Devil's Fruit (21+)

Baju Musim Dingin



Baju Musim Dingin

0Fruit 128: Baju Musim Dingin     

Hari berikutnya, Andrea dan Dante keluar bersama dari alam Cosmo dan siap untuk bertempur di alam ciptaan Pangeran Djanh.     

Gulungan kuno mengarahkan mereka ke suatu tempat yang ternyata adalah sebuah padang salju. Dunia mendadak menjadi musim dingin di sana.     

"Ya ampun-piiippp dinginnya! Djanh-piiipp itu kagak kasi tau kalau ada musim dingin segala! Hrgh!" Andrea kesal karena dia tidak siap pakaian musim dingin. Saat ini dia memakai rok mini dan atasan sebatas bawah dada yang semuanya berwarna shock pink bergaris putih. Itu adalah hasil dari bulu hamster sebelumnya.     

Sepatu Andrea juga hanya ankle-boot saja karena dia tidak menyangka akan di bawa ke dunia winter. Karuan saja dia menggigil sambil memeluk tubuh dan mengusap-usap lengan telanjangnya yang sudah dingin.     

Dante melirik Andrea. Andai itu di mimpi, mungkin dia tak sungkan-sungkan untuk memeluk Andrea dan menawarkan kehangatan. Tapi ini bukan alam mimpi. Dia takkan sudi melakukan itu. "Heh bocah, bukannya kau ini punya elemen api di tubuhmu? Gunakan itu, bodoh!"     

Andrea termangu sesaat sebelum senyum lebarnya muncul. "Ahh~ Dante pinter!" Ia menepuk-nepuk pipi Dante. "Suami yang pinter!"     

Wajah Dante suram seketika.     

Setelah saran kilat dari Dante, Andrea segera memunculkan api untuk menyelubungi seluruh tubuhnya. "Ahh~ enaknya. Jadi hangat. Dante mau?"     

"Tidak!" jawab pria itu cepat dan berjalan meninggalkan Andrea yang tubuhnya diselimuti selubung tipis warna merah.     

"Eh! Tunggu dulu Dante-piiipp!" Andrea bergegas menyusul.     

Dante menggertakkan gigi mendengar ada piip di kalimat Andrea, menandakan dia baru saja dimaki si Gadis Cambion.     

"Dan, ada beast!" seru Andrea.     

Dante segera saja bersikap waspada. Di depan mereka memang tidak ada apapun selain hamparan putih dari salju. Namun, dia paham tenaga Sniffer Andrea sudah mendeteksi adanya lawan di radius ratusan kilometer. "Berbahaya?"     

Andrea merenung sejenak sambil perkuat Sniffer dia. "Ungh~ besar, sih. Kayaknya beruang. Mungkin aja itu beruang es! Wihiii~ bulunya kan tebal banget, tuh! Bakalan bisa jadi mantel keren! Wuaahh!"     

Pria Nephilim hembuskan napas kesal. Andrea bukannya ketakutan tapi justru girang karena membayangkan mengenai baju yang akan dihasilkan sebentar lagi. Dasar perempuan, rutuk batin Dante tanpa diucapkan.     

Mereka berdua kembali meneruskan langkah, bersiap menuju ke hewan yang Andrea deteksi. Bagi mereka, sekuat apapun lawan yang akan mereka jumpai, mereka tidak perlu menghindar. Cukup melarikan diri ke alam Cosmo andaikan mereka sudah dibatas lelah dan tak sanggup membunuh hewan dalam pertarungan.     

Andrea kali ini patut lega karena kemarin sudah membuat banyak Pil Inti dari para hamster. Setidaknya jika memang mereka akan melawan beruang kali ini, puluhan Pil Inti di RingGo takkan langsung habis untuk mensuplai tenaga mereka berdua.     

"Roaaarhhh!"     

Akhirnya mereka bertemu juga dengan beruang itu. Hewan ganas tersebut keluar dari lubang di bawah yang sepertinya ini merupakan sungai es. Di cakar beruang, tertancap seekor ikan. Hewan itu baru saja berburu.     

Andrea dan Dante memasang kuda-kuda, bersiap untuk pertempuran. Tubuh beruang itu sangat besar. Mungkin tiga kali lipat tubuh normal beruang kutub biasa.     

"Dia punya elemen es. Biar aku aja yang hadapi, Dan!" Andrea menerjang maju sebelum beruang itu memulai serangannya. Andrea melonjak ke udara sambil memunculkan busur cahaya yang dia beri nama Sparrow dan ia menciptakan panah cahaya dari api Cero yang ganas.     

Ziing! Ziiing! Ziiing!     

