Devil's Fruit (21+)

Biarkan Aku Mengurusmu



Biarkan Aku Mengurusmu

0Fruit 143: Biarkan Aku Mengurusmu     

Kedekatan Andrea dengan Sabrina kian terasa satu sama lain. Bahkan, hari ini Andrea mulai menjelajah alam ciptaan Djanh dengan menunggangi Sabrina. Dante yang berjalan di sampingnya merasa senang sekaligus iri.     

Dante senang karena itu berarti ada yang melindungi Andrea. Dan iri karena dia juga ingin peliharaan seperti itu. Dengan sekali lirik, Andrea bisa mengetahui Dante ingin memiliki peliharaan. Oleh karena itu, Andrea berharap mereka menemukan Beast yang cocok untuk Dante.     

Sudah beberapa hari ini mereka hanya bertemu Beast elemen biasa. Andrea selalu menangkap tatapan mendamba Dante jika dia tengah bersama Sabrina.     

Sabrina selain sebagai pelindung, juga merupakan kekuatan bantuan bagi Andrea. Sama seperti Rogard bagi Dante. Sebenarnya Andrea bisa saja mengatakan pada Dante bahwa Dante beruntung memiliki Pedang seperti Rogard, karena Andrea mengidamkan memiliki pedang untuk dirinya sendiri.     

Andrea ingin tampil seperti jagoan wanita Xena. Atau Wonder Woman. Mereka terlihat gagah sekali dengan pedang di tangan mereka. Namun, apa daya, Andrea tidak punya pedang.     

"Eh!" Andrea tiba-tiba tersentak kecil di punggung Sabrina.     

"Kenapa?" Dante ikut berhenti seperti Sabrina. "Kau menemukan Beast?"     

"Hu-um." Andrea mengangguk. "Coba, deh Dan, kamu ke arah sana." Ia menunjuk sebuah arah di kanan mereka.     

"Aku ke sana sendiri?" Dante mengernyitkan dahi.     

"Kan kamu ada Rogard." Andrea berikan alasan sambil tersenyum simpul. "Aku mo santai-santai aja di belakang kamu ama Sabrina."     

"Hm, ya sudah." Dante melesat maju lebih dahulu ke arah yang disarankan Andrea sembari Sabrina ikut lari di belakangnya. Andrea tidak melupakan aturan alam ini yang mengharuskan mereka tidak boleh terpisah sejauh seratus meter.     

Dante tiba di lokasi lebih dulu, dan matanya membola ketika melihat seekor Beast di depannya.     

Singa besar jantan berwarna hitam pekat dengan surai warna keemasan. Ujung ekornya juga keemasan. Sangat cantik. Dante terpana.     

Terlebih-lebih, singa hitam itu memiliki elemen petir. Tidak tanggung-tanggung, itu adalah elemen petir berwarna putih yang langka!     

Andrea sudah di belakang Dante sambil duduk di punggung Sabrina. Ia tersenyum. "Cantik, yah! Coba itu jadi hewan peliharaan kamu, Dan..."     

Sedikit kalimat dari Andrea mampu menyengat otak Dante dan berlanjut menyengat jiwanya. Dante menatap Andrea. Apakah gadis itu sengaja mengarahkan dia ke lokasi singa hitam di depannya itu?     

Singa itu terlihat kurus bagai kurang terawat. Andrea turun dari Sabrina dan mendekat ke Dante. "Bawa aku mendekati dia, kita terbang aja, Dan."     

Dante mengangguk paham dan lekas memeluk pinggang Andrea dengan tangan kirinya dan mereka mulai terbang ke arah singa hitam bersurai emas.     

Singa itu mendadak siaga dan mulai melancarkan petir putih ke arah Dante yang sedang menggamit pinggang Andrea di udara. Dia lekas berkelit tanpa membalas serangan singa itu.     

Andrea pejamkan mata sejenak sambil menggenggam liontin merah di Kalung Jiwa. "Singa, jangan menyerang. Kami bukan musuhmu." Dia berbicara dengan singa menggunakan telepati.     

Singa mengaum sambil kibaskan surainya dan bermaksud melompat menerjang Dante dan Andrea yang melayang sambil ia semburkan lonjakan petir putih dari moncongnya.     

Sekali lagi Dante berkelit. Bahkan dia tidak memperbolehkan Rogard keluar.     

"Tuan Singa, kami tidak ingin mencelakaimu. Tolong berhenti menyerang kami," ucap Andrea secara telepati ke Singa. Ia memilih menggunakan cara komunikasi ketimbang melumpuhkan singa dengan pengendali pikiran.     

Singa hitam mengaum seolah menolak. Karena serangannya selalu dielak oleh Dante, maka ia pun memilih untuk kabur. Dante mengejarnya, namun sang singa begitu cepat bagai kilat.     

Mereka kehilangan jejaknya.     

Andrea mencoba mendeteksi menggunakan Sniffer. "Arah sana, Dan!" Ia menunjuk sebuah arah. "Sabrina, ayo!" Ia memanggil macan peliharaannya untuk berlari mengikuti dia dan Dante.     

Sniffer Andrea terus melacak lokasi Singa Hitam Surai Emas. Dante terbang mengikuti arahan Andrea.     

"Oh no!"     

"Kenapa, Andrea? Ada apa?"     

