Devil's Fruit (21+)

Berjuanglah Bersamaku!



Berjuanglah Bersamaku!

0Fruit 218: Berjuanglah Bersamaku!     

Andrea bingung. Andrea panik. Andrea tak paham kenapa pil obat anti racun tingkat sempurna dia tidak bereaksi secepat biasanya dalam insiden ini. Ia menatap Rogard yang juga ikut panik memeriksa Dante.      

Sedangkan yang lain hanya bisa berdiri di sekeliling tanpa tau harus berbuat apa selain hanya melihat dan mengamati sambil berwajah cemas.      

"Nona, denyut nadinya kacau." Rogard baru saja memeriksa denyut nadi Dante dan memang tidak teratur. Sesuai dengan ucapannya, itu memang kacau. Kadang berdenyut cepat sekali, kadang tiba-tiba lambat dan kemudian kembali cepat tanpa bisa diprediksi.      

Andrea meraung kesal jika dihadapkan pada situasi seperti ini lagi. Apakah dia harus menghisap keluar racun di tubuh Dante menggunakan kekuatan Mossa seperti dulu?      

Baiklah, jika memang itu yang diperlukan untuk menyelamatkan Dante, maka Andrea takkan ragu-ragu lagi melakukannya.      

Dibantu oleh Rogard, Andrea melepaskan baju atas Dante dengan sekali renggut. Andrea fokuskan pikirannya ke lubang bekas kedua taring siluman ular tadi menancap di bahu Dante. Luka itu kini berubah menjijikkan dengan tepi luka seperti membentuk kawah berwarna hitam pekat dan juga mulai mengeluarkan bau sangat busuk.      

Tapi Andrea tidak perduli. Dia tidak bisa terganggu oleh itu demi menolong Dante secepatnya, karena Andrea yakin, saat ini dia sedang berkejaran waktu bersama Hades yang ingin menarik Dante ke alam dia. Andrea harus lekas merenggut Dante dulu sebelum ditarik ke dunia Hades yang mengerikan.      

"Eeeerrrrrgghhh!" Andrea pusatkan konsentrasi pada kedua lubang yang mengerikan itu di pundak Dante. Ia kerahkan seluruh tenaga Mossa dia untuk mencabut keluar cairan racun yang sudah terus menyebar ke segala penjuru tubuh Dante begitu cepat, melebihi kecepatan racun kalajengking dan jarum racun milik siluman laba-laba terdahulu.      

Srrrrtttt...     

Bisa racun siluman ular piton mulai keluar dari kedua lubang. Warnanya hitam keunguan dan baunya luar biasa busuk. Anggota kelompok Andrea lekas menutup hidung mereka karena tak tahan baunya. Kuro dan Shiro sampai harus melesat lari ke atas pohon karena mereka tidak bisa menyembunyikan hidung mereka seperti yang lain.      

Namun, Andrea yang justru berada paling dekat seakan tidak terganggu dan terus saja menarik keluar untaian bisa racun berbentuk cairan pekat hitam keunguan tersebut.      

"Ro! Dekatkan sini bambunya!" seru Andrea ketika ia sudah menarik sejumlah racun keluar. Sebelum dia melakukan Mossa, dia sempat mengeluarkan beberapa bambu raksasa yang dulu pernah dia gunakan untuk menampung air asin.      

Rogard dengan sigap mendekatkan sebuah ember bambu ke sebelah Andrea. Setelahnya, Andrea arahkan cairan pekat hitam yang dia tarik memakai Mossa ke ember bambu. Ia melakukan itu dengan tangan kanan.      

Seusai menampung racun pada ember bambu, ia langsung gunakan tangan kiri untuk meneruskan Mossa menghisap keluar racun dari pundak Dante. Seperti itu terus menerus, bergantian tangan kanan dan kiri menarik keluar cairan dan menampungnya ke ember bambu.      

Rogard tetap menyandarkan punggung Dante di dadanya, memegangi tubuh tuannya agar tetap terduduk, karena jika direbahkan, racun akan lebih cepat menjangkau ke arah jantung.      

Karena hampir seluruh tubuh Dante sudah terkontaminasi oleh racun siluman ular piton, penghisapan menggunakan Mossa ini sangat lama.      

Setiap Andrea nyaris kelelahan dan terkulai, Kyuna lekas memberikan Pil Inti yang sudah disiapkan Andrea sebelumnya dari RingGo yang dibawa keluar.      