Panah api Cero meluncur cepat ke beberapa titik di tubuh Beruang Kutub Raksasa. Namun, serangan panah Cero Andrea diblokir oleh perisai es dari si beruang. Keduanya bertabrakan dan menyebabkan perisai itu meleleh menjadi air dan api Cero pun padam.     

"Wow!" Andrea berseru. "Wow sekali perisai es bocah gede ini!"     

Dante hanya berdiri mengamati dari belakang Andrea. Dua tangan dia silangkan ke dada, antara berusaha tampil cool dan kedinginan. Tapi apa dia sudi untuk jujur ke Andrea bahwa dia nyaris membeku? NO WAY adalah jawabannya.     

"Aku akan menunggumu di Cosmo!" teriak Dante segera dan detik berikutnya, dia sudah menghilang sebelum dia berubah jadi patung es dan akan membuat dia malu sampai ke DNA.     

"Hah?" Andrea menoleh ke belakang dan tertegun karena Dante sudah tak ada lagi. Karena dia sedang di tengah pertempuran, Andrea tidak lagi menggubris Dante.     

Di Alam Cosmo, Dante sudah berlari ke kolam panas dan menceburkan diri di sana. Tubuhnya segera mengeluarkan asap dingin begitu ia sudah di dalam kolam. Bahkan dia masuk bersama pakaian lengkap dia saking tak sabar dan tak bisa menahan dingin lebih lama.     

"Haahh~" Hela napas lega Dante keluar tanpa malu-malu sembari dia terpejam bagai selesai menuntaskan hajat penting. Andai Andrea menyaksikan muka Dante saat ini, gadis itu pasti akan tertawa keras meledek Dante.     

Satu jam dia berendam di kolam panas. Ia yakin Andrea akan mampu menangani beruang es tadi. Toh, elemen petir dia takkan seefektif energi api Andrea untuk melawan si beruang raksasa.     

"Ampun deh, Dante! Bini susah payah tarung, kamu malah enak-enakan berendam ala sauna di sini!" Tiba-tiba Andrea sudah berada di belakang Dante.     

Pria Nephilim itu hanya menoleh sedikit tanpa bermaksud melihat wajah Andrea. "Sebagai majikan, aku cukup membiarkanmu bertarung dengan beruang itu, dan aku bisa bersantai sejenak."     

"Ma-majikan?!" Andrea geram. "Majikan-piiippp! Aku capek-capek ngelawan tuh beruang, kamu malah asik di sini!" Dia mengomel sambil tinjunya mengacung ke Dante meski lelaki itu tidak menggubris dan bahkan tidak mau repot-repot menatap Andrea.     

"Hm."     

"Oh!" seru Andrea bagai menemukan sesuatu. "Jangan-jangan... kau kedinginan, yah?" Nada suara Andrea langsung berubah menjadi nada menggoda. "Ya, kan?" Karena kesal tidak digubris Dante, Andrea mendorong kepala Dante dari belakang menggunakan satu kakinya.     

"Hei! Kau!" Dante mau tak mau menoleh ke belakang karena kesal kepalanya dihentak-hentak kaki Andrea meski tidak keras. "Kurang ajar sekali kau pada majikanmu!"     

Andrea balik badan dan melenggang pergi. "Cih! Majikan-piipp!" Ia menoleh ke belakang sambil menepuk pantatnya sendiri di bawah tatapan Dante, lalu julurkan lidahnya mengejek Dante. "Kedinginan aja sok-sokan kabur alasan majikan, wahahaha!"     

"Kau!" Dante super kesal diledek tepat pada sasaran.     

Siang itu, Andrea membuat pakaian bentuk mantel dari bulu beruang kutub. Kulit bulu beruang kutub tadi memang lebih tebal daripada kulit bulu beruang biasanya. Ini cocok untuk dipakai mereka sebagai penghangat tubuh ketika berada di alam ciptaan Djanh yang sedang memasuki musim dingin.     

Karena Andrea terbiasa melihat sang Oma yang bekerja sebagai penjahit, dia bisa menerapkan ilmu dari Oma untuk keadaan darurat tersebut. Akhirnya, menjelang petang, sebuah mantel pun jadi. Mantel berwarna putih susu itu panjangnya hanya setengah paha. Dia membuat dua.     

Selain membuat mantel, Andrea juga membuat celana panjang untuk dia dan Dante dari kulit bulu beruang biasa. Memang terpaksa karena hanya ada satu beruang kutub saja saat ini. Setidaknya, itu sudah jauh lebih baik ketimbang celana pendek atau rok mini yang biasa mereka kenakan di hari sebelumnya.     

Proses memurnikan kulit bulu beruang kutub yang sangat tebal cukup menguras habis tenaga Andrea. Ia menaruh pakaian musim dingin buatannya di kursi ruang depan dengan penuh bangga, lalu makan malam bersama Dante sebelum tertidur karena lelah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.