mendapatkan sikap tiba-tiba Andrea tersebut. "Hei, hei... apa kau mau dada bengkakmu itu tertusuk garpu di tanganku, heh?"     

Andrea lekas lepaskan pelukannya dan menjauh dari Dante seraya mengerucutkan bibirnya. "Dih! Dada bengkak apanya? Ini kan yang biasa kamu remas-remas gemas kalau sedang... anuh." Andrea malu-malu menyebutkan yang terakhir.     

"Hmh!" dengus Dante dan terus melanjutkan acara makannya.     

"Iya, iya, Dante~ aku pasti ganti stamina kamu, kok! Aku ini kan wanita yang selalu bertanggung jawab! Kau harus tau itu!" Andrea senyum cemerlang dan melepas celemeknya. "Aku mo mandi dulu, yah! Jangan ngintip!"     

Lalu, tanpa menggubris respon Dante, Andrea melangkah ke kamarnya, bersiap masuk ke kamar mandi.     

Dante mendengus lagi lalu meneruskan makan.     

Hari ini, Andrea sibuk membuat Pil Inti. Seharian, mereka hanya berada di alam Cosmo saja. Andrea berkutat dengan Pil Inti, sedangkan Dante bersantai sembari menunggu staminanya kembali.     

"Andrea, pastikan kau membuat banyak pil!" seru Dante dari luar pondok. Ia akan menuju ke kolam khusus untuk berendam.     

"Iya, iya, aku tau!" balas Andrea dari dalam pondok.     

Dante pun mulai berjalan ke kolam dan melepas semua pakaiannya sebelum masuk ke kolam jernih yang panas. Berendam satu jam sudah mampu membuat tubuhnya rileks dan dia bisa merasakan energi baru tumbuh di dalam dirinya. Itu efek dari darah dan oseng daging ular yang dia konsumsi sebelumnya.     

Air kolam misterius ini juga mampu meningkatkan efek dari apa yang dia konsumsi. Maka, tidak berlebihan jika setelah dia naik dari kolam, tenaganya sudah pulih kembali dan penuh vitalitas. Bahkan dia siap jika musti bertarung dengan binatang saat ini juga.     

Ia masuk ke pondok dan menemui Andrea yang sibuk membuat Pil Inti di ruang makan. "Hei bocah, kalau aku kelaur dari alam Cosmo sendiri, apakah aku bisa kembali lagi ke sini meski tak membawamu?"     

Andrea melirik Dante sekilas. "Sebentar." Ia butuh konsentrasi untuk menuntaskan langkah terakhir dari pembuatan pil. Setelah muncul pil padat sebanyak dua puluh biji, Andrea menggiring pil-pil tadi ke piring yang sudah dia siapkan sebelumnya. "Oke, gimana tadi pertanyaanmu?" Ia mengelap keringat di dahinya.     

"Kalau aku keluar dari sini tanpamu, apakah aku bisa kembali ke sini lagi?" Dante terpaksa mengulang.     

Andrea mengangguk. "Sepertinya bisa. Kenapa? Kau ingin keluar sendiri?"     

"Hanya memastikan. Dan ya, sepertinya aku ingin mencoba."     

"Ya sudah, keluarlah." Andrea hati-hati memasukkan pil-pil buatannya ke dalam sebuah wadah kecil untuk ditaruh di Cincin RingGo. "Tapi... berjanjilah untuk lekas lari ke sini kalau kau bertemu binatang elemen yang kau tak sanggup atasi sendiri."     

"Hm." Dante pun balik kanan dan melangkah keluar dari pondok. Dia ingin berkelana sendiri untuk mencari Beast sekaligus untuk menaikkan kemampuan bertarungnya.     

"Eh, tunggu, Dan!" Andrea mengejar Dante yang sudah di luar pondok.     

Dante berbalik. "Ada apa?"     

Andrea melepas salah satu antingnya dan memberikan ke Dante. "Pakai ini, yah!"     

"Apa ini?" Dante menatap curiga.     

"Ini anting-anting."     

"Aku tau ini anting-anting. Tapi untuk apa kau berikan padaku?"     

"Agar kita bisa berkomunikasi. Siapa tau jika satu alam, akan bisa saling komunikasi. Coba pakai, gih! Sepertinya salah satu telingamu ada lubang bekas tindik, ya kan?" Andrea mengamati telinga kanan Dante.     

"Hm." Itu adalah jawaban pengganti 'ya' dari Tuan Nephilim. Lalu ia mengambil anting berwarna merah dari tangan Andrea dan memasangnya di telinga kanannya.     

"Coba kamu jauhan dikit, lalu tekan anting itu sambil memikirkan aku dan bicara padaku."     

Dante melangkah sejauh lima meter dan mencoba apa yang disarankan Andrea. Ternyata bisa. Andrea senang sekali.     

"Dante, coba kamu keluar dari Cosmo dan coba apa kita bisa komunikasi!"     

"Hm."     

Dante dengan pikirannya pun berhasil keluar dari Cosmo lalu dia menekan anting merah milik Andrea dan berbicara ke Andrea. "Hei bocah Iblis, kau dengar aku?"     

"Dante! Jangan sebut aku Iblis! Urrghh!" Terdengar suara Andrea dari anting tersebut. Satu sudut mulut Dante terangkat ketika mendengar Andrea kesal.     

Dengan begitu, Dante pun berkelana ke arah yang belum pernah mereka rambah, siap menghadapi binatang elemen yang nanti akan dia jumpai. Semoga binatang itu berelemen petir. Itu harapan Dante.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.