"Singa kamu kejebak di suatu gerombolan." Andrea menjawab.     

"Gerombolan apa?" Dante memacu terbangnya sambil membawa Andrea yang masih terpejam untuk fokus pada Sniffer-nya.     

"Ini gak bagus."     

"Andrea, cepat katakan, ada apa?"     

Andrea tak menjawab Dante dan hanya bisa menggeleng.     

Tak berapa lama, keduanya bersama Sabrina menemukan lokasi singa hitam. Binatang cantik itu sedang dikelilingi gerombolan Hyena yang berjumlah puluhan. Mungkin tujuh puluh pun ada.     

Singa hitam terlihat terpojok dengan serangan bertubi-tubi kelompok Hyena yang bergantian menyerangnya menggunakan kekuatan elemen angin.     

Pantas saja si singa terpojok. Elemen petir singa lemah terhadap elemen angin. Ditambah, singa adalah musuh bebuyutan hyena. Kedua jenis ini secara alami akan bertarung sengit jika bertemu.     

Andrea minta diturunkan. Dia berencana akan melawan gerombolan hyena bersama Sabrina. Mereka memiliki elemen api yang akan mengungguli para hyena angin itu, sedangkan Dante bisa menyelamatkan si singa yang mulai berdarah-darah tak berdaya.     

Andrea melonjak ke udara sebelum akhirnya mendarat di sisi Sabrina dan keduanya mulai menyerbu kawanan hyena. Daerah itu berubah menjadi padang api, melelehkan salju di tanah dan juga mulai membuat hyena panik.     

Dengan penguasaan Cero yang baik dari Andrea, dia menyemburkan api Cero-nya mengelilingi area di mana hyena berada setelah Dante berhasil menggotong keluar singa hitam dari area pertempuran dibantu Rogard yang dipanggil.     

Andrea lebih mudah membinasakan para hyena setelah dia melingkari area hyena menggunakan api Cero. Ia dan Sabrina berubah menjadi dewi kematian bagi puluhan hyena yang mencoba melawan mati-matian.     

Dalam kurun waktu tak ada setengah jam, Andrea dan Sabrina berhasil menghabisi para hyena. Hewan buas musuh bebuyutan singa itu sebenarnya hewan yang licik dan sekaligus pengecut. Mereka selalu menyerang secara gerombolan dan berniat membunuh dan memangsa singa hitam seandainya Andrea dan yang lainnya tidak mengganggu.     

Karena mengetahui kekuatan api Andrea, para hyena yang pengecut berniat melarikan diri. Namun, sayang sekali rencana mereka dibubarkan Andrea yang mengepung tempat menggunakan api Cero.     

Setelah para hyena dipanen jiwanya oleh Andrea dan Sabrina, gadis Cambion segera memadamkan pagar api Cero yang dia ciptakan tadi.     

"Saatnya panen!" Mata Andrea berbinar melihat mayat-mayat setengah hangus hyena yang bergelimpangan di tanah. Ia melirik ke Dante yang sedang mengamankan singa hitam tak jauh dari sana. "Dante, apa kalian oke?"     

"Ya!" seru Dante.     

Rogard maju ke arah singa hitam yang terkulai lemas di tanah. Jiwa pedang berwujud manusia itu menatap angkuh penuh aroma intimidasi ke singa. "Kau tau, aku bisa dengan mudah menyerap energi petirmu, terlebih itu petir putih yang aku cari-cari." Rogard tidak menggunakan sebutan sopan ke singa.     

Singa hitam menatap tak berdaya ke arah Rogard yang berdiri menjulang di hadapannya. Ia menggeram lemah, bahkan tak sanggup untuk mengeluarkan petirnya. Mendadak singa itu bergidik ngeri karena tau Rogard ternyata bisa menyerap energi petir yang dia punyai.     

"Rogard, jangan takut-takuti dia." Dante berkata ke pedangnya yang berdiri arogan di depan singa memberikan nuansa dominasi.     

"Maaf, Tuan, saya hanya ingin singa ini sedikit tau diri," sahut Rogard seraya menunduk hormat ke Dante. Kemudian dia kembali bicara ke singa hitam. "Apakah kau masih menolak untuk mengakui Tuanku?"     

Singa itu menatap Rogard dan Dante bergantian, lalu mengaum lirih. Dante tak paham apa yang diucapkan singa. Hanya Rogard yang bisa mengerti bahasa hewan itu.     

"Jangan kau pikir kau akan bisa lepas begitu saja setelah ini, singa. Tuanku dan Nona bermaksud baik mengambilmu sebagai peliharaan. Itu artinya kau akan dirawat dan diurus. Apa menurutmu itu bukan hal baik untukmu yang lemah ini?" Rogard benar-benar berikan dominasi dan tekanan pada si singa.     

Tak berapa lama, Andrea datang bersama Sabrina setelah menuai banyak inti kristal dari para hyena. "Singa gagah, jangan kuatir, kami akan merawat kamu jika kau bersedia ikut kami." Andrea berjongkok di depan singa.     

"Dia sudah bersedia," ucap Rogard yang diangguki Andrea setelah singa itu menggeram kecil sekali lagi. "Tuan, Anda bisa membuat kontrak dengannya. Gunakan kontrak darah."     

Dante menghela napas lega. "Baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.