"Kyu, pil!" teriak Andrea ketika dirinya merasa tenaganya hampir habis. Kyuna pun lekas maju untuk memasukkan Pil Inti ke mulut Andrea.      

Saat Pil Inti sudah habis, Kyuna bergegas pergi ke Pohon Energi Roh untuk memetik beberapa buah roh yang sudah matang untuk pengganti Pil Inti.      

Ini sudah melewati tiga jam lamanya dan tubuh Dante belum mengeluarkan semua racun. Masih ada beberapa bagian tubuh Tuan Nephilim yang menghitam, yang menandakan racun masih bersemayam, belum sepenuhnya bersih.      

Racun di bagian tubuh atas Dante sudah selesai dibersihkan ketika sore menjelang. Peluh di sekujur Andrea sudah dari tadi bagai sungai saking derasnya. Bahkan bajunya sudah seperti baru mandi air hujan saja karena sangat basah kuyup.      

Setiap wajah Andrea mulai pucat, Kyuna akan menjejalkan buah roh ke mulut Andrea. Sementara, yang lainnya terus menunggu di sekitar sambil harap harap cemas.      

"Nona, sepertinya tubuh atas sudah bersih." Rogard mengamati dalam sikap masih menopang duduk Dante.      

Andrea mengangguk. "Hu-um, tapi yang di bagian bawah susah dinaikkan ke atas. Aduh! Sekarang malah yang keluar darah dia!" Nona Cambion terkejut ketika tarikan Mossa dia malah menghasilkan darah milik Dante sendiri. Padahal, masih ada rona hitam racun di paha Dante.      

"Noni Putri, kalau yang tersedot adalah darah Tuan Dante, bukannya itu justru bahaya?" Kyuna ikut khawatir melihatnya.      

"Nona, sebaiknya hentikan dulu penghisapan Mossa Nona." Rogard menyarankan.      

Mau tak mau, demi tidak lebih membahayakan nyawa Dante, Andrea pun mulai menghentikan Mossa dan ia langsung duduk lemas dengan tubuh basah kuyup.      

Andrea geram melihat racun yang ada di paha dan kaki Dante masih tampak ada dari warna kulit Dante yang menghitam. "Piiiipppp! Belum beres yang bagian bawah!!!" kesal Andrea sambil menggigit dan lekas mengunyah buah roh yang disodorkan Kyuna.      

"Noni, apa sebaiknya Noni istirahat sebentar-"     

"Gak! Gak bisa! Ntar racunnya jadi naik dan menyebar, sama aja ngulang dari awal! Musti sekarang juga!" Andrea menggigit gerahamnya kuat-kuat sembari mulai benarkan duduknya yang dalam posisi berlutut, siap untuk kembali mengeluarkan racun. "Kyu, bantu aku lepas celana luar Dante!"     

Kyuna tak sempat berpikir panjang dan segera saja ia menarik celana pendek Dante dan kini sang Nephilim hanya memakai celana dalam. Tampaklah paha dan betis yang masih menghitam meski tidak sejelas tadinya, menandakan racun masih tersisa sedikit di sana.      

 "Oke, aku mulai lagi! Ro, pegang baik-baik tuan kamu! Kyu, siapkan beberapa buah roh lagi!" Ia mengeluarkan cakar elang dari dalam RingGo dan menyayat paha atas Dante sepanjang jari, tepat di atas warna hitam samar berada.      

Sebelum cairan hitam itu meluap keluar, Andrea sudah sigap menggunakan Mossa untuk menariknya keluar, sehingga untaian-untaian cairan bagai berbentuk tali pita hitam yang keluar meliuk untuk kemudian berakhir di dalam ember bambu.      

"Ayo, Dan! Buruan sadar! Ayo, berjuang ma aku!!!" teriak Andrea. Dante saat ini memang sudah tidak sadar. Namun mukanya berangsur-angsur kembali ke warna semula, tidak sepucat tadinya. Mulutnya juga sudah tidak mengeluarkan buih lagi.      

Andrea masih berjuang untuk terus mengeluarkan racun yang tersisa dari tubuh Dante. Sedangkan hari mulai beranjak ke petang. Matahari sudah mulai berwarna jingga muda. Di saat itulah semua racun di tubuh bawah sudah dikeluarkan dari tubuh Tuan Nephilim.      

Nona Cambion terduduk lemas. Namun, dia merasa aneh karena tidak ada tanda-tanda Dante akan siuman. Merasa ada yang tidak beres, ia segera bangkit berdiri, terhuyung sebentar dan mengajak Kyuna untuk keluar sejenak dari alam Cosmo